Sabtu, 15 Januari 2011

16-2010. SYAIR UNTUK MUSLIMAH LAJANG

16-2010. SYAIR UNTUK MUSLIMAH LAJANG

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Inilah nasehat berbentuk syair,
menetes sendiri bagaikan air,
walau sebutir demi sebutir,
semoga dijiwa akan terukir.

Engkau adalah putri muslimah,
tak boleh takut tak boleh lemah,
mintalah pada Pemilik Rahmah,
agar munajad dapat diterima.

Kalau munajad belumlah makbul,
bukan karena amalnya tumpul,
sabar dan doa terus dipikul,
janganlah pernah merasa terpukul.

II
Nikmat yang ada mari syukuri,
dari Ilahi Maha Pemberi,
Agar di wajah terus berseri,
bertambah iman didalam diri.

Tahun berganti biarlah sudah,
janganlah goyah iman didada,
mintalah terus Yang Maha Ada,
walaupun hasil akan berbeda.

Ditengah terik hamba berharap,
Sulit yang datang tidak diratap,
tangisi langit tiada beratap,
kelak kan datang jodoh yang mantap.

III
Atau cobalah mencari kabar,
Wanginya sufi harum menyebar,
Rabiah Adawiyah contoh muktabar,
Cinta pada-Nya jadi i'tibar

Walaupun engkau hidup sendiri,
janganlah pernah berendah diri,
malaikat ada dikanan kiri,
sesulit apapun tak pernah lari.

Jadikan hidup jalan ibadah,
masalah sulit buatlah mudah,
agar hidupmu selalu indah,
tak pernah pula merasa rendah.

IV
Waktu berlalu bagaikan pedang,
tak lama lagi maut menghadang,
sibukkan diri jangan berdendang,
Agar Sang Khalik tidak meradang.

Dengan sendiri engkau beruntung,
selain Allah tiada tergantung,
amalmu tak akan menjadi buntung,
ataupun bengkak terkena pentung.

Orang berkeluarga tidaklah mudah,
tampak didepan elok dan indah,
bagaikan air danau diwadah,
dimuka tenang didalam beda.

V
Hidup didunia tiada sempurna,
semua yang ada kan jadi fana,
ingatlah Allah selalu karena,
supaya kelak masuk ke jannah.

Satu nasehat baik bagi dirimu,
berhati-hati menolak tamu,
Kalau tertolak jodoh bagianmu,
menunggu lama akan bertemu.

Kurangi syarat kalaulah boleh,
cukuplah yang datang pria yang sholeh,
walaupun miskin tetap ditoleh,
insya Allah rezeki telah tertoreh.

VI

Beratnya hidup kan dijalani,
ambil putusan harus berani,
Jalani keluarga adalah seni,
senang dan susah dunia dihuni.

Hidup sendiri tidaklah hina,
kemana pergi bebas karena
tak perlu bawa banyak sarana,
bagai musafir sedang berkelana.

Mari sahabat kita renungkan,
hidup di dunia kan dipertukarkan,
sebentar saja diistirahatkan,
berganti dengan yang dilahirkan.

VII
Kepada diri hamba mengajak,
Segala tuntunan jangan diinjak,
jadikan ia pembimbing bijak,
agar ke Surga kita terajak.

Syairku ini tidaklah rumit,
maafkan hamba bila tergamit,
inilah nasehat walau sekelumit,
Diujung syair kumohon pamit.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar