Oleh
Hamdi akhsan
I
Kekasih...
Kini diriku disenja waktu,
menjelang petang sudahlah tentu.
mulai letih kini jasadku,
terasa ngilu tulang-tulangku.
Bermohon diri pada-Mu ghaffur,
jadikan hamba selalu bersyukur,
atas nikmat-Mu yang tak terukur,
jauhkan dari sikap yang kufur.
Dikala mataku semakin rabun,
jadikan daku hamba yang tekun,
pada yang muda selalu himpun,
didalam keluarga selalu rukun.
II
Usia muda kini telah pergi,
bagaikan malam berganti pagi,
yang telah pergi tak datang lagi,
tinggal menghitung untung dan rugi.
Suka dan duka silih berganti,
ada dan tiada bagaikan sisi,
terkadang ada teman berbagi,
terkadang sedan telan sendiri.
Itulah taqdir dari Ilahi,
sebagai hamba sabarkan diri,
pada Ilahi Maha Pemberi,
moga bahagia di akhir nanti.
III
Kekasih...
Wahai diriku berlumur dosa,
sebentar lagi akan binasa,
sebagai taqdir didalam masa,
siapkan diri tajamkan rasa.
Didalam hidup tegar selalu,
pendamlah dalam semua pilu,
jadikan Allah tempat mengadu,
tadahkan tangan tangis tersedu.
Kalaulah coba datang melanda,
ataupun fitnah menghantan dada,
biar semua ikhlaskan sudah,
serahkan pada Yang Maha Ada.
IV
Kekasih...
Diri hamba hanya musafir,
bagaikan air hanyut kehilir,
ikuti sunnah ikuti takdir,
sampai janjiku akan berakhir.
Berharap hamba didalam takut,
berilah ampun dikala maut,
jadikan ridho rahmat bertaut,
dijemput baik oleh malakut.
Dosaku ini bagaikan gunung,
sedang nikmat-Mu tiada terhitung,
Ya Allah, betapa hamba jadi bingung,
jawab semua wahai Yang Agung.
V
Kekasih...
Usia hamba makin berkurang,
empat tiga tahun kini berbilang,
tuntunlah hamba menjelang pulang,
jauhkan hamba taqdir yang malang.
Berilah hamba anak yang sholeh,
tahu bedakan tidak dan boleh,
godaan syaitan tidak ditoleh,
terhadap dunia selalu semeleh*
Diakhir madah hamba meminta,
sambil mengalir si airmata,
berilah hamba kasih dan cinta,
jauhkan hamba akhir yang nista.
al Faqiir
Hamdi Akhsan.
*semeleh = sederhana, qonaah.
Subhanallah,,,,ya..rob ampuni hamba mu ini jua,,,
BalasHapus