Oleh
Hamdi akhsan.
Ayah...
Duapuluh dua tahun telah berlalu,
anakmu rindu.
Ada sisi yang muncul di saat malam,
tersembunyi jauh direlung jiwa dalam,
tentang rindu dendam yang terpendam,
ingin bersama di dunia seperti masa silam.
Rindukan sosok tegar dan sangat bersahaja,
seorang guru yang mendidik hati dan kepala,
tersenyum hadapi rasa sakit di dalam dada,
sampai maut datang pisahkan jasad dan jiwa.
Tatkala kerinduan begitu kuat menggelegak,
kepala tak mampu berdiri tegar dan tegak,
dada seakan ingin menjerit, meledak,
semua itu rahasia Pemilik Kehendak.
Andaikan waktu bisa bergulung dialam materi,
tentu takkan ada airmata rindu saat dinihari,
tapi, semua itu kehendak Sang Maha Pemberi,
walau menangis di dalam dadapun manusiawi.
Ayah...anakmu rindu.
Al Faqir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar