49-2010. SYAIR-SYAIR ARMINA (ARAFAH,MUZDALIFAH,MINA)
Oleh
Hamdi Akhsan.
Syair-syair Armina ini merupakan perluasan dari SYAIR HAJI (TERDAHULU), berisi pokok-pokok ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), serta doa-doa wukuf yang dilantun dalam bentuk syair. Penuh ketidaksempurnaan. Moga manfaat untuk diri dan yang mengambil manfaat darinya. Amien!
I
Disaat sunyi merayap malam,
hamba merenung didalam diam,
teringat masa setahun silam,
Menuju Arafah tuk Bersemayam.
Jutaan manusia bagaikan debu,
berjalan menuju padang yang satu,
sepanjang jalan bukit berbatu
tidur ditenda bermalam dalu.
Ditengah padang si Jabal Rahmah,
diam membisu sepanjang masa,
menjadi saksi terurai air mata,
hamba ratapi banyaknya dosa.
II
Terbayang sungguh setelah mati,
pakaian putih tiada bertepi,
rakyat jelata pejabat tinggi,
menangis pilu tiada perduli.
Isak terdengar dimana-mana,
memohon ridho ia karena,
moga selamat kelak disana,
setelah berakhir hidup yang fana.
Jutaan malaikat menjadi saksi,
doa si hamba kan ditulisi,
seperti janji Ilahi Robbi,
setiap doa kan dipenuhi.
III
Ya Allah,Didalam tangis hamba berdoa,
betapa hidup berlumur nista,
hanya ampun-Mu yang hamba pinta,
ampuni segala perbuatan dosa.
Ya Allah...
Jagalah mataku dari tatapan yang menggoda,
jagalah hatiku dari rasa yang tidak Engkau suka,
jagalah pendengaranku dari bisikan yang tidak engkau ridha,
jagalah mulutku dari buruknya dusta.
Ya Allah...
Tuntunlah lisanku untuk selalu katakan yang hikmat,
jagalah hatiku tuk selalu syukuri nikmat,
jagalah syahwatku agar tak sukai maksiat,
jagalah hidupku agar lebih mencintai akherat.
IV
Ya Allah...Jutaan malaikat-Mu hadir menjadi saksi,
atas lantunan doa dan taubat para jamaah haji,
tak malu mereka menangis keras,tersedan meratapi,
atas perbuatan dosa dan salah yang disesali.
Ya Allah,Sungguh kami takut pada keadilan-Mu.
Kami berharap pada kemurahan-Mu,
dirahmati kami dengan kasih sayang-Mu,
agar kelak kami tak malu saat jumpa dengan-Mu.
Hamba-Mu ini bagaikan debu,
bila menadah menangis pilu,
didalam hidup sering keliru,
Ya Allah,ampunilah daku.
V
Ya Allah,
Berilah hamba lisan yang basah tuk selalu sebut asma-Mu.
Hati yang takut tuk ingkar terhadap nikmat-Mu,
Nafsu yang sadar terhadpa kehambaan pada-Mu,
dan cinta yang bertambah dalam ketauhidan atas-Mu.
Ya Allah...
Kami berlindung kepada-Mu dari rezeki yang sempit,
kami berlindung pada-Mu dari kubur yang menghimpit,
lindungi kami dari banyaknya harta yang diiringi sifat pelit,
lindungan kami ya Allah dari ketidaktabahan menahan rasa sakit.
Ya Allah,
Berilah hamba kecintaan pada-Mu melebihi cinta pada yang lain,
Berilah hamba harapan bahwa berjumpa dengan adalah haqqul yaqin,
berilah hamba hati yang tak menistakan orang miskin,
Berilah hamba rizky wahai Robbi khoirun roziqin.
VI
Ya Allah,
Dalam sedan dan dada gemuruh hamba berpinta,
Dengan keagungan-Mu hamba memohon cinta,
Cinta-Mu Robbi yang selalu memberi dan tak pernah meminta,
cinta-Mu yang membuat para pencinta di malam sunyi teteskan airmata.
Ya Allah,
kini para hamba-Mu berkumpul di Arafah,
aimatanya mengalir dan tangannya gemetar tengadah,
berharap sepanjang hidup Engkau ampuni dosa dan salah,
dan Engkau beri rahmat-Mu ketika kelak langit terbelah.
Ya Allah...
Karuniakanlah diwajahku cahaya,
dihatiku cahaya,
dipendengaranku cahaya,
dipenglihatanku cahaya,
didepan dan dibelakangku cahaya.
dikiri dan kananku cahaya,
VII
Ketika wukuf telah berakhir,
berangkat pula para musafir,
ke muzdalifah tempat kan mampir,
setengah malam diam berzikir.
Lewatlah waktu tengah malam,
pergi ke mina dimalam kelam,
jalani laku Ibrahim Alaihis Salam,
yang dicintai Allah semesta Alam.
Batu dilempar duapuluh satu,
Tiga kali tujuh sudahlah tentu,
berharap Ridho Allah Yang Satu.
Supaya diakherat kelak dibantu.
VIII
Ketika pergi melempar jumroh,
kaki berjalan haruslah kokoh,
jarak ditempuh berkilo-kilo,
tak boleh lemah tak boleh loyo.
Tiga hari jalani laku,
betis dan paha terasa kaku,
rapatnya orang bertemu siku,
tak boleh dzalimi hai saudaraku.
Kemah dimina sangatlah sejuk,
banyak pendingin tempatnya empuk,
airnya cukup untuk berwudhuk,
antrian panjang membuat sibuk.
IX
Jangan lupa tujuan ke mina,
melontar jumrah maksud karena,
barang jualan dimana-mana,
dari yang mulia sampai yang hina.
Banyak pula yang tak disiplin,
ambil jatah makan orang lain,
sama seperti fakir dan miskin,
yang sulit dapatkan nasi sepiring.
Bermacam tingkah orang disana,
ada yang aneh ada sempurna,
karena asalnya aneka warna,
bermacam pula tujuan ke mina.
X
Kala Armina sudah selesai,
kembali ke mekkah sudahlah santai,
tawaf ifadah langsung serantai,
sebelum wada' menjelang usai.
Sempurna sudah ibadah haji,
tinggallah mekkah yang amat suci,
air matapun mengucur lagi,
wujud cinta Ilahi Robbi.
Berilah hamba jalan yang yang lapang,
untuk kelak kembali datang,
menjadi tamu-Mu yang Engkau undang,
Wahai Ilahi Yang Maha Penyayang.
Inderalaya, 2011
Al Faqir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan.
Syair-syair Armina ini merupakan perluasan dari SYAIR HAJI (TERDAHULU), berisi pokok-pokok ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), serta doa-doa wukuf yang dilantun dalam bentuk syair. Penuh ketidaksempurnaan. Moga manfaat untuk diri dan yang mengambil manfaat darinya. Amien!
I
Disaat sunyi merayap malam,
hamba merenung didalam diam,
teringat masa setahun silam,
Menuju Arafah tuk Bersemayam.
Jutaan manusia bagaikan debu,
berjalan menuju padang yang satu,
sepanjang jalan bukit berbatu
tidur ditenda bermalam dalu.
Ditengah padang si Jabal Rahmah,
diam membisu sepanjang masa,
menjadi saksi terurai air mata,
hamba ratapi banyaknya dosa.
II
Terbayang sungguh setelah mati,
pakaian putih tiada bertepi,
rakyat jelata pejabat tinggi,
menangis pilu tiada perduli.
Isak terdengar dimana-mana,
memohon ridho ia karena,
moga selamat kelak disana,
setelah berakhir hidup yang fana.
Jutaan malaikat menjadi saksi,
doa si hamba kan ditulisi,
seperti janji Ilahi Robbi,
setiap doa kan dipenuhi.
III
Ya Allah,Didalam tangis hamba berdoa,
betapa hidup berlumur nista,
hanya ampun-Mu yang hamba pinta,
ampuni segala perbuatan dosa.
Ya Allah...
Jagalah mataku dari tatapan yang menggoda,
jagalah hatiku dari rasa yang tidak Engkau suka,
jagalah pendengaranku dari bisikan yang tidak engkau ridha,
jagalah mulutku dari buruknya dusta.
Ya Allah...
Tuntunlah lisanku untuk selalu katakan yang hikmat,
jagalah hatiku tuk selalu syukuri nikmat,
jagalah syahwatku agar tak sukai maksiat,
jagalah hidupku agar lebih mencintai akherat.
IV
Ya Allah...Jutaan malaikat-Mu hadir menjadi saksi,
atas lantunan doa dan taubat para jamaah haji,
tak malu mereka menangis keras,tersedan meratapi,
atas perbuatan dosa dan salah yang disesali.
Ya Allah,Sungguh kami takut pada keadilan-Mu.
Kami berharap pada kemurahan-Mu,
dirahmati kami dengan kasih sayang-Mu,
agar kelak kami tak malu saat jumpa dengan-Mu.
Hamba-Mu ini bagaikan debu,
bila menadah menangis pilu,
didalam hidup sering keliru,
Ya Allah,ampunilah daku.
V
Ya Allah,
Berilah hamba lisan yang basah tuk selalu sebut asma-Mu.
Hati yang takut tuk ingkar terhadap nikmat-Mu,
Nafsu yang sadar terhadpa kehambaan pada-Mu,
dan cinta yang bertambah dalam ketauhidan atas-Mu.
Ya Allah...
Kami berlindung kepada-Mu dari rezeki yang sempit,
kami berlindung pada-Mu dari kubur yang menghimpit,
lindungi kami dari banyaknya harta yang diiringi sifat pelit,
lindungan kami ya Allah dari ketidaktabahan menahan rasa sakit.
Ya Allah,
Berilah hamba kecintaan pada-Mu melebihi cinta pada yang lain,
Berilah hamba harapan bahwa berjumpa dengan adalah haqqul yaqin,
berilah hamba hati yang tak menistakan orang miskin,
Berilah hamba rizky wahai Robbi khoirun roziqin.
VI
Ya Allah,
Dalam sedan dan dada gemuruh hamba berpinta,
Dengan keagungan-Mu hamba memohon cinta,
Cinta-Mu Robbi yang selalu memberi dan tak pernah meminta,
cinta-Mu yang membuat para pencinta di malam sunyi teteskan airmata.
Ya Allah,
kini para hamba-Mu berkumpul di Arafah,
aimatanya mengalir dan tangannya gemetar tengadah,
berharap sepanjang hidup Engkau ampuni dosa dan salah,
dan Engkau beri rahmat-Mu ketika kelak langit terbelah.
Ya Allah...
Karuniakanlah diwajahku cahaya,
dihatiku cahaya,
dipendengaranku cahaya,
dipenglihatanku cahaya,
didepan dan dibelakangku cahaya.
dikiri dan kananku cahaya,
VII
Ketika wukuf telah berakhir,
berangkat pula para musafir,
ke muzdalifah tempat kan mampir,
setengah malam diam berzikir.
Lewatlah waktu tengah malam,
pergi ke mina dimalam kelam,
jalani laku Ibrahim Alaihis Salam,
yang dicintai Allah semesta Alam.
Batu dilempar duapuluh satu,
Tiga kali tujuh sudahlah tentu,
berharap Ridho Allah Yang Satu.
Supaya diakherat kelak dibantu.
VIII
Ketika pergi melempar jumroh,
kaki berjalan haruslah kokoh,
jarak ditempuh berkilo-kilo,
tak boleh lemah tak boleh loyo.
Tiga hari jalani laku,
betis dan paha terasa kaku,
rapatnya orang bertemu siku,
tak boleh dzalimi hai saudaraku.
Kemah dimina sangatlah sejuk,
banyak pendingin tempatnya empuk,
airnya cukup untuk berwudhuk,
antrian panjang membuat sibuk.
IX
Jangan lupa tujuan ke mina,
melontar jumrah maksud karena,
barang jualan dimana-mana,
dari yang mulia sampai yang hina.
Banyak pula yang tak disiplin,
ambil jatah makan orang lain,
sama seperti fakir dan miskin,
yang sulit dapatkan nasi sepiring.
Bermacam tingkah orang disana,
ada yang aneh ada sempurna,
karena asalnya aneka warna,
bermacam pula tujuan ke mina.
X
Kala Armina sudah selesai,
kembali ke mekkah sudahlah santai,
tawaf ifadah langsung serantai,
sebelum wada' menjelang usai.
Sempurna sudah ibadah haji,
tinggallah mekkah yang amat suci,
air matapun mengucur lagi,
wujud cinta Ilahi Robbi.
Berilah hamba jalan yang yang lapang,
untuk kelak kembali datang,
menjadi tamu-Mu yang Engkau undang,
Wahai Ilahi Yang Maha Penyayang.
Inderalaya, 2011
Al Faqir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar