Kamis, 07 Juli 2011

233-2011. Senandung Pagi (2)

233-2011. Senandung Pagi (2)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Dalam remangnya pagi yang masih berselimut embun.
Tampak  seorang kakek tua bergegas  pergi ke kebun.
Mulutnya komat-kamit dalam zikir yang selalu dilantun.
Sebagai  bahagian bekal  hadapi hari saat  berhimpun.

Perlahan embun  menghilang dan cahayapun bersinar.
Kesunyian malam pecah dan makhluk bumi menyebar.
Ada yang  sempatkan diri  untuk  doa walau  sebentar.
Agar selamat kelak ia dikubur dan di Padang Mahsyar.

II
Dalam  sejuknya udara pagi  anak-anak pergi sekolah.
Impian  dan cita-cita  mulia di polosnya  wajah-wajah.
Beruntung mereka belum tahu dunia  penuh tipu daya.
Biarlah, kelak dera  kehidupan sejati  akan  menempa.

Sambil tatap kaki-kaki kecil melangkah aku merenung.
Apakah diantara  mereka  kelak ada  yang beruntung.
Mampu meraih cita-cita yang tinggi  bagaikan gunung.
Ataukah hidup menjadi beban yang membuat bingung.

III
Masaku, masa kami,dan masa kita cuma sebentar lagi.
Setelah itu pemegang estafeta akan berganti generasi.
Semoga mereka akan lebih baik dalam menata tradisi.
Dan  bentuk  tamaddun  dalam  naungan  cahaya Ilahi.

Pagi menjelang, dan sebentar lagi ia akan menghilang.
Berganti  dengan  panas  teriknya  sang mentari siang.
Keletihan,kegalauan, dan masalah dibawa saat petang.
Itulah taqdir Ilahi yang setiap hari akan selalu berulang.

IV
Hari berganti, usia bertambah dalam hukum yang fana.
Tubuh menua,kulit mengeriput,dekatnya kembali tanda.
Anak-anak tumbuh besar,bekerja,dan bangun keluarga.
Dan dalam putihnya rambut semoga diri kian bijaksana.

Dalam  senandung  pagi yang tersirat berbagai makna.
Bermohon hamba-Mu pada Engkau  yang Maha Kuasa.
Berilah curahan kasih dan bimbingan-Mu saat di dunia.
Dan  keselamatan  di hari yang terbelalak kedua mata.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar