Minggu, 03 Juli 2011

228-2011. Untuk Sahabat Masa Kecil (2)

228-2011. Untuk Sahabat Masa Kecil (2)

                   Oleh
                   Hamdi Akhsan


I
Sahabat,
Kini usia kita telah lalui angka empat puluh tahun.
Kenangan indah masa kecil kita begitu rapi tersusun.
Kadang aku tersenyum sendiri bila ingat saat melamun.
Ada kerinduan dijiwa ini untuk kelak masih bisa berhimpun.

Kurindukan kaki-kaki telanjang berlari pulang dari sekolah.
Susuri jalan-jalan kecil sambil berceloteh dan bercerita.
Terkadang terdengar serentak riuhnya derai tawa.
Sungguh  masa kecil begitu  indah  tanpa dosa.

II
Sahabat, ingatkah engkau saat lari di pematang.
Dikejar  pemilik kolam  terjatuh  tunggang langgang.
Sorenya ke surau dan  membawa  obor untuk penerang.
Dan saling menceritakan kelucuan yang terjadi disaat siang.

Di tengah  kicauan burung  kita pergi  membawa perangkap.
Sambil menepak nyamuk menunggu ada yang tertangkap.
Disiul-siulkan mulut agar  burungnya tertipu &  hinggap.
Dan  setengah  hari hanya  bawa  hampanya harap.

III
Teringat  saat membuat api unggun batok kelapa.
Menjadi tradisi di kampung setiap jelang akhir puasa.
Bertadarussan sambil berlarian ganggu  orang dewasa.
Sungguh begitu kuatnya  kurindukan  lagi hadirnya masa.

Belumlah lagi anak-anak bermain dibawah sinar rembulan.
Sambil  bermain gobak sodor  sembunyi dan berlarian.
Terdengar teriakan  melengking karena dikejutkan.
Sungguh sebuah masa yang tiada kemunafikan.

IV
Kini, bulan tak lagi  bersinar indah dimalam hari.
Dikalahkan oleh terangnya cahaya listrik menyinari.
Dijalanan  kecil  tak  terlihat lagi  anak-anak  berlari-lari.
Semuanya telah berubah atas nama kemajuan dan industri.

Buah-buahan  lokal yang sehat  menghilang dari  peredaran.
Karena bunga tak berbuah akibat kelelawar dimusnahkan.
Ditambah lagi dengan  banyak buah impor  digalakkan.
Jadilah  negeri yang  kaya alam  tinggal kenangan.

Dan masa kecil kita hanya tinggal sebagai keindahan.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar