204-2011. Syair Untuk Kekasih (5)
Oleh
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih,
Ingin kuratapkan pada-Mu tentang diri yang sering lalai.
Betapa pesona duniawi membuat jiwa ini terbuai.
Membuat banyak harapan dan mimpi ingin kugapai.
Sungguh tipuan dunia yang fana tak pernah selesai.
Cinta,kadang redup bak keringnya pelita.
Malam-malampun tak lagi berurai air mata.
Jiwa terlalai karena seringnya gelak tawa.
Sungguh berat titi jalan taqwa.
Kekasih,
Ingin kuratapkan pada-Mu tentang diri yang sering lalai.
Betapa pesona duniawi membuat jiwa ini terbuai.
Membuat banyak harapan dan mimpi ingin kugapai.
Sungguh tipuan dunia yang fana tak pernah selesai.
Cinta,kadang redup bak keringnya pelita.
Malam-malampun tak lagi berurai air mata.
Jiwa terlalai karena seringnya gelak tawa.
Sungguh berat titi jalan taqwa.
II
Kekasih,
Kadang tak sadar iblis begitu mudah menipu.
Seolah jadi kepastian tentang akhir waktu.
Padahal maut yang datang tiada tentu.
Terserah pada kehendak Ilahi yang Satu.
Kadang dalam diam,muncul suara jiwa.
Betapa jasad ini telah makin menua.
Tulang-tulang pun mulai gemetar ketika lelah.
Pertanda waktu semakin dekat tinggalkan dunia.
Kekasih,
Kadang tak sadar iblis begitu mudah menipu.
Seolah jadi kepastian tentang akhir waktu.
Padahal maut yang datang tiada tentu.
Terserah pada kehendak Ilahi yang Satu.
Kadang dalam diam,muncul suara jiwa.
Betapa jasad ini telah makin menua.
Tulang-tulang pun mulai gemetar ketika lelah.
Pertanda waktu semakin dekat tinggalkan dunia.
III
Kekasih,
Diambang kesadaran hamba merenung.
Mereka yang datang dan pergi bagai sekumpulan burung.
Paginya tertawa petang keluarganya menggerung-gerung.
Betapa takut hamba dihadapan-Mu kelak tak beruntung.
Dalam iman yang tak sebesar debu.
Pada-Mu jua hamba tersedu.
Mohon ampunan dan belas kasih-Mu.
Agar diampuni tatkala datang hari yang tak ada seorangpun bisa membantu.
Kekasih,
Diambang kesadaran hamba merenung.
Mereka yang datang dan pergi bagai sekumpulan burung.
Paginya tertawa petang keluarganya menggerung-gerung.
Betapa takut hamba dihadapan-Mu kelak tak beruntung.
Dalam iman yang tak sebesar debu.
Pada-Mu jua hamba tersedu.
Mohon ampunan dan belas kasih-Mu.
Agar diampuni tatkala datang hari yang tak ada seorangpun bisa membantu.
IV
Kadang diri terjebak dalam pusaran dinamika.
Seolah hidup berputar dalam kurva.
Lalai kelak akan tinggalkan dunia.
Menuju alam abadi yang dijanjikan-Nya.
Kekasih,
Pada-Mu kumohon ampunan.
Atas segala dosa dan ketakpatuhan.
Atas prilaku hidup yang penuh kekotoran.
Kasihi hamba dalam kasih-Mu yang tanpa batasan.
Kadang diri terjebak dalam pusaran dinamika.
Seolah hidup berputar dalam kurva.
Lalai kelak akan tinggalkan dunia.
Menuju alam abadi yang dijanjikan-Nya.
Kekasih,
Pada-Mu kumohon ampunan.
Atas segala dosa dan ketakpatuhan.
Atas prilaku hidup yang penuh kekotoran.
Kasihi hamba dalam kasih-Mu yang tanpa batasan.
V
Betapa berat untuk sadari hidup sebagai musafir.
Betapa sering lupa bahwa diri hanya budak tak berharga sebutir pasir.
Tak patuh bagaikan air yang hanyut ke hilir.
Sering tak sadari jiwa ini kelak akan berakhir.
Kekasih.
Dalam kering dan lemahnya jiwa.
Bermohon hamba dengan tangan tengadah.
Ampuni kelalaian dan salah di dunia.
Berilah hamba rahmat-Mu kelak di surga.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Betapa berat untuk sadari hidup sebagai musafir.
Betapa sering lupa bahwa diri hanya budak tak berharga sebutir pasir.
Tak patuh bagaikan air yang hanyut ke hilir.
Sering tak sadari jiwa ini kelak akan berakhir.
Kekasih.
Dalam kering dan lemahnya jiwa.
Bermohon hamba dengan tangan tengadah.
Ampuni kelalaian dan salah di dunia.
Berilah hamba rahmat-Mu kelak di surga.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar