Jumat, 29 Juli 2011

268-2011. Senandung Pagi (10) di Musim Kemarau

268-2011. Senandung Pagi (10) di Musim Kemarau

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Pagi yang berhias jernihnya embun kini berganti.
Sapaan  kabut nan basah  sementara  tak menemani.
Hanya debu, yang mengabut terbang di permukaan bumi.
Dan kesejukan haripun berganti panas bak dekat cahaya api.

Pagi musim kemarau kini datang serentak dengan bulan puasa.
Sepertinya bumipun ada periode istirahat dalam putaran masa.
Ada musim tatkala biji benih tumbuh di tanah subuh nan basah.
Namun ada  masa kering  yang diciptakan dengan tujuan beda.

II
Dalam perjalanan waktu bumi memberikan banyak isyaratnya.
Sebagai bahagian dari pengaturan  periode penciptaannya.
Dalam tiap kejadian tersimpan hikmah dan rahasia-Nya.
Agar insan senantiasa  sadar akan  keterbatasannya.

Pada kemarau tersimpan  hikmah untuk berhemat.
Tubuh mengurangi kerja keras agar usus istirahat.
Seperti jasad  berpuasa  tuk kuras  zat yang jahat.
Itulah hal  yang tersembunyi  dibalik  yang terlihat.

III
Di musim  kemarau hendaknya  manusia bersabar.
Ajarkan rasa  syukur akan  nikmat air yang tersebar.
Ingatkan manusia terhadap keterbatasan harus sabar.
Agar amal kebaikan yang dibuat  tidak hangus terbakar.

Musim  kemarau  istriahatkan  beberapa  jenis   hewan.
Mereka bertapa  dalam tanah sampai tiba musim hujan.
Sebaliknya ada jenis lain yang  bertapa di musim hujan.
Begitu adilnya hukum Ilahi  dalam mengatur pergantian.

IV
Dalam masa hidup insan kadang ada kemarau rezeki.
Hendaklah sabar dan tawakkal atas ketentuan Ilahi.
Sambil terus bekerja keras saat  petang dan pagi.
Agar mendapat kebaikan yang tersebar dibumi.

Sungguh begitulah  penciptaan dalam dua sisi.
Agar   keseimbangan  terjaga  secara  simetri.
Sebagai bentuk kesempurnaan dalam dua sisi.
Sampai kelak datangnya suatu hari yang pasti.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar