Kamis, 07 Juli 2011

234-2011. Yang Pergi Biarlah Pergi

234-2011. Yang Pergi Biarlah Pergi
                  
                    Oleh
                    Hamdi Akhsan



(Dedikasi untuk Sahabatku Umi Afif Mangkuto, Daiyah Indonesia Indonesia
di Jerman yang ayahnya meninggal tadi dalam usia 93 tahun) dan untuk
teman lain yang ayahnya telah tiada)
I
Sahabatku,
Dari negeri jauh di belahan utara kudengar ungkapan duka.
Ungkapan  cinta seorang  anak yang  ditinggal sang ayah.
Peri untuk selamanya  menghadap Allah Azza wa Jalla.
Dan kelak baru bisa bertemu kala Hari Mahsyar tiba.

Betapa kutahu hari ini melintas kenangan masa lalu.
Masa puluhan tahun lalui masa kecil bersama ayah ibu.
Mendengar lirihnya  bacaan  quran di tengah malam dalu.
Dan kini ayah dan ibu yang telah pergi akan kembali bersatu.

II
Sahabatku,
Aku tahu  bahwa  dihatimu kini bercampur baur  segala rasa.
Balutan  kenangan  yang sedih  dan  juga kenangan indah.
Telah puluhan  tahun engkau  merantau  ke ujung dunia.
Berjarak ribuan kilometer dari ayah  dan kubur bunda.

Hari ini, dalam usia lebih sembilan puluh tahun ia pergi.
Setelah  berzikir dan  membaca kitab  Alquran  yang suci.
Diiringi senyuman ikhlas dijemput malaikat menghadap Ilahi.
Sebagai pemenuhan dari pastinya sebuah janji dialam fana ini.

III
Sahabatku,
Ayah yang pergi  biarlah pergi. Itulah  sebuah perjanjian pasti.
Dalam  kekurangan begitu banyak  hal yang bisa diteladani.
Sampai usia menjelang seabad terjauh dari kepikunan diri.
Sungguh  itulah pertanda usia  panjang  yang  diberkati.

Kalau dalam  perjalanan  hidup  ada  ketaksempurnaan.
Itulah pertanda bahwa ia hanya  makhluk ciptaan Tuhan.
Yang tak lepas  dari kekeliruan dalam hidup dan kesalahan.
Dan menyampaikan kebaikannyalah  pada kita diperintahkan.

IV
Sahabatku,
Kutahu hari ini tak mampu kau tahan air mata pertanda duka.
Karena  sosok yang melekat dalam hidupmu jauh terpisah.
Kuminta kau selalu panjatkan permohonan ampun-Nya.
Agar  diampuni segala  kealfaan dan  kesalahannya.

Yang pergi biarlah pergi dan kitapun juga akan pergi.
Bak musafir yang berkelana sampai masa untuk kembali.
Menghadap  pada-Nya sebagaimana  sumpah di alam azali.
Dan setiap manusia diminta pertanggungjawaban di akhir nanti.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar