Sabtu, 15 Januari 2011

10-2010. SYAIR ASMAUL HUSNA-VII

10-2010. SYAIR ASMAUL HUSNA-VII
 
               Oleh
              Hamdi Akhsan


LXXVI
Asma Al Bathiin ke tujuh puluh enam,
tersembunyi Dia di pandang alam,
tak tampak mata walaupun tajam,
tak terbayang dengan mata terpejam.

Wahai Al Bathiin yang yang tersembunyi,
kusebut nama-Mu dimalam sunyi,
kulantun asma-Mu saat mengaji,
kurindukan Engkau di akhir nanti.

Didalam kitab-Mu telah tertera,
Engkau kan nampak kelak di surga,
terpana semua sampai tak hingga,
menatap wajah-Mu yang Maha Gagah.

LXXVII
Al Waii asma ke tujuh puluh tujuh,
Maha Memerintah bermakna ia dituju,
tunduklah segala wajib setuju,
kepada Engkau semua menuju.

Memerintah Engkau dengan terpusat,
seluruh hamba wajiblah taat,
baik yang beriman ataupun sesat,
baik yang sakit atau yang sehat.

Perintah-Mu selalu diganjar pahala,
Engkau menyuruh jauhi cela,
supaya terhindar dari bala,
supaya kelak mendapat piala.

LXXXVIII
Ketujuh delapan Al Muta'allii,
asma bermakna yang Maha Tinggi,
tiada yang lebih dari-Nya lagi,
dialam sekarang atau azali.

Tingginya Engkau tiada terukur,
bila si hamba pandai bersyukur,
terhadap nikmat tidaklah kufur,
larangan perintah sudah diatur.

Tinggi lebih dari segala,
terhadap segala tak pernah kalah,
menghindarkan hambanya dari bala,
membalas kebaikan dengan pahala.

LXXIX
Tujuhpuluh sembilan asma Al Barri,
sungguhlah Ia Maha pemberi,
zaman sekarang ataupun bari,
kepada sang makhluk setiap hari.

Wahai Robb Maha Pengasih,
berilah hamba rezeki yang bersih,
jadikan hamba merasa risih,
untuk maksiat atau tak bersih.

Engkau pemberi tak pernah minta,
kepada makhluk di alam semesta,
yang iman dan ingkar tetaplah serta,
sekehendak-Mu dan serta merta.

LXXX
Delapan puluh asma At-Tawwab,
penerima taubat penghapus hisab,
siapa yang menyeru akan dijawab,
asalkan sesuai petunjuk adab.

Wahai Ilahi tujuan hidupku,
kumohon padaMu terima taubatku,
agar tak sedih dalam jiwaku,
agar tak rapuh dalam dadaku.

Ampunan-Mu sungguh sangatlah besar,
dosa yang mudah ataupun sukar,
perbuatan serius atau kelakar,
dosa yang zalim atau yang mungkar.

LXXXI
Delapan puluh satu asma Al Muntaqim,
menyiksa Ia di neraka jahim,
mereka yang sesat dan juga zalim,
mereka yang jatuh di sirothol Mustaqim.

Wahai Ilahi Maha Perkasa,
jauhkan hamba beratnya siksa,
dipukul malaikat sakit terasa,
diremuk jepitan ular berbisa.

Hamba memohon dengan harapan,
kiranya dosa Engkau ampunkan,
kiranya pinta Engkau kabulkan,
berakhir hamba dalam kebaikan.

LXXXII
Asma Al 'Afuww ke delapan puluh dua,
Maha pemaaf Ia bermakna,
terhadap lalai dan juga salah,
terhadap dosa dan juga alfa.

hamba bermohon maaf pada-Mu,
menangis hamba di haribaan-Mu,
tak sanggup hamba terima siksa-Mu,
berharap hamba nikmat sorga-Mu.

Wahai Allah Maha Pemaaf,
maafkan atas salah dan khilaf,
berdoa hamba sambil meratap,
seperti suruh-Mu didalam kitab.

LXXXIII
Asma Ar-Ra'uuf ke delapan puluh tiga,
Maha Pengasih bermakna juga,
pada yang sesat atau terjaga,
atas salahnya jiwa dan raga.

Wahai Ilahi maha Pengasih,
maksiat hamba pastilah masih,
amal dan dosa jauh selisih,
tak sanggup hamba bila tersisih.

Kasihi kami yang banyak dosa,
agar tiada berputus asa,
agar terjauh resa gelisah,
agar batin kami tak susah.

LXXXIV
Malikul Mulk ke delapan puluh empat,
penguasa semesta disegala tempat,
tunduk pada-nya penjuru yang empat,
patuh dengan-Nya dimanapun terdapat.

Wahai Robbi Sang Penguasa,
menangis hamba pilu terasa,
bagaikan orang yang putus asa,
teringat hidup bergelimang dosa.

Ampuni hamba wahai sang Malik,
itulah doa hamba di bilik,
janganlah nasib hamba terbalik,
panas neraka bikin bergidik.

LXXXV
Dzul Jalaali wal Ikraam besar mulia,
itulah asma ke delapan puluh lima,
tiada satupun lebih dari-Nya,
tak satupun makhluk mendahului-Nya.

Wahai Ilahi Yang Maha Besar,
Mulia Engkau bersifat Dasar,
Adili kami di Padang Mahsyar,
bermohon hamba tidak kesasar.

Bakar segala kotoran kami,
bagaikan api jilat jerami,
agar di hati selalu bersemi,
cinta padamu peguasa Bumi,

LXXXVI
Al Muqsith asma delapanpuluh enam,
adil kepada seluruh alam,
adil saat pertanggungjawaban,
tak satu makhluk kan terzhalimkan.

Wahai Robbi Sang Penyeimbang,
simetri ciptaan bila ditimbang,
tak pernah ragu tak pernah bimbang,
sempurna segala tiada sumbang.

Wahai Allah hamba bermohon,
hamba meminta sepanjang tahun,
berharap Engkau sudi menuntun,
agar akherat hamba tersusun.

LXXXVII
Delapan tujuh asma Al Jamii'
Maha Mengumpul tiada tercabik,
sekecip apapun tiada pelik,
semua terkumpul tanpa terbalik.

Engkaulah pengumpul ruh dan jasad,
mengimbangkan juga baik dan jahat,
menyanding antara sakit dan sehat,
memberi coba ringan dan berat.

Wahai Ilahi Maha Pengumpul,
Ampuni hamba yang masih Masgul,
imanku kadang tenggelam timbul,
kadang berpisah kadang berkumpul.

LXXXVIII
Al Ghanyy asma ke delapan-delapan,
Pemilik segala bisa diucapkan,
baik yang labil atau yang mapan,
yang tersembunyi dan kelihatan.

Wahai Ilahi yang Berkecukupan,
sedikit amalku kecil harapan,
kalau mengharap dari balasan,
tentulah neraka jadi tempatan.

Engkaulah Robb yang Maha cukup,
pemilik segala alam terlingkup,
menangis hamba ingin takarrub,
selama Engkau karuniakan hidup.


LXXXIX
Ke delapan sembilan asma Al mughnii,
Maha Kaya Engkau ilahi,
Kekayaan-Mu sungguh meliputi,
segala yang dilangit juga dibumi.

Wahai Allah yang Maha Kaya,
berilah kami hidup yang jaya,
janganlah miskin dan teraniaya,
atapun hidup terlunta-lunta.

Engkau pemilik perbendaharaan,
bagi-Mu segala tiada perhitungan,
apa yang ada dapat Kau berikan,
untuk hamba yang Engkau inginkan.

LXXX
Asma Al-Maani kesembilan puluh,
Makna mencegah supaya utuh,
pada-Nya segala alam kan butuh,
karena-Nya tiada hukum yang runtuh.

Wahai Ilhai yang Maha kuat,
jauhkan hamba dari maksiat,
jadikan batin hamba terikat,
kepada firman juga nasehat.

Kalaulah Engkau tidak mencegah,
pastilah hamba tidak terjaga,
kan sesat hamba jiwa dan raga,
kan jadi hamba tiada berharga.

Al Faqir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar