266-2011. Syair Untuk Kekasih (9)
I
Kekasih,
Malam-malamku sepi bagai tangisan qais di tengah gurun sunyi.
Laila telah pergi membawa luka dan kepedihan yang menyayat hati.
Hanya air mata dan desiran angin gurun yang setia dan abadi menemani.
Dan kepasrahan jiwa yang patah menunggu datangnya panggilan janji Ilahi.
Cinta pada-Mu?Sebuah ungkapan indah yang telah berkarat diterpa waktu.
Tiada lagi ratapan kasih di tengah dinginnya malam-malam yang berlalu.
Pasrah ikuti taqdir bak karang dilamun dahsyatnya ombak nan bisu.
Dan perlahan jasad pun menua dalam perihnya rintihan rindu.
II
Kekasih,
Kemana wajah yang berlumur debu akan hamba sembunyikan.
Kemana pekatnya hati dalam dusta pada-Mu akan hamba adukan.
Kemanapun diri pergi segala kekuatan-Mu selalu Engkau nampakkan.
Sungguh mengalir airmata manakala teringat hari pertanggungjawaban.
Lailaku pergi karena cinta dihatiku menipis oleh hebatnya godaan dunia.
Ia pergi ke hati para pencinta-Mu yang jalani hidup dengan sederhana.
Yang ungkapkan kerinduan dan cinta sebagai budak-Mu yang hina.
Dan tiada tergoda oleh gemerlapnya dunia yang mempesona.
III
Adalah kerinduan ini bagai terpenjara dalam kokohnya karang.
Di senjanya waktu yang kian dekati akhir ia kembali mengerang.
Bak merontanya prajurit yang dahulu begitu gagah dalam berjuang.
Dan berharap kelak akan kembali pada-Mu sebagai pemenang perang.
Kekasih, maafkan kelalaianku keterbatasan iman dan godaan duniawi.
Ampuni hamba atas segala pelanggaran terhadap yang tak direstui.
Bimbinglah hamba agar jalan ini tak menyimpang lebih jauh lagi.
Dan sadar bahwa kematian adalah sesuatu yang memang pasti.
IV
Dalam cucuran air mata dan wajah tertunduk karena bersalah.
Berilah hamba hati yang selalu kuat dan istiqamah untuk berubah.
Agar dikubur dan akherat nanti hamba terjauh dari pedihnya musibah.
Serta diberi ampunan atas semua pelanggaran selama hidup di dunia.
Kekasih, kurindukan laila-ku akan kembali jelang masa senja kehidupan.
Teguh dalam cinta bagai qais yang nikmati cinta dalam kesendirian.
Berharap jiwa akan berbahagia dalam cinta dan ridho Tuhan.
Sebelum kelak dihadapkan semua amal ini di pengadilan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar