Rabu, 19 Januari 2011

37-2010. SYAIR ANAK KOST

37-2010. SYAIR ANAK KOST


               Oleh
               Hamdi Akhsan

anak kost asli
Inspirasi syair ini dari lingkungan sekitar tempat tinggal, banyak anak kost baik mahasiswa atau mahasiswi. Hanya deskripsi yang mungkin mengena bagi sebahagian orang,namun bagi sebahagian lainnya berbeda. Moga manfaat!

I
Inilah kisah tentang anak kost,
pergi ke kampus mengirit ongkos,
ada bedengnya sudah keropos,
ada pula yang mewah seperti bos.

Ada yang suka menjerit-jerit,
seperti bunyi pintu berkerit,
malam bergaple sampai sakit,
bangunnya siang terbirit-birit.

sampai di kampus datang terlambat,
ditanya dosen mengapa telat,
berbohong cari jawaban tepat ...!!!
awas lho...nanti kamu kualat.

II
Ada pula yang senang-senang,
setiap hari cuma berdendang,
kemana-mana gitar disandang,
dibawa gagah bagaikan pedang.

Kalau malam main gaple,
tidurnya telat bangunnya memble,
cari sarapan sudah kecele,
alaaahh maaak kuliah perut ngele (ngele=lapar,jawa)

Mau kuliah tak sempat mandi,
deodoran disemprot disana-sini,
kancing bajupun meleser sebiji,
apa boleh buat nggak bangun pagi.

III
Ada juga yang sangat rajin,
baju berstrika rambutnya licin,
pakai celana yang bukan jin,
tugas dan laporan selalu dibikin.

Terbalik pula bagi yang malas,
baju dilipat bantal dialas,
berserakan piring beserta gelas,
bikin tugasnya juga tak jelas.

Aduuuuuhhhh bagaimana ini?
hutangnya banyak disana-sini,
pacarnya rina juga si rini,
awas lho kalau ketahuan yang kayak gini!!

IV
Berhati-hati kalau berteman,
apalah lagi kalau pacaran,
digerebek RT di kos-kost an,
bisa gempaaaarrr masuk koran.

Ada pula yang kurang gaul,
dengan tetangga tak pernah kumpul,
emosi dikit dah ngancam mukul,
merasa hebat padahal tumpuuuulll.

Ada juga yang sangat ramah,
bersahabat dengan sekeliling rumah,
pada tetangga beramah-tamah,
sungguh...dia akan dapat rahmah.

V
Banyak pula mereka amanah,
hidup merantau tiada terlena,
selalu prihatin ia karena,
dengan yang mewah tak terpesona.

Uang kiriman diatur hemat,
masak sendiri makanan sehat,
nasi dimasak sayur dibuat,
Insya Allah yang gini anak yang amanat.

Kalau menelpon atau es em es,
air matanya jatuh setetes,
Teringat keringat bunda menetes
meminta doa supaya sukses.

VI
Sebagian kuliah dengan prihatin,
berbekal tekad beserta yakin,
bangun selalu dimalam dingin,
berdoa lepas jadi si miskin.

sambil kuliah ia bekerja,
menjadi pembantu tak apa-apa,
atau mengojek juga membeca,
atau menjadi penjual pulsa.

Uang yang ada diatur-atur,
cukup tuk makan sudah bersyukur,
tapi seringlah jadi terbentur,
belum sebulan sudah menekur.

VII
Ada pula aktifis aktivis dakwah,
janggutnya tipis tampak wibawa,
kemana-mana buku dibawa,
wajah berkerut bak orang tua.

Pastilah dia banyak fikiran,
ataupun fikir rancangan bahan,
metode apa kan disampaikan,
bagaimana bisa tampil menawan.

Jadi aktivits haruslah ikhlas,
jagalah akhlak agar berkelas,
didiklah selalu jiwa yang welas,
agar didikan akan membekas.

VIII
Jadi aktivis memang enak,
kalau tak setuju teriak-teriak,
apalah lagi menyangkut hak,
tak akan mundur walau setapak.

Tapi jagalah supaya santun,
Itulah cara kita dituntun,
Jangan minta beres dengan beruntun,
urusan tak semudah membuat pantun.

belajar jugalah tekniknya loby,
kalimat cerdas jadikan hoby,
akhlak dijaga seperti nabi,
akan senanglah Ilahi robbi,

IX
Ada pula yang safari kos,
untuk menghemat makan dan ongkos,
karena kiriman sudah ngos-ngos,
ya....begitulah ceritanya bos!!!

Jangan pula sok bergaya bos,
padahal dompet isinya gembos,
sms aja numpang kawan kos,
gak pakai dompet terlihat tempos....hahaha.

Baju mahal berganti-ganti,
tak tahu orang punya si kanti,
kalau meminjam tak dituruti,
omelannya bikin tak enak hati.

X
Ada pula gembong pacaran,
kerjanya cuma mesra-mesraan,
kalimatnya romantis penuh rayuan,
dasar...kamu play boy cap macan.

Kiriman habis buat sang pacar,
bersolek ria selalu lancar,
bohongi orangtua bilang belajar,
dasar....anak kurang ajar.

Kalau begini sudah caranya,
tak akan sukses dikuliahnya,
pulang kerumah lapor bapaknya,
minta dikawin karena porsekotnya.

XI
Dengan bapak kos kadang kasihan,
padahal makan dari kontrakan,
minta ditunda masa pembayaran,
alasan uang masih di jalan.

Selama belum bisa bayar,
jarang dirumah banyak keluar,
alasan tugas tak kelar-kelar,
ternyata itu cuma koar-koar.

Uang kiriman dipakai boros,
tak bisa lagi bayar biaya kos,
kuliahpun memang suka bolos,
terancam DO bisa tak lolos.

XII
Kadang ibu kos marah-marah,
dengan bapak kos bikin asmara,
kadang biasa kadang membara,
ya....kok nggak jera-jera.

Adapula yang hidup bebas,
pria wanita seperti kibas (kibas=keledai),
segala aturan jadi ditebas,
kalau dah bosan langsung dilepas.

Ada pula yang nakal-nakal,
dinding dilubang seribu akal,
tuk intip tetangga berambut ikal,
walah sungguh...kerjamu bikin terpingkal-pingkal.

XIII
Jadi anak kos banyak gunanya,
belajar mandiri tujuan utamanya,
biar tahu urus dirinya,
agar tak kaget di dewasanya.

Belajar engkau dengar serius,
tugas kuliah harus diurus,
agar kuliah segera lulus,
masa depanmu pasti kan mulus.

Janganlah banyak bermain saja,
apalah lagi berhura-hura,
kasihai kedua orangtua,
peras keringat berdarah-darah.

XIV
Teringat diri saat kuliah,,
orang di Padang memanggil buya,
sering ceramah agak bergaya,
jumat ke minggu keliling wilayah.

Karena kuliah tiada ayah,
gimana cara hemat biaya,
tinggal di mesjid tetap mulia,
rendang gratispun dapat seraya.

Uang dihemat pakai terukur,
ingat ibunda jualan sayur,
walau begitu selalu bersyukur,
pada Ilahi Robbun Syakur.

XV
Jadilah engkau putra idaman,
hidup merantau didalam iman,
kelak namamu jadi gumanan,
harum semerbak bunga ditaman.

syairku ini akan berakhir,
diriku hanya hamba yang fakir,
nasehat baik ingin kuukir,
jadikan bahan untuk berfikir.

Sesal diakhir tiada guna,
hanya membuat lemah karena,
meratap kelak diujung sana,
ketika tua menjelang fana.

XVI
PENUTUP
Diakhir syair kumohon maaf,
pastilah banyak kata tersilap,
membuat marah meluap-luap,
karena banyak aspek disingkap.

Terakhir hamba ucap istighfar,
kepada Engkau Yang Maha Ghoffar,
ampuni hamba dalam dan luar,
bimbinglah selalu ke jalan benar.

Inderalaya, 2010
Pengamat Kost


Hamdi akhsan

0 komentar:

Posting Komentar