267-2011. Kepada Kubur Yang Membisu Aku Bertanya (2)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dalam kebisuan yang memendam banyak rahasia.
Padamu wahai kubur yang bisu daku bertanya.
Tentang siapa saja yang bersemayam disana.
Tentang manusia dengan sisa tulangnya.
Hari ini tatkala kulalui dirimu dalam sunyi.
Jumlah nisan yang tertancap bertambah lagi.
Berarti ada manusia yang telah memenuhi janji.
Untuk kembali pada Sang pemilik Yang Maha Suci.
II
Jelang ramadhan ini terselip kesedihan yang dalam.
Ingat para sahabat yang telah berpindah alam.
Tinggal sendiri di dalam kuburnya yang kelam.
Tak tahu perubahan waktu siang dan malam.
Kemana mereka yang dulu cucurkan airmata?
Duka perlahan hilang bersama berlalunya masa.
Kenangan tersapu dengan banyaknya peristiwa.
Dan tinggallah sendiri sampai kelak semesta binasa.
III
Kepada nisan nan bisu betapa ingin daku sampaikan.
Apakah mereka yang dulu berharta terselamatkan.
Apakah para penguasa yang hebat diistimewakan.
Ataukah mereka didalam tanah malah dihinakan.
Dahulu ada jasad-jasad tercabik dimakan tanah.
Ada yang jasadnya busuk menebar bau nanah.
Ada yang matanya mendelik bak kesakitan dipanah.
Wahai sungguh kehidupan dialam kubur yang merana.
IV
Pada kubur yang jadi saksi sepanjang waktu aku mintakan.
Tatkala melihat kesunyian sekelingmu kami tersadarkan.
Bahwa kelak semua perbuatan dipertanggungjawabkan.
Hanya ketaatan dan amal baik yang menyelamatkan.
Padamu kubur yang didalamnya banyak ulat bertabur.
Yang didalammu sehebat apapun jasad akan jadi bubur.
Yang berteman sepi tanpa anak dan istri yang menghibur.
Moga jadi pelajaran bagi kami untuk taat pada Sang Ghaffur.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dalam kebisuan yang memendam banyak rahasia.
Padamu wahai kubur yang bisu daku bertanya.
Tentang siapa saja yang bersemayam disana.
Tentang manusia dengan sisa tulangnya.
Hari ini tatkala kulalui dirimu dalam sunyi.
Jumlah nisan yang tertancap bertambah lagi.
Berarti ada manusia yang telah memenuhi janji.
Untuk kembali pada Sang pemilik Yang Maha Suci.
II
Jelang ramadhan ini terselip kesedihan yang dalam.
Ingat para sahabat yang telah berpindah alam.
Tinggal sendiri di dalam kuburnya yang kelam.
Tak tahu perubahan waktu siang dan malam.
Kemana mereka yang dulu cucurkan airmata?
Duka perlahan hilang bersama berlalunya masa.
Kenangan tersapu dengan banyaknya peristiwa.
Dan tinggallah sendiri sampai kelak semesta binasa.
III
Kepada nisan nan bisu betapa ingin daku sampaikan.
Apakah mereka yang dulu berharta terselamatkan.
Apakah para penguasa yang hebat diistimewakan.
Ataukah mereka didalam tanah malah dihinakan.
Dahulu ada jasad-jasad tercabik dimakan tanah.
Ada yang jasadnya busuk menebar bau nanah.
Ada yang matanya mendelik bak kesakitan dipanah.
Wahai sungguh kehidupan dialam kubur yang merana.
IV
Pada kubur yang jadi saksi sepanjang waktu aku mintakan.
Tatkala melihat kesunyian sekelingmu kami tersadarkan.
Bahwa kelak semua perbuatan dipertanggungjawabkan.
Hanya ketaatan dan amal baik yang menyelamatkan.
Padamu kubur yang didalamnya banyak ulat bertabur.
Yang didalammu sehebat apapun jasad akan jadi bubur.
Yang berteman sepi tanpa anak dan istri yang menghibur.
Moga jadi pelajaran bagi kami untuk taat pada Sang Ghaffur.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar