Minggu, 10 Juli 2011

239-2011. Berhati-hatilah Kepada Zaman

239-2011. Berhati-hatilah Kepada Zaman

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan


I
Kutatap hari-hari sisa sekaratnya peradaban menjelang kematian.
Bak tercerabutnya pohon perkasa oleh deru badai yang menggentarkan.
Sungguh kini telah terlihat  rapuhnya peradaban yang  dilandasi keserakahan.
Bergerak demikian  cepat bagaikan  kartu tegak  yang jatuh saling  bertumbangan.

Adalah peradaban yang disusun  berlandaskan nafsu duniawi  kini tak lagi perkasa.
Kebenaran demi kebenaran Ilahi kini semakin terang dihadapan umat manusia.
Dari perjalanan sang waktu hati nurani terdalam umat manusia terus bicara.
Tentang nurani  kosong yang membuatnya  rapuh kala  datang nestapa.

II
Apa yang dicari para pemuja akal dan materialisme yang rapuh.
Tatkala usia tua  dan kebingungan jalan yang akan ditempuh.
Kematian yang  datang tak bisa  dikalahkan seperti musuh.
Itulah pertanda  peradaban yang kini  menjelang runtuh.

Lihatlah,kala agama dikesampingkan dalam kehidupan.
Di banyak negara orangtua yang renta dicampakkan.
Di  Panti  jombo lah  hari-hari  yang  sepi  dihabiskan.
Karena memelihara mereka dianggap sebagai beban.

III
Sungguh ironi, anak yang dibesarkan tiada ketika mati.
Putra-putri tercinta  disekolahkan sukses  secara materi.
Agama pengisi  kelembutan dan kasih  sayang tidak diberi.
Hanya tangis  penyesalahan saat mengantar ke kubur nanti.

Di negeri yang mahsyur karena mayoritas beragama mulai terjadi.
Termakan oleh cara  hidup dan ketamakan seperti di negara industri.
Yang dianggap  berguna  adalah  mereka yang  dapat  hasilkan materi.
Sedangkan mereka yang lemah karena tua dan sakit dianggap tak berarti.

IV
Hilangnya pemuliaan dan rasa hormat, membuat hidup hilang keberkatan.
Perjalanan  usia ke masa tua  diangap  mekanisme  ilmu pengetahuan.
Tidak membuat bertambahnya keimanan dalam diri serta kearifan.
Dan tatkala tua perlakuan pada orangtuanya akan dibalaskan.

Betapa, diakhir zaman yang makin rapuh daku berpesan.
Jadikan harta dan kemuliaan dunia sebagai perhiasan.
Yang tatkala menghadap-Nya kelak kan ditinggalkan.
Dan yang akan berguna hanya baiknya perbuatan.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar