80-2010. Saksikanlah! Ini Fakta, Berfikirlah!
Oleh
Hamdi Akhsan
Saksikan kalau ingin terhibur,
melihat orang yang sidang tidur,
bahkan katanya sempat ngelindur,
untuk begini uang ditabur.
Belumlah lagi kalau bertutur,
tak ada masalah bakal terbentur,
licinnya bagai kayu diplitur,
vokalnya bagai bunyi traktur.
Oh...setelah jalan membawa faktur,
padahal pergi banyak yang setur,
apapun mau tinggal diatur,
oalah...nikmatnya jadi tuan direktur..
II
Belumlah lagi tatkala turba,
orang dibawah menyembah-nyembah,
bahkan sampai menghiba-hiba,
membungkuk-bungkuk seperti embah.
Bila kunjungi tempat musibah,
berpura nangis seolah iba,
diluar madu didalam tuba,
ough..licinnya sungguh sulit diraba.
Sekali-kali jangan dicoba,
kalau tak mau jabatan rebah,
hukum apapun bisa dirubah,
bisa diatur semua serba.
III
Karena fungsi yang legislatif,
berperan pula jadi detektif,
ayat apapun bisa dikutif,
asalkan jelas setoran ketif.
Dipantanginya manipulatif,
apalah lagi laporan fiktif,
karenanya mereka sangat aktif,
menjadi wakil yang aspiratif.
katenye.......???
Bikin anggaran pasti bertarif,
walau besarnya memang tentatif,
tapi standarnya mirif-mirif,
sekitar persepuluh untuk insentif.
IV
Wah...apalah lagi mau dikata,
sudah dikeritik pejamkan mata,
apalah lagi soal bercinta,
sesamanya saling mengedip mata.
Walaupun rakyat berduka cita,
suaranya habis sampaikan kata,
tetapi yang lihat berpura buta,
ataupun basa-basi semata.
Kasihan sungguh republik ini,
uang terhambur kesana sini,
untuk si nina atau si nini,
setoran takut atau berani.
V
Ah...sudahlah,
Tak guna juga mengaum-ngaum,
segala ditulis memang dah umum,
reaksinya pasti summum bukmum,
ditambah dengan um yum fahum.
Capek ah....
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Saksikan kalau ingin terhibur,
melihat orang yang sidang tidur,
bahkan katanya sempat ngelindur,
untuk begini uang ditabur.
Belumlah lagi kalau bertutur,
tak ada masalah bakal terbentur,
licinnya bagai kayu diplitur,
vokalnya bagai bunyi traktur.
Oh...setelah jalan membawa faktur,
padahal pergi banyak yang setur,
apapun mau tinggal diatur,
oalah...nikmatnya jadi tuan direktur..
II
Belumlah lagi tatkala turba,
orang dibawah menyembah-nyembah,
bahkan sampai menghiba-hiba,
membungkuk-bungkuk seperti embah.
Bila kunjungi tempat musibah,
berpura nangis seolah iba,
diluar madu didalam tuba,
ough..licinnya sungguh sulit diraba.
Sekali-kali jangan dicoba,
kalau tak mau jabatan rebah,
hukum apapun bisa dirubah,
bisa diatur semua serba.
III
Karena fungsi yang legislatif,
berperan pula jadi detektif,
ayat apapun bisa dikutif,
asalkan jelas setoran ketif.
Dipantanginya manipulatif,
apalah lagi laporan fiktif,
karenanya mereka sangat aktif,
menjadi wakil yang aspiratif.
katenye.......???
Bikin anggaran pasti bertarif,
walau besarnya memang tentatif,
tapi standarnya mirif-mirif,
sekitar persepuluh untuk insentif.
IV
Wah...apalah lagi mau dikata,
sudah dikeritik pejamkan mata,
apalah lagi soal bercinta,
sesamanya saling mengedip mata.
Walaupun rakyat berduka cita,
suaranya habis sampaikan kata,
tetapi yang lihat berpura buta,
ataupun basa-basi semata.
Kasihan sungguh republik ini,
uang terhambur kesana sini,
untuk si nina atau si nini,
setoran takut atau berani.
V
Ah...sudahlah,
Tak guna juga mengaum-ngaum,
segala ditulis memang dah umum,
reaksinya pasti summum bukmum,
ditambah dengan um yum fahum.
Capek ah....
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar