Sabtu, 09 Juli 2011

235-2011. Demi Waktu

235-2011. Demi Waktu

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Kini sejatinya kehidupan telah matangkan ambisi jiwa.
Tanah suci-Mu sadarkan membuka makna disetiap peristiwa.
Betapa tipisnya perbedaan hakekat ada didalam tangis dan tawa.
Dan betapa  tiada berartinya semua itu dibandingkan Jannatul Ma'wa.

Waktu berlalu, tangis berlalu dan kesedihanpun jadi bagian masa lalu.
Biarlah semua  terbang  bak  untaian debu  gurun yang  tersapu.
Datang dan pergi tak diketahui bagaikan angin yang berlalu.
Dan menatap lurus tuk gapai keridhoan Ilahi yang satu.

II
Tepuk tangan  pujian manusia sejatinya adalah hampa.
Baru sejenak dipuji atas  kebaikan  diri tiba-tiba saja dicerca.
Bila dipenuhi  apa yang  dikehendaki  keluarlah  segala kata puja.
Namun sekali saja keinginan tak dikabulkan, semua kebaikan ia lupa.

Adalah hubungan  dilandasi nafsu  duniawi berdiri diatas kerapuhan.
Ia hanya bersinergi indah manakala berada dalam  kesenangan.
Saling menjauh dan meninggalkan saaat dalam penderitaan.
Itulah  realita kehidupan  yang baik  dijadikan pelajaran.

III
Waktu telah  tunjukkan  mana yang  musnah dan abadi.
Jiwa  pasrah bagaikan buih yang dibawa arus kemana pergi.
Berharap dosa dan salah akan mendapatkan ampunan dari Ilahi.
Serta mendapat rahmat dan ridhonya manakala kelak harus kembali.

Yang muda datang,yang tua pergi, dan yang tiada tinggal kenangan.
Menjadi hamba yang berharga atau  pembangkang adalah pilihan.
Hanya setiap diri perlu tahu pastinya adanya hari pembalasan.
Yang di sana kelak  setiap  perbuatan akan  diberi keadilan.

IV
Betapa akan ada  kearifan melihat  polah tingkah manusia.
seolah diri berada di atas panggung besar saksikan sandiwara.
Ada  ambisi dan nafsu  yang tersembunyi  halus  dibalik  peristiwa.
Serta  harapan-harapan  yang  dibalut indah  dalam  kalimat cita-cita.

Masa berlalu, banyak peristiwa  yang dilupakan bagai terhapus debu.
Didalamnya  ada  pelajaran baik dan  buruk  yang  tak layak ditiru.
Ada kepahlawanan selalu  dikenang setelah  ribuan tahun berlalu.
Dan segalanya  kelak dibuka lagi  dihadapan  Allah Yang Satu.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar