Oleh
Hamdi Akhsan.
I
Luka-luka itu kini telah membusuk tebarkan aroma,
Para pembenci-Mu meyakininya sebagai derma,
Sedangkan sejatinya Dajjal telah menjelma,
dan memenuhi hampir setiap rumah.
Tuhan-tuhan baru bermunculan di bumi atas nama sihir peradaban,
wajah-wajah tanpa dosa terpaku dengan layar televisi didepan,
dimana engkau wahai ayah bunda? yang miskin keteladanan,
yang ada hanya harta telah dipertuhankan .
Mesjid-mesjid-Mu kini telah kalah,
Film-film kartun menepuk dada,
dan sendi-sendi agamapun lemah,
serta pencinta-Mu pun menyerah.
II
Kekasih...
Malaikat-Mu tentu telah sampaikan apa yang terjadi pada manusia bumi,
kidung suci nan syahdu dirumah-rumah hampir tak terdengar lagi,
yang ada,kerasnya suara televisi dan berita para selebriti,
dan konon...syaitanpun menganggur lagi.
Kekasih...
inikah pertanda akhir zaman?
kala kejahatan telah menjadi tuman,
dan para pencinta-Mu terkucil tiada teman,
layu jatuh ke bumi bagaikan sekuntum mawar ditaman.
III
tadi,
kulihat seorang anak pulang dari mesjid sendiri,
katanya ayahnya belum pulang dari pergi mencari rezeki,
Sungguh,apakah tak disadari bahwa siang telah berganti malam hari ,
Serta lupa dengan segenap kewajiban yang Engkau amanahkan kepada diri.
Kadang putra-putri tercinta merasa rindu,
Bangun malam bersama ayah tercinta resapi dinginnya wudhu,
dan tatkala sang Putra sampaikan keinginan dengan wajah tertunduk malu,
Para ayah dan ibupun lemparkan jawaban dengan berbagai alasan yang tak menentu.
Semua berubah,
zamanpun telah menua,
dan kehancuran ada didepan mata,
Berturut-turut datang musibah dan petaka.
IV
Kekasih...
Tatkala dunia telah mendekati sekarat,
dan menjelang matahari terbit dari barat,
kurindukan Al Mahdi si pencinta akherat,
untuk bawa cahaya-Mu kembali semburat.
Hamba rindu...
Peradabanini akan kembali berorientasi pada kehidupan akherat,
bagaikan teguhnya iman didada kaum nuh ketika perahu mendarat di gunung ararat,
Yang dibangkitkan-Nya kesadaran setelah dilanda banjir dahsyat,
Kekasih...kami telah sekarat.
Inderalaya, 20 Desember 2010
Al Faqir
Hamdi Akhsan.
0 komentar:
Posting Komentar