Sabtu, 02 Juli 2011

224-2011. Kemana Kaki Hendak Melangkah

224-2011. Kemana Kaki Hendak Melangkah

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan


I
Dalam  senyapnya  malam yang begitu pekat.
Seorang insan tersedu dengan dada tercekat.
Ratapi duka dihati yang  begitu setia melekat.
Dan Berpadu bagai  daging dan  tulang diikat.

Ia bertanya : mengapa harus ada duka?
Mengapa kehidupan terbagi dalam miskin dan kaya?
Ada yang selalu bahagia dan ada yang akrab dengan derita?
Atau inikah sesungguhnya bentuk keadilan untuk penghuni dunia?

II
Perlahan ada hikmah yang mengalir ke dalam sanubari.
Tentang hakekat cobaan dan kepedihan yang dijalani.
Tentang  hidup setiap manusia  yang punya  dua sisi.
Tentang pilihan menentang atau ikuti perintah Ilahi.

Sungguh, proses dalam usaha adalah sebuah pilihan.
Agar manusia optimis terhadap apa yang dicitakan.
Walaupun taqdir masa  depan telah Ia tentukan.
Tetaplah doa dan sodaqoh bisa membelokkan.

III
Dalam sebuah kalimat indah Dia telah berfirman.
Tentang sabar sebagai modal dalam hadapi ujian.
Bila lulus kelak pasti sang hamba akan ditingkatkan.
Namun Bila gagal tetaplah diberi sesuai kemampuan.

Indah,bila manusia  selalu hidup dalam  baik sangka.
Pahala akan diberi sebagai balasan sabar atas duka.
Dalam ketiadaan harta bersyukur dan terjaga taqwa.
Maka,satu-satunya  balasan  baginya  adalah  surga.

IV
Kadang seorang hamba lalai mengingat nikmat.
Sakit sebulan menutup puluhan tahun pemberian sehat.
Miskin sebentar membuat lupa kebaikan yang masih melekat.
Itulah penyebab utama manusia yang sering terjauh dari rahmat.

Perlu adanya waktu bagi setiap jiwa menyendiri.
Mengingat  banyaknya  nikmat  yang Tuhan  beri.
Bersyukur pada-Nya agar yang ada ditambah lagi.
Dan mendapatkan  karunia surga-Nya diakhir nanti.

V
Kemana kaki ini harus melangkah?
Bila sang budak tak patuh pada 'tuannya'.
Silahkan pergi  menjauh  dari bumi milik-Nya.
Dan carilah pelindung dunia akherat selain Dia.

Adalah rasa syukur akan menjadi modal.
Sebagai bentuk ketundukan diri pada Yang Kekal.
Agar selalu berupaya dengan berlandasan iman dan akal.
Yang untuk kehidupan akherat merupakan sebaik-baiknya bekal.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar