9-2010. SYAIR ASMAUL HUSNA-VI
Oleh
Hamdi Akhsan
XLI
Enampuluh satu asma Al Mumiitu,
akan matilah segala sesuatu,
membawa amal sudahlah tentu,
demikian Alquran ujar begitu.
Setiap yang berawal akan berakhir,
itulah sunnah jalannya taqdir,
ada yang mati ada yang lahir,
hamba yang ghaib atau yang zhohir.
Wahai Ilahi yang mematikan,
pada-Mu jua hamba mohonkan,
ketika mati diperbolehkan,
mendapat akhir di kebaikan.
XLII
Al Hayyu asma ke enam dua,
Yang Maha Hidup ia bermakna,
tak kan bertambah takkan menua,
tak ada pula masa akhirnya.
Hidupkan hamba didalam iman,
matikan hamba tetap beriman.
jadi kenangan sepanjang zaman,
harum bagaikan bunga ditaman.
Engkaulah dzat yang Maha Hidup,
tak pernah padam tak pernah redup,
izinkan hamba dapat menghirup,
hidayah dari-Mu sepenuh lingkup.
LXIII
Enampuluh tiga asma Al Qoyyum,
berdiri sendiri dalam berhukum,
teliti sungguh tiada bermaklum,
tiada baginya istilah vakum.
Dalam berhukum ia mandiri,
dalam mencipta Ia sendiri,
dalam memutus tak dipengaruhi,
tak ada satupun sekutu Diri.
Wahai Allah pencipta hamba,
daku memohon dengan menghiba,
berharap iman terus bertambah,
cinta pada-Mu tidak berubah.
LXIV
Al Waajid bermakna maha penemu,
sembunyi dimanapun dia kan tahu,
walaupun berada didalam batu,
walaupun gelap dian kan tentu.
Wahai Engkau pujaan hati,
kuatkan hamba terus meniti,
Quran dan sunnah tiasa berhenti,
sampai kelak datangnya mati.
Ingin kugapai kasih sayang-Mu,
lewat ibadah yang tiada jemu,
berharap kelak akan bertemu,
diberi rahmat tatap wajah-Mu.
LXV
Ke enampuluh lima Yang Maha Mulya,
Al Maajid Ia miliki asma,
tempat segala hamba memuja,
tempat semua makhluk beraja.
Kemuliaan itu hanya milik-Mu,
tak jemu hamba mohon pada-Mu,
berikan selalu ampunan-Mu,
masukkan hamba dalam surga-Mu.
Wahai sahabat mukmin sejati,
muliakan saudara janganlah henti,
senyum yang tulus sudah berarti,
daripada pemberian sakitkan hati.
LVI
Enampuluh enam asma Al Wahiid,
tiada sekutu walau sedikit,
walaupun dosa sebesar bukit,
asal tak sirik tak kan dibangkit.
Dia lah Allah yang Maha Tunggal,
pencipta segala tiada yang tinggal,
tiada ciptaan terbentuk gagal,
tiada berserikat semula asal.
Engkaulah tunggal didalam Dzat,
tiada sekutu didalam sifat,
tiada serikat dalam manfaat,
tak butuh teman selalu kuat.
LXVII
Asma Al Ahaad ke Enampuluh tujuh,
Esa bermakna Engkau dituju,
tidaklah perlu apapun setuju,
kepada Engkaulah semua menuju.
Wahai Ilahi yang Maha Tunggal,
tiada satupun amal tertinggal,
pasti dihitung setiap tanggal,
baik dan buruk sampai ke ajal.
Ampuni kami yang sangat lemah,
tak sanggup tegar oleh malhamah,
tak kuat sabar terhadap fitnah,
tiada bersyukur terhadap nikmah.
LXVIII
Asma As-Samaad ke enampuluh delapan,
tempat meminta gantung harapan,
tempat menuju di masa depan,
surga mulia yang gemerlapan.
Kepada engkau kami meminta,
berharap kelak akan dicinta,
berakhir baik itu cita-cita,
di padang Mahsyar tidaklah buta.
Wahai Robb tumpuan kami,
ingat namamu bahagia bersemi,
bagai yang lama tak silaturahmi,
bagaikan istri cinta suami.
LIX
Enampuluh sembilan asma Al Qadiir,
Maha penentu segala taqdir,
dimanapun tempat selalu hadir,
segala amal pasti dicatat nakir.
Hamba bermohon pada-Mu Allah,
ampuni hamba segala bersalah,
janganlah kami menjadi kalah,
digoda syaitan yang dilaknatullah.
Berilah kami taqdir yang baik,
harapan kami tidak terbalik,
berdoa hamba sampai bergidik,
takut tergolong orang terhardik.
LXX
Ketujuh puluh asma Al Muqtadir,
Maha menguasai segala taqdir,
baik diawal atau diakhir,
baik yang ghaib atau yang dzahir.
Engkaulah penguasa seluruh alam,
pagi sore siang dan malam,
baik yang dangkal atau yang dalam,
baik sekarang atau yang silam.
Dengan kuasa-Mu hamba munajat,
berikan hamba mulia derajat,
karuniakan hamba rezeki yang berkat,
dunia akherat dapat selamat.
LXXI
Al Muqaddim asma ke tujuh satu,
dahulu Ia dari segala sesuatu,
tiada yang awal dari-Nya tentu,
karena Dia-lah pencipta waktu.
Engkau Dzat yang Maha Qadim,
jaminan Engkau orang mustaqiem,
balasan Engkau mereka yang zalim,
Engkaulah seadil-adilnya hakim.
Engkaulah pencipta segala yang awal,
tiada sekutu tiada dikawal,
setiap makhluk kan sampai ajal,
semua yang dititip akan tertinggal.
LXXII
Ke tujuh puluh dua asma Al Muakhkhir
adili manusia saat terakhir,
tiada satupun yang bisa mangkir,
semua catatan telah terukir.
Wahai Yang Akhir maha perkasa,
ampuni kami segala dosa,
janganlah kelak kami disusah,
tak kuat kami mendapat siksa.
Khusnul khotimah harapan hamba,
meminta kami sambil mengiba,
bimbinglah kami jangan berubah,
selalu mengabdi terus ditambah.
LXXIII
Al Awwal asma ke tujuh puluh tiga,
Yang Maha Awal tiada terhingga,
awalnya kapan tak bisa duga,
tak pernah tidur selalu terjaga.
Engkaulah pencipta yang Maha Awal,
maha membalas segala amal,
segala kebaikan Engkau yang imbal,
pendurhaka pada-Mu pasti kan gagal.
Segala yang awal pasti kan fana,
seperti tertulis diujung pena.
kecuali Engkau kekal karena,
baik dunia ini atau disana.
LXXXIV
Asma Al Akhir ke tujuh puluh empat,
Yang Maha akhir makna terdapat,
tiada terbatas disegala tempat,
tunduk padanya jin dan malaikat.
Tiada yang lebih akhir dari-Nya,
semua makhluk diciptakan-Nya,
apapun dialam ikut aturan-Nya.
Kelak semua kembali pada-Nya.
Wahai Tuhaknku yang Maha Akhir,
bersyukur hamba muslim terlahir,
disambut hamba dengan berzikir,
kembali kelak sebagai musafir.
LXXV
Asma Az-Zhaahir ke tujuh puluh lima,
Nyata sifatnya sangat utama,
orang beriman tiada percuma,
faham sifatnya dapat karomah.
Engkaulah Dzat yang maha Dzaahir,
terlihat dari apa terlahir,
faham ciptaan-Mu dengan berfikir,
membuat bertambah yakin berzikir.
Memandang engkau dari ciptaan,
menguat iman yang terpatrikan,
bertambah pula dalam keyakinan,
itulah hidayah yang didapatkan.
al Faqir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
XLI
Enampuluh satu asma Al Mumiitu,
akan matilah segala sesuatu,
membawa amal sudahlah tentu,
demikian Alquran ujar begitu.
Setiap yang berawal akan berakhir,
itulah sunnah jalannya taqdir,
ada yang mati ada yang lahir,
hamba yang ghaib atau yang zhohir.
Wahai Ilahi yang mematikan,
pada-Mu jua hamba mohonkan,
ketika mati diperbolehkan,
mendapat akhir di kebaikan.
XLII
Al Hayyu asma ke enam dua,
Yang Maha Hidup ia bermakna,
tak kan bertambah takkan menua,
tak ada pula masa akhirnya.
Hidupkan hamba didalam iman,
matikan hamba tetap beriman.
jadi kenangan sepanjang zaman,
harum bagaikan bunga ditaman.
Engkaulah dzat yang Maha Hidup,
tak pernah padam tak pernah redup,
izinkan hamba dapat menghirup,
hidayah dari-Mu sepenuh lingkup.
LXIII
Enampuluh tiga asma Al Qoyyum,
berdiri sendiri dalam berhukum,
teliti sungguh tiada bermaklum,
tiada baginya istilah vakum.
Dalam berhukum ia mandiri,
dalam mencipta Ia sendiri,
dalam memutus tak dipengaruhi,
tak ada satupun sekutu Diri.
Wahai Allah pencipta hamba,
daku memohon dengan menghiba,
berharap iman terus bertambah,
cinta pada-Mu tidak berubah.
LXIV
Al Waajid bermakna maha penemu,
sembunyi dimanapun dia kan tahu,
walaupun berada didalam batu,
walaupun gelap dian kan tentu.
Wahai Engkau pujaan hati,
kuatkan hamba terus meniti,
Quran dan sunnah tiasa berhenti,
sampai kelak datangnya mati.
Ingin kugapai kasih sayang-Mu,
lewat ibadah yang tiada jemu,
berharap kelak akan bertemu,
diberi rahmat tatap wajah-Mu.
LXV
Ke enampuluh lima Yang Maha Mulya,
Al Maajid Ia miliki asma,
tempat segala hamba memuja,
tempat semua makhluk beraja.
Kemuliaan itu hanya milik-Mu,
tak jemu hamba mohon pada-Mu,
berikan selalu ampunan-Mu,
masukkan hamba dalam surga-Mu.
Wahai sahabat mukmin sejati,
muliakan saudara janganlah henti,
senyum yang tulus sudah berarti,
daripada pemberian sakitkan hati.
LVI
Enampuluh enam asma Al Wahiid,
tiada sekutu walau sedikit,
walaupun dosa sebesar bukit,
asal tak sirik tak kan dibangkit.
Dia lah Allah yang Maha Tunggal,
pencipta segala tiada yang tinggal,
tiada ciptaan terbentuk gagal,
tiada berserikat semula asal.
Engkaulah tunggal didalam Dzat,
tiada sekutu didalam sifat,
tiada serikat dalam manfaat,
tak butuh teman selalu kuat.
LXVII
Asma Al Ahaad ke Enampuluh tujuh,
Esa bermakna Engkau dituju,
tidaklah perlu apapun setuju,
kepada Engkaulah semua menuju.
Wahai Ilahi yang Maha Tunggal,
tiada satupun amal tertinggal,
pasti dihitung setiap tanggal,
baik dan buruk sampai ke ajal.
Ampuni kami yang sangat lemah,
tak sanggup tegar oleh malhamah,
tak kuat sabar terhadap fitnah,
tiada bersyukur terhadap nikmah.
LXVIII
Asma As-Samaad ke enampuluh delapan,
tempat meminta gantung harapan,
tempat menuju di masa depan,
surga mulia yang gemerlapan.
Kepada engkau kami meminta,
berharap kelak akan dicinta,
berakhir baik itu cita-cita,
di padang Mahsyar tidaklah buta.
Wahai Robb tumpuan kami,
ingat namamu bahagia bersemi,
bagai yang lama tak silaturahmi,
bagaikan istri cinta suami.
LIX
Enampuluh sembilan asma Al Qadiir,
Maha penentu segala taqdir,
dimanapun tempat selalu hadir,
segala amal pasti dicatat nakir.
Hamba bermohon pada-Mu Allah,
ampuni hamba segala bersalah,
janganlah kami menjadi kalah,
digoda syaitan yang dilaknatullah.
Berilah kami taqdir yang baik,
harapan kami tidak terbalik,
berdoa hamba sampai bergidik,
takut tergolong orang terhardik.
LXX
Ketujuh puluh asma Al Muqtadir,
Maha menguasai segala taqdir,
baik diawal atau diakhir,
baik yang ghaib atau yang dzahir.
Engkaulah penguasa seluruh alam,
pagi sore siang dan malam,
baik yang dangkal atau yang dalam,
baik sekarang atau yang silam.
Dengan kuasa-Mu hamba munajat,
berikan hamba mulia derajat,
karuniakan hamba rezeki yang berkat,
dunia akherat dapat selamat.
LXXI
Al Muqaddim asma ke tujuh satu,
dahulu Ia dari segala sesuatu,
tiada yang awal dari-Nya tentu,
karena Dia-lah pencipta waktu.
Engkau Dzat yang Maha Qadim,
jaminan Engkau orang mustaqiem,
balasan Engkau mereka yang zalim,
Engkaulah seadil-adilnya hakim.
Engkaulah pencipta segala yang awal,
tiada sekutu tiada dikawal,
setiap makhluk kan sampai ajal,
semua yang dititip akan tertinggal.
LXXII
Ke tujuh puluh dua asma Al Muakhkhir
adili manusia saat terakhir,
tiada satupun yang bisa mangkir,
semua catatan telah terukir.
Wahai Yang Akhir maha perkasa,
ampuni kami segala dosa,
janganlah kelak kami disusah,
tak kuat kami mendapat siksa.
Khusnul khotimah harapan hamba,
meminta kami sambil mengiba,
bimbinglah kami jangan berubah,
selalu mengabdi terus ditambah.
LXXIII
Al Awwal asma ke tujuh puluh tiga,
Yang Maha Awal tiada terhingga,
awalnya kapan tak bisa duga,
tak pernah tidur selalu terjaga.
Engkaulah pencipta yang Maha Awal,
maha membalas segala amal,
segala kebaikan Engkau yang imbal,
pendurhaka pada-Mu pasti kan gagal.
Segala yang awal pasti kan fana,
seperti tertulis diujung pena.
kecuali Engkau kekal karena,
baik dunia ini atau disana.
LXXXIV
Asma Al Akhir ke tujuh puluh empat,
Yang Maha akhir makna terdapat,
tiada terbatas disegala tempat,
tunduk padanya jin dan malaikat.
Tiada yang lebih akhir dari-Nya,
semua makhluk diciptakan-Nya,
apapun dialam ikut aturan-Nya.
Kelak semua kembali pada-Nya.
Wahai Tuhaknku yang Maha Akhir,
bersyukur hamba muslim terlahir,
disambut hamba dengan berzikir,
kembali kelak sebagai musafir.
LXXV
Asma Az-Zhaahir ke tujuh puluh lima,
Nyata sifatnya sangat utama,
orang beriman tiada percuma,
faham sifatnya dapat karomah.
Engkaulah Dzat yang maha Dzaahir,
terlihat dari apa terlahir,
faham ciptaan-Mu dengan berfikir,
membuat bertambah yakin berzikir.
Memandang engkau dari ciptaan,
menguat iman yang terpatrikan,
bertambah pula dalam keyakinan,
itulah hidayah yang didapatkan.
al Faqir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar