Oleh
Hamdi Akhsan
I
Seekor burung hantu tersesat ditengah gelapnya malam,
Tanpa sadar ia telah terbang jauh di rimba semakin dalam,
Matanya memandang asing ke rimba yang kini menghitam,
Rumahny a terbakar tinggalkan kayu hangus yang seram.
II
Disudut sana, seekor rusa betina menangis ratapi pasangannya yang hangus terbakar,
musnahlah sudah harapan bersama layunya bunga-bunga mekar,
bahkan harumnya udara rimba telah bertukar,
dan hewanpun menggelepar,
terkapar.
Rimba hilang!
Berganti indahnya pandang.
Kini pohon sawit telah gantikan semua batang,
Tiada lagi tempat monyet menggelayut ketika menjelang petang,
semua keseimbangan telah musnah dan bencana tiba karena hukum alam terguncang.
III
Generasi baru hanya mendengar dongeng rimba,
bagaikan zaman ini orang berkisah tentang naga,
Atau tentang Sang Raja Hutan yang telah dikudeta,
Sehingga ke kebun binatang istananya harus pindah.
Inilah kerakusan, dan bencanapun berdatangan tanpa jeda,
Banjir datang saat penghujan,hutan terbakar saat kemarau tiba,
Tentara Ilahi berupa badaipun menyapu bumi habisi apa yang ada,
Gunung meletus,gempa dan tsunami melanda negeri,namun tak sadar juga.
IV
Berita masih memuat banyaknya bayi yang dibuang karena keputusasaan ,
Pencuri Mangga yang dihukum berat karena tak punya sogokan,
Penerimaan pegawai yang menyuap dengan uang ratus jutaan,
serta orang-orang baik dan amanah yang segera disingkirkan.
Bencana terus datang, tapi keserakahan tiada berhenti,
Korupsi dan pengkhianatan dimanapun menjadi-jadi,
Sungguh takut pada Tuhan dan iman telah mati,
tinggal tunggu hari, bencana kan datang lagi.
V
Pelita kecil didalam dada generasi baru pun semakin padam,
dan zaman gelap akan mencengkram,
kami diam,
walaupun cahaya-Mu semakin kelam,
Dengan kasih-Mu ampuni kami wahai Penguasa alam.
Inderalaya, 19/12/2010
Al Faqir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar