78-2011. Syair Selingkuh
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dengan Istighfar syair bermula,
Bermohon ampun kepada Allah,
Menulis tentang suatu masalah,
banyak disuka walau tercela.
Sekarang sudah menjadi pola,
apa yang keliru banyak dibela,
yang benar jadi tersingkir malah,
agama bukan menjadi millah*
Seluruh bidang sudah gejala,
selingkuh bukan dianggap salah,
tapi terpaksa sebagai kilah,
sebagai balas orang yang kalah.
II
Pertama tentu urusan syahwat,
kalau mencuri katanya nikmat,
walaupun puas hanya sesaat,
penting tercapai maunya hasrat.
Kalau lelaki keren mengkilat,
ditambah pula licinnya jidat,
uang disaku berlipat-lipat,
merasa ia sudahlah hebat.
Mulai dicari tipu muslihat,
segala cara dipasang jerat,
ada yang murni ada dibuat,
yang penting tujuan bisa didapat.
III
Katanya kini banyak terjadi,
tidak harmonis suami istri,
bercerai susah setengah mati,
jadilah selingkuh untuk solusi.
Apalah lagi mau poligami,
baru berkata merajuk mami,
terpaksa cuma makan supermi,
atau sarapan di warung parmi.
Belumlah lagi orang ngerumpi,
membuat merah ronanya pipi,
seperti siraman minyak di api,
membuat takut golongan papi.
IV
Ada pula selingkuh politik,
segala cara diotak-atik,
supaya lawan tidak berkutik,
atau melawan tidak terbentik.
Diumpan dengan gadis yang lentik,
ataupun dana besar disuntik,
kalau tak mempan dibikin titik,
berakhir karier si tukang kritik.
Kalaulah lancar munculnya cantik,
berbagi kuasa melalui intrik,
yang putih tercampur menjadi batik,
dari berani jadi mengkirik.
V
Ada pula selingkuh bisnis,
karena wataknya yang oportunis,
diawal janji bunyinya manis,
khianat nanti membuat tangis.
Berbeda dengan pria berkumis,
atau si cantik yang hitam manis,
selingkuh politik caranya bengis,
korbannya banyak segala jenis.
Selingkuh bisnis bikin teragis,
membuat bangkrut jadi mengemis,
sekarang lusuh dulu kelimis,
terkadang sampai dipakai magis.
VI
Apapun namanya tetap selingkuh,
karena yang ada tidaklah utuh,
atau fondasi iman yang runtuh,
atau terpaksa karena butuh.
Kalaulah mungkin segera kembali,
pakailah cara ridho Ilahi,
walaupun berat jadikan istri,
atau segera jadi suami.
Dunia politik jangan tuhankan,
harta yang banyak jangan banggakan,
karena semua kan ditinggalkan,
ketika mati membawa kafan.
VII
Walau poligami perkara berat,
jadikan jalan selamat akherat,
asalkan bukan semata syahwat,
atau karena watak yang jahat.
Kalau tak mampu segeralah taubat,
mumpung masanya belum terlambat,
tak mungkin lagi saat sekarat,
membuat sengsara hidup akherat.
Syairku ini hanya ibarat,
semoga diampun dosa berkarat,
bermohon hamba agar selamat,
di padang mahsyar tidak melarat.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
*Millah = petunjuk hidup,jalan.
0 komentar:
Posting Komentar