212-2011. Kidung sunyi Pencinta Malam
Oleh
Hamdi akhsan
I
Kekasih,
Kini malam-malam tak lagi sunyi seperti dulu.
Manusia ini tak lagi pada-Mu meratap pilu.
Kebanyakan jiwa mereka telah membatu.
Dan tak dekat lagi pada-Mu Yang Satu.
Tiada lagi Qais yang ratapi laila-nya di tengah keganasan gurun.
Sedikit pencinta yang tersedu mohon kasih-Mu dihari saat berhimpun.
Dalam mengendalikan keinginan nafsu antara hati dan akal tak lagi rukun.
Sungguh lupa kepada nikmat-Mu sudah terjadi berulang selama ribuan tahun.
II
Syahwat kekayaan dan kekuasaan membuat manusia lupa akan kefanaannya.
Betapa banyak larangan Ilahi dan kedurhakaan yang telah dilakukannya.
Ruhannya amati miskin dan ibadah hanya sebatas bahagian wajibnya.
Dan kelak semua itu dihadapan Mahkamah Ilahi akan disesalinya.
Sungguh, masa yang hilang takkan kembali.
Tak guna walau menangis darah setelah mati.
Segala kesalahan dan pembangkangan disesali.
Tapi penyesalan atas semua takkan berguna lagi.
III
Di sepertiga malam terakhir masih terdengar pabrik bergemuruh.
Para pekerja tak bisa tunaikan sholat malam dan tak boleh mengeluh.
Tanpa sadar teknologi yang dipertuhankan membuat iman menjadi luluh.
sungguh kehidupan modern telah menyihir Milyaran manusia bagaikan teluh.
Masa berlalu, umur bertambah, kematian mendekat.
Sedangkan hari-hari hanya diisi memeras keringat.
Rambut memutih dan nafas makin tersendat.
Dan tiap jiwa bersiap pindah ke alam akherat.
IV
Kurindukan bibir-bibir yang sendu dalam doa di senyapnya sepertiga malam.
seperti para pencinta Ilahi dalam kisah-kisah teladan di masa silam.
Jalani hidup dengan kesadaran ukhrowi yang begitu dalam.
Terhindar mereka panasnya kubur yang membuat hitam.
Masa berubah, betapa miskin ruhani manusia.
Sebuah cirii yang disebutkan jelang akhir masa.
Semoga diri yang daif selamat setelah kelak binasa.
Dan mendapat ampunan dan rahmat dari Yang Kuasa.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar