179-2011.Yang Pasti Akan Datang
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kini tanganku tak lagi tengadah gemetar ditengah malam sunyi.
Seperti kala rindu dan cinta begitu dalam bersemayam dihati.
Jasad tak lagi kurus karena banyak berpuasa seperti dulu lagi.
Dan kala memandang jauh ke bintang tak lagi airmata menemani.
Betapa tangis sesenggukan kadang masih sesakkan dada.
Mengingat betapa hidup ini kelak pasti berakhir fana.
Bagai musafir yang rindu kembali pulang kerumah.
Namun tiada bekal yang cukup untuk dibangga.
II
Kekasih, betapa hamba rindukan jalan pulang.
Dalam lindungan cahaya-Mu yang cemerlang.
Yang mampu mengalahkan mentari benderang.
Dan senyum malaikat-Mu menyambut datang.
Terkadang sadar jiwa ini masih berlumur nista.
Dalam kata masih mengandung seribu dusta.
Pesona duniawi yang menipu pandangan mata.
Walauruh yang suci tetap menangis meronta.
III
Kekasih, betapa berat jalan yang akan ditempuh.
Bekal ini sangat sedikit sedang perjalanan masih jauh.
Bagai musafir di kegelapan sunyi yang kehilangan suluh.
Dan tanpa sadar sudah ditepi bibir jurang menjelang runtuh.
Hamba tak tahu kapan malaikat-Mu akan datang sesuai janji.
Segala kecintaan dan kebanggaan dunia akan ditinggal pergi.
Sebagai bahagian dari kefanaan hidup makhluk adalah mati.
Dan segala harta benda yang telah didapat tiada guna lagi.
IV
Kekasih, betapa banyak peringatan yang telah engkau beri.
Tentang kesakitan para pendurhaka saat menjelang mati.
Matanya mendelik-delik menatap liar ke kanan dan kiri.
Mencari pertolongan atas kepedihan melanda diri.
Betapa kekasih-Mu tercinta telah bersabda.
Tentang sakitnya sekarat berpisah nyawa.
Tiada satu pun yang akan jadi pembela.
Dan penderitaan sampai akhir masa.
V
Kekasih, jelang hari itu tiba.
jelang jasad hamba berpisah jiwa.
sebelum tak mampu menutup mata.
Pada-Mu ampun dan ridha hamba pinta.
Jelang kematian pemutus nikmat itu datang.
Jelang sang musafir kehidupan akan pulang.
Sebelum malaikat penjemput dak bisa dihalang.
beril kami kesempatan taubat wahai Penyayang.
VI
Tak guna sejauh apapun insan berlari menghindar.
Sang Malaikat maut pasti akan mampu mengejar.
Tak guna insan sembunyi di bumi yang terhampar.
Ilmu Ilahi sangat tinggi dan tiada yang lebih pintar.
Dalam masa yang tersisa, pada-Mu hamba minta.
Berikan kesadaran ini melalui dilihat oleh mata.
Kebaikan dan bimbingan-Mu selalu didamba.
Dan mendapat ridho-Mu lah tertinggi cita.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar