49-2011. T E R I M A K A S I H
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Inilah madah seorang hamba,
hati terharu bercampur hiba,
ucapan datang bagai air bah,
berisi doa ataupun damba.
Kutulis jawab berbentuk syair,
terima kasih tulus kuukir,
doa dan harap datang mengalir,
tak pernah henti seperti air.
Kini tiada rasa sendiri,
sahabat baik telah Tuhan beri,
segala tempat datangnya dari,
ucapan tulus sepanjang hari.
II
Didalam dada tersimpan niat,
tuk kirim balas untuk sahabat,
maafkan nanti bila terlambat,
karena badan sudah tak kuat.
Bermohon doa diri yang fakir,
agar tak henti menulis syair,
untuk membuat orang berfikir,
di dunia ini hanya musafir.
Syair religi akan ditulis,
walaupun banyak orang yang sinis,
atau tiada sambutan manis,
ataupun ada yang kan menepis.
III
Daku bukanlah ahli agama,
atau diberi gelar ulama,
hanya berbagi pada sesama,
semoga kelak mendapat rahmah.
Bermohon agar sahabat ikhlas,
kalau tiada sempat membalas,
atau terkirim status tak jelas,
bukan karena sifat yang malas.
Diakhir madah kumohon maaf,
terhadap salah ataupun khilaf,
berharap diri selalu insyaf,
sebelum kelak abadi terlelap.
Inderalaya, 10 Februari 2011
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar