Sabtu, 23 Juli 2011

266-2011. Syair Untuk Kekasih (9)

266-2011. Syair Untuk Kekasih (9)

                


I
Kekasih,
Malam-malamku sepi bagai tangisan qais di tengah gurun sunyi.
Laila telah pergi membawa luka dan kepedihan yang menyayat hati.
Hanya air mata dan desiran angin gurun yang setia dan abadi menemani.
Dan kepasrahan jiwa yang patah  menunggu datangnya panggilan janji Ilahi.

Cinta pada-Mu?Sebuah ungkapan indah  yang telah berkarat  diterpa waktu.
Tiada lagi ratapan kasih di tengah  dinginnya  malam-malam yang  berlalu.
Pasrah ikuti  taqdir  bak karang dilamun dahsyatnya ombak nan bisu.
Dan  perlahan jasad pun menua dalam perihnya  rintihan rindu.

II
Kekasih,
Kemana wajah yang berlumur debu akan hamba sembunyikan.
Kemana pekatnya hati dalam dusta pada-Mu akan hamba adukan.
Kemanapun diri pergi segala kekuatan-Mu selalu Engkau nampakkan.
Sungguh mengalir airmata manakala teringat hari pertanggungjawaban.

Lailaku pergi karena cinta dihatiku menipis oleh hebatnya godaan dunia.
Ia pergi ke hati para pencinta-Mu yang jalani hidup dengan sederhana.
Yang ungkapkan  kerinduan dan cinta  sebagai budak-Mu yang hina.
Dan tiada  tergoda oleh gemerlapnya  dunia  yang  mempesona.

III
Adalah kerinduan ini bagai terpenjara dalam kokohnya karang.
Di senjanya waktu yang kian dekati  akhir ia kembali mengerang.
Bak merontanya prajurit yang dahulu begitu gagah dalam berjuang.
Dan berharap kelak akan kembali pada-Mu sebagai pemenang perang.

Kekasih, maafkan kelalaianku keterbatasan iman dan godaan duniawi.
Ampuni hamba atas segala pelanggaran terhadap yang tak direstui.
Bimbinglah  hamba agar jalan ini  tak  menyimpang lebih jauh lagi.
Dan sadar bahwa kematian adalah sesuatu yang memang pasti.

IV
Dalam cucuran air mata dan wajah tertunduk karena bersalah.
Berilah hamba hati yang selalu kuat dan istiqamah untuk berubah.
Agar dikubur dan akherat nanti hamba terjauh dari pedihnya musibah.
Serta diberi  ampunan  atas semua  pelanggaran selama  hidup di dunia.

Kekasih, kurindukan laila-ku akan kembali  jelang masa  senja kehidupan.
Teguh dalam cinta bagai qais yang nikmati cinta dalam kesendirian.
Berharap jiwa akan berbahagia dalam cinta dan ridho Tuhan.
Sebelum kelak dihadapkan semua amal ini di pengadilan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar