Rabu, 13 Juli 2011

251-2011. Senandung Pagi (3)


251-2011. Senandung Pagi (3)
        Oleh
        Hamdi Akhsan

I
Kicau burung menembus dingin terdengar merdu beraneka nada.
Embun pagi berarak naik menuju mega.
Seakan pergi bersama malam yang menyimpan rahasia.
Menyambut hari baru dengan optimis dan gembira.

Duka? pergi bersama kegelapan malam.
Ada kesedihan dan kisah yang jadi bagian masa silam.
Ada yang tersimpan di lubuk hati terdalam.
Itulah aneka rasa yang diciptakan Ilahi Sang Penguasa Alam.

II
Malam berlalu, hari baru tiba dengan segenap garisan taqdir-Nya.
Bersyukur manusia ditutupi yang akan terjadi di masa depannya.
Sehingga selalu optimis dan berusaha ubah nasibnya.
Walau sesungguhnya telah ditetapkan ketentuan-Nya.

Dalam pagi tersusun berbagai rencana.
Untuk mencari nafkah atau lakukan pekerjaan dunia.
Tergantung keadaan iman yang berbeda.
Baik-buruknya jalan yang akan ditempuhnya.

III
Di dalam pagi tersimpan harapan.
Setelah bangun pagi masalah hidup jadi lebih ringan.
Rencana baru pun disusun lebih mapan.
Agar hasil yang lebih baik akan didapatkan.

Betapa ruginya sebahagian manusia.
Yang merancang pagi dengan rencana nista.
Yang akan membuat orang lain berduka.
Atau karena dia orang lain menderita.

IV
Ada yang menyambut pagi dengan kesyukuran.
Tatkala sakit dimalam hari telah dihilangkan.
Semula mengerang dan merintih kini telah dipulihkan.
Sungguh berharganya nikmat sehat dari Tuhan.

Adalah rutinitas membuat manusia kurang mensyukuri.
Atas segala nikmat yang telah Tuhan beri.
Berupa kesehatan dan iman atau pun materi.
Yang dinikmati makhluk-Nya sebelum mati.

V
Dari berulangnya pagi ada banyak kejadian didalamnya.
Yang semula muda perlahan-lahan menjadi tua.
Yang tadinya sedih perlahan-lahan menjadi lupa.
Maka hidup pun akan kembali penuh dinamika.

Sungguh banyak nikmat Ilahi.
Sebagai manusia harus selalu syukuri.
Agar ditambah lebih banyak lagi.
Dengan kebaikan kelak setelah mati.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar