187-2011. Mengapa engkau lupakan mutiaramu?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dihari ini keruntuhan peradaban besar tinggal menunggu titik-titik kematian.
Karena Pemenjaraan jiwa dalam pusaran syahwat birahi yang dipertuhankan.
Kidung ruhani yang mengawal bumi selama tujuh ratus tahun disembunyikan.
Serta jiwa yang rindukan tegaknya kebaikan dan kebenaran tak didengarkan.
Mengapa engkau lupakan mutiara indah dalam perbendaharaan.
Bagaikan seekor kambing yang terpesona dengan auman.
Dan bercita-cita untuk menjadi sang raja hutan.
Engkau tak sadar ototmu dibedakan Tuhan.
II
Dalam perenungan panjang menjelang subuh,
Mengalir keindahan untuk memahami bumi yang telah rapuh,
Mengapa tulip hanya mekar di negeri yang dinginnya membekukan tubuh.
Dan mengapa pohon kurma berjaya di tengah teriknya sahara yang tak pernah teduh.
Wahai mereka yang telah dimuliakan-Nya dengan anugrah hidayah.
Mengapa ingin kau paksa satukan dua jenis mutiara yang berbeda,
Dalam sebuah kesatuan janggal yang saling membuatnya jadi lemah.
Sedangkan engkau memiliki mutiara asli yang tak pernah berubah.
III
Peradaban yang bersendikan nafsu birahi dan Firman Ilahi tak mungkin dipersatukan.
Bila dipaksa, ia bagaikan mencampur air dengan minyak didalam nampan.
Antara karya Pencipta dan yang dicipta dan bisa dicampurkan.
Karena manusia hanyalah budak yang diciptakan.
Sesungguhnya, segala ilmu dan kebanggaan duniawi hanya titipan.
Kelak segala laku hamba sebesar debu dipertanggung jawabkan.
Di Pengadilan-Nya tiada amalan baik dan buruk akan disia-siakan.
Tinggall si hamba yang akan berakhir fana harus mempertimbangkan.
IV
Di hari ini, bumi ciptaan Ilahi berada dalam dominasi tentara syaitan dan sekutunya.
Dalam segala lini mampu menggiring manusia pada peradaban yang durhaka.
Tanpa menyadari bahwa jalan yang ditempuh makin kauh dari Allah.
Dan semua akan disesali manakala kelak hidup berakhir fana.
Padamu wahai putra zaman yang menjadi harapan umat di masa depan.
Kebanggaan dan kejayaan Peradaban bersendi agama Ilahi daku titipkan.
Tapi semuanya membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan pengorbanan.
Dan kejayaan dunawi serta surga Ilahi yang maha luaslah sebagai balasan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar