29-2011. Pesan Untukmu Generasi Baru
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Anakku...
Di hari ini usiaku sudah menjelang pulang, sedang generasimu baru akan pergi.
Tulang-tulangmu masih kokoh untuk susuri tingginya puncak bersalju abadi.
Cita-cita pun hebat bagai nakhoda hadapi badai ganas di tengah bahari,
Dan harapanmu masih panjang bagaikan pencarian cinta para sufi.
Sedang hari-hariku, hanya tinggal sebentar lagi.
Sebelum generasiku berganti dan menghilang.
Ingin kusampaikan pesan-pesan pembakar jiwa wahai putra elang!
Karena kini pancaran cahaya Kebenaran-Nya semakin jauh dari cemerlang.
Bagaikan hilangnya lazuardi dilangit luas nan biru ketika malam datang menjelang.
II
Anakku...
Peradaban yang berpusat pada keyakinan anti Tuhan kini merajalela di bumi.
Merampas kehormatan, kesucian dan memerasnya habis untuk pemuasan birahi.
Segala kekuatan teknologi dan akal dipergunakan untuk halangi penerapan kitab suci.
Sungguh dunia telah dekat harinya menjelang mati.
Dalam dirimu, setiap detik dijejalkan keserakahan yang diatas kemampuan diri,
Bank-bank begitu pandai merayu untuk berhutang demi palsunya harga diri.
Hadirlah sebuah generasi yang rapuh dan tak mampu tegak berdiri.
Bagaikan lelaki gagah berorot yang perkasa namun telah dikebiri.
Anakku, sadarlah engkau punya kebanggaan sendiri.
III
Engkau terlahir dengan menggenggam mutiara berharga dari langit.
Yang harus engkau pertahankan walau harus menahan rasa sakit,
sakitnya nafsu karena asing dizaman menjelang Dajjal bangkit,
dan musuhmu akan menghadang di depan bagaikan bukit.
Dahulu, mutiaramu datang tiba-tiba dari kegelapan sunyi.
Sang Pembawa dilahirkan sebagai yatim piatu dan seorang ummi,
Tapi bagaikan badai secepat kilat cahaya-Nya menerangi seluruh bumi.
Sebagai bukti atas ketinggian harga diri karena amalkan kidung suci Ilahi.
IV
Anakku ingatlah! manakala seekor singa ikut mengembik bagai seekor domba,
seluruh bumi akan mengejek dan memandangmu hina dalam derai tawa,
Engkau adalah putra singa gurun yang pantang dihina dan menyerah.
Yang selalu memilih syahid atau tegak dan bersinarnya Cahaya.
Anakku,berhentilah menyerah dan jadi orang yang kalah.
Dalam darahmu mengalir semangat para syuhada Badar.
Yang pekikan takbirnya mampu membuat pasukan musuh buyar.
Inginkan engkau seperti mereka?membuat para pembenci gemetar.
Dan bendera kebenaran Ilahi agak tegak serta rahmat-Nya kembali menyebar.
V
Anakku, sadarlah engkau selalu..
Mana ada pembenci yang akan hidangkan madu,
Atau membuatmu perkasa seperti pendahulumu dimasa lalu.
Engkau akan lemah, karena yang tampaknya madu adalah racun sangat jitu.
Yang akan membius dirimu dalam peradaban dengan substansi zaman batu.
Bukan keunggulan sebagaimana ungkapan para agen palsu.
Anakku, sadarlah engkau telah tertipu.
Di penghujung waktu yang menjelang senja,
padamu sekali lagi daku ingin sampaikan madah,
tegak serta perjuangkan harga diri dan izzah,
karena hanya disitu hadirnya pertolongan Allah.
Indearlaya,27/1/2011
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Anakku...
Di hari ini usiaku sudah menjelang pulang, sedang generasimu baru akan pergi.
Tulang-tulangmu masih kokoh untuk susuri tingginya puncak bersalju abadi.
Cita-cita pun hebat bagai nakhoda hadapi badai ganas di tengah bahari,
Dan harapanmu masih panjang bagaikan pencarian cinta para sufi.
Sedang hari-hariku, hanya tinggal sebentar lagi.
Sebelum generasiku berganti dan menghilang.
Ingin kusampaikan pesan-pesan pembakar jiwa wahai putra elang!
Karena kini pancaran cahaya Kebenaran-Nya semakin jauh dari cemerlang.
Bagaikan hilangnya lazuardi dilangit luas nan biru ketika malam datang menjelang.
II
Anakku...
Peradaban yang berpusat pada keyakinan anti Tuhan kini merajalela di bumi.
Merampas kehormatan, kesucian dan memerasnya habis untuk pemuasan birahi.
Segala kekuatan teknologi dan akal dipergunakan untuk halangi penerapan kitab suci.
Sungguh dunia telah dekat harinya menjelang mati.
Dalam dirimu, setiap detik dijejalkan keserakahan yang diatas kemampuan diri,
Bank-bank begitu pandai merayu untuk berhutang demi palsunya harga diri.
Hadirlah sebuah generasi yang rapuh dan tak mampu tegak berdiri.
Bagaikan lelaki gagah berorot yang perkasa namun telah dikebiri.
Anakku, sadarlah engkau punya kebanggaan sendiri.
III
Engkau terlahir dengan menggenggam mutiara berharga dari langit.
Yang harus engkau pertahankan walau harus menahan rasa sakit,
sakitnya nafsu karena asing dizaman menjelang Dajjal bangkit,
dan musuhmu akan menghadang di depan bagaikan bukit.
Dahulu, mutiaramu datang tiba-tiba dari kegelapan sunyi.
Sang Pembawa dilahirkan sebagai yatim piatu dan seorang ummi,
Tapi bagaikan badai secepat kilat cahaya-Nya menerangi seluruh bumi.
Sebagai bukti atas ketinggian harga diri karena amalkan kidung suci Ilahi.
IV
Anakku ingatlah! manakala seekor singa ikut mengembik bagai seekor domba,
seluruh bumi akan mengejek dan memandangmu hina dalam derai tawa,
Engkau adalah putra singa gurun yang pantang dihina dan menyerah.
Yang selalu memilih syahid atau tegak dan bersinarnya Cahaya.
Anakku,berhentilah menyerah dan jadi orang yang kalah.
Dalam darahmu mengalir semangat para syuhada Badar.
Yang pekikan takbirnya mampu membuat pasukan musuh buyar.
Inginkan engkau seperti mereka?membuat para pembenci gemetar.
Dan bendera kebenaran Ilahi agak tegak serta rahmat-Nya kembali menyebar.
V
Anakku, sadarlah engkau selalu..
Mana ada pembenci yang akan hidangkan madu,
Atau membuatmu perkasa seperti pendahulumu dimasa lalu.
Engkau akan lemah, karena yang tampaknya madu adalah racun sangat jitu.
Yang akan membius dirimu dalam peradaban dengan substansi zaman batu.
Bukan keunggulan sebagaimana ungkapan para agen palsu.
Anakku, sadarlah engkau telah tertipu.
Di penghujung waktu yang menjelang senja,
padamu sekali lagi daku ingin sampaikan madah,
tegak serta perjuangkan harga diri dan izzah,
karena hanya disitu hadirnya pertolongan Allah.
Indearlaya,27/1/2011
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar