252-2011. Senandung Pagi (4)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Di kaki langit bagian timur cahaya merah telah datang.
Hewan-hewan pencari makan malam hari beranjak pulang.
Burung-burung berkicau gembira terbang meninggalkan sarang.
Sungguh begitu indah hukum Ilahi di langit dan bumi yang seimbang.
Wajah yang bangun di pagi hari ada yang cerah ada yang mendung.
Ada pula manusia yang menganggap hidupnya tak beruntung.
Andaikan di hatinya ada rasa syukur cobalah ia merenung.
Betapa banyak nikmat yang sungguh tak terhitung.
II
Nikmat Ilahi yang banyak tak harus berupa materi.
Terjaga kesehatan akan memberikan penghematan diri.
Hati yang dipenuhi iman memberi ketenangan dan tidak iri.
Serta anak yang sholeh adalah harta tak ternilai dari Ilahi Robbi.
Sebagian besar manusia masih mengagungkan kebesaran nama.
Pamerkan hartanya yang banyak dan tersebar dimana-mana.
Padahal kala jasad telah dikubur semua itu akan percuma.
Yang akan menolong hanyalah harta yang telah diderma.
III
Adalah burung yang meyakini rezeki pasti akan datang.
Berkicau optimis pagi hari walau tiada makanan di sarang.
Pergi menjelajahi permukaan bumi Ilahi yang luas terbentang.
Dan bawa makanan untuk anaknya saat pulang dihari petang.
Betap manusia seharusnya malu kepada makhluk hidup lainnya.
Seperti binatang buas yang berburu sebatas kebutuhannya.
Jauhi sifat serakah yang menghabisi dan semena-mena.
Agar tersisa bagian untuk anak-anak keturunannya.
IV
Adalah sebuah cita tertinggi bagi orang yang beriman.
Kelak dikaruniai surga yang indah berhiasan taman-taman.
Orang-orang baik dan pencinta Ilahi tiap saat jadi teman.
Sungguh kehidupan abadi dipenuhi bahagia dan rasa nyaman.
Sungguh hidup ini bagai musafir yang pasti akan pergi kemana.
Kehidupan setiap insan di bumi ini kelak akan berakhir fana.
Pembangkangan dan dosa akan membuat dirinya merana.
Dan tiada guna sesal diri manakala sudah dialam sana.
Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu ya Robbana!
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar