17-2011. Api cinta yang membakar!
Oleh
Hamdi Akhsan.
I
Kekasih...
Di kesunyian malam saat manusia terlelap mimpi,
seorang hamba-Mu terbangun bersujud dengan air mata mengalir dipipi.
Didalam dadanya menggelegak cinta bagaikan badai ditengah ganasnya bahari,
cinta yang telah membakar diri.
Cinta pada Sang Kekasih...
Cinta yang membuat Ibrahim rela kurbankan putra tercinta pada Ilahi,
Cinta yang membawa para mujahid agung mampu padamkan api abadi Kisra di Tanah Parsi,
Cinta yang membuat Sang Kekasih yang telah dijamin Surga berdiri malam sampai bengkak-bengkak kaki.
Cinta pada-Mu ya Robbi.
II
Cinta yang membakar,
Bagai bahagianya Imam Syamil menyambut ribuan tentara Persia yang merebut bumi Tartar.
Baginya, kerinduan syahid bagaikan bertemu dengan kekasih yang membuatnya tiada sabar.
Cinta yang membuat duaratus ribu pasukan Rumawi dihadapi Usamah bin Zaid tanpa rasa gentar.
Sungguh cinta yang demikian telah membuat agama Ilahi menjadi berjaya dan besar.
dan membuat Iblis dan pasukannya gemetar.
Dengan cinta yang menggelora,
Ibrahim Khalil sanggup menempuh panasnya gurun sahara,
Membawa Siti Hajjar dan Putranya Ismail dari Filistin menuju Mekkah,
dan ia tinggalkan mereka di lembah sunyi dengan bertawakkal kepada Allah.
III
Cinta itu pula yang membawa para pengembara berdakwah ke segenap penjuru.
Dengan harga diri dan keyakinan yang teguh seluruh umat manusia mereka seru.
Dan hidayah pun menyebar kesegenap penjuru bumi bagai pasir yang menderu.
Sungguh selama tujuh ratus tahun dunia menjadi damai dalam Iman dan ilmu.
Kekasih...
Kini, api cinta didada generasi penerus mulai meredup dan bahkan telah padam.
diganti oleh cinta pada lembaran kertas yang putihkan mata yang hitam.
Atau gelengan kepala ikuti alunan musik yang berdentam-dentam,
dan keelokan tubuh yang menggoda bagai pualam.
Sungguh cinta pada-Mu telah suram.
IV
Kekasih...
Dalam cinta dan kerinduan yang semakin sepi,
Masih ada hamba-Mu yang lantunkan kidung-kidung suci,
Menetes bagai beningnya embun di dedaunan di waktu pagi,
pelan mengalir jauh menembus cakrawala dan lampaui galaksi,
Mengarah pada kekuatan Maha Dasyat yang penuh misteri.
Sebuah kekuatan yang tiada butuh siapapun agar abadi.
Atau butuh sesuatu untuk tegaknya eksistensi.
Tiada kesedihan dan kekecewaan bagi-Nya,
karena semua makhluk bergantung penuh pada-Nya,
Sebutir debu didalam bumi yang gelap dalam kuasa-Nya,
Semua energi alam semesta yang ada ikuti aturan-Nya.
dan tiada satu zarahpun yang lepas dari genggaman-Nya.
Kekasih...
Dalam kesendirian cinta yang menggelora bagaikan api.
Hanya pada-Mu para pencinta serahkan diri,
Ilahi anta Maqsudi, wa ridhoka Matlubi,
Inderalaya, 18/1/2011
al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan.
I
Kekasih...
Di kesunyian malam saat manusia terlelap mimpi,
seorang hamba-Mu terbangun bersujud dengan air mata mengalir dipipi.
Didalam dadanya menggelegak cinta bagaikan badai ditengah ganasnya bahari,
cinta yang telah membakar diri.
Cinta pada Sang Kekasih...
Cinta yang membuat Ibrahim rela kurbankan putra tercinta pada Ilahi,
Cinta yang membawa para mujahid agung mampu padamkan api abadi Kisra di Tanah Parsi,
Cinta yang membuat Sang Kekasih yang telah dijamin Surga berdiri malam sampai bengkak-bengkak kaki.
Cinta pada-Mu ya Robbi.
II
Cinta yang membakar,
Bagai bahagianya Imam Syamil menyambut ribuan tentara Persia yang merebut bumi Tartar.
Baginya, kerinduan syahid bagaikan bertemu dengan kekasih yang membuatnya tiada sabar.
Cinta yang membuat duaratus ribu pasukan Rumawi dihadapi Usamah bin Zaid tanpa rasa gentar.
Sungguh cinta yang demikian telah membuat agama Ilahi menjadi berjaya dan besar.
dan membuat Iblis dan pasukannya gemetar.
Dengan cinta yang menggelora,
Ibrahim Khalil sanggup menempuh panasnya gurun sahara,
Membawa Siti Hajjar dan Putranya Ismail dari Filistin menuju Mekkah,
dan ia tinggalkan mereka di lembah sunyi dengan bertawakkal kepada Allah.
III
Cinta itu pula yang membawa para pengembara berdakwah ke segenap penjuru.
Dengan harga diri dan keyakinan yang teguh seluruh umat manusia mereka seru.
Dan hidayah pun menyebar kesegenap penjuru bumi bagai pasir yang menderu.
Sungguh selama tujuh ratus tahun dunia menjadi damai dalam Iman dan ilmu.
Kekasih...
Kini, api cinta didada generasi penerus mulai meredup dan bahkan telah padam.
diganti oleh cinta pada lembaran kertas yang putihkan mata yang hitam.
Atau gelengan kepala ikuti alunan musik yang berdentam-dentam,
dan keelokan tubuh yang menggoda bagai pualam.
Sungguh cinta pada-Mu telah suram.
IV
Kekasih...
Dalam cinta dan kerinduan yang semakin sepi,
Masih ada hamba-Mu yang lantunkan kidung-kidung suci,
Menetes bagai beningnya embun di dedaunan di waktu pagi,
pelan mengalir jauh menembus cakrawala dan lampaui galaksi,
Mengarah pada kekuatan Maha Dasyat yang penuh misteri.
Sebuah kekuatan yang tiada butuh siapapun agar abadi.
Atau butuh sesuatu untuk tegaknya eksistensi.
Tiada kesedihan dan kekecewaan bagi-Nya,
karena semua makhluk bergantung penuh pada-Nya,
Sebutir debu didalam bumi yang gelap dalam kuasa-Nya,
Semua energi alam semesta yang ada ikuti aturan-Nya.
dan tiada satu zarahpun yang lepas dari genggaman-Nya.
Kekasih...
Dalam kesendirian cinta yang menggelora bagaikan api.
Hanya pada-Mu para pencinta serahkan diri,
Ilahi anta Maqsudi, wa ridhoka Matlubi,
Inderalaya, 18/1/2011
al Faqiir
Hamdi Akhsan
mANTAP pAK,... SALUT.
BalasHapus