263-2011. Wahai Anak Dengarlah Pesanku Ini!
(Untuk Hari Anak Nasional 23 Juli 2011)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Wahai anak.
Dengarlah pesan ayah untuk kehidupan.
Di zaman yang kini telah pertuhankan kebendaan.
Di masa kala hati nurani manusia tak lagi didengarkan.
Dan pada saat peringatan agama Langit tak lagi diperdulikan.
Aku berpesan padamu dengan membawa kepedihan nurani.
Tentang telah porak-porandanya kebaikan suatu negeri.
Yang hampir seluruh rahmat kekayaan Tuhan beri.
Namun terhadap semua mereka tak mensyukuri.
II
Anakku, engkau akan hidup di masa yang susah.
Tatkala yang tertinggal di negerimu hanya sampah.
Tidak ada lagi kekayaan untukmu yang melimpah ruah.
Yang tersisa hanyalah beban pembayaran hutang semata.
Engkau semua kelak akan hidup dimasa yang amat berat.
Tatkala akibat salah urus negara sudah dalam menjerat.
Tatkala negeri yang indah ini telah begitu sekarat.
Kala semua kekayaan sudah diperas negara barat.
III
Anakku, kau hidup dimasa kala rimba telah habis.
Tatkala kekayaan alam didalam bumi telah terkikis.
Yang tertinggal hanyalah sesal disertai ratap dan tangis.
Sungguh aku kasihan nasib generasimu yang begitu tragis.
Nyanyian merdu burung rimba di pagi hari tak lagi terdengar.
Menyambut pagi tak lagi rasakan sejuknya embun segar.
Tak kau saksikan anggrek hutan yang sedang mekar.
Di zamanmu, segenap malapetaka telah menyebar.
IV
Di negerimu bumi telah luka karena keserakahan.
Generasi kami tunjukkan keteladanan menjijikkan.
Bertentangan selalu antara manis kata dan perbuatan.
Tak perlu engkau jadikan pahlawan yang diidolakan.
Wahai anak, jadilah seperti bangsa-bangsa besar di dunia.
Mereka rebut kemajuan dengan kehebatan bagai naga.
Bekerja keras dan berjiwa jujur tak kenal menyerah.
Dan tekun menguasai ilmu dengan metode ilmiah.
V
Dibentuk pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Hukum ditegakkan dengan keadilan untuk semua.
Para pejabat bekerja keras untuk bawa rakyat sejahtera.
Rakyatnya tekun dengan profesi dan tak pernah menyerah.
Wahai anak, jadilah engkau bagai putra elang yang perkasa.
Yang menggentarkan hati musuh tatkala ada diangkasa.
Sesulit apa tantangan tak pernah cucurkan air mata.
Serta mampu mengukir tinta emas dalam sejarah.
VI
Anakku, sadarlah bangsamu dijurang kehancuran.
Hampir seluruh pemegang amanah tak ingat Tuhan.
Menumpuk harta untuk anak turunan bermilyar-milyaran.
Tak peduli betapa akan beratnya nasib generasi masa depan.
Berjuanglah mengembalikan bangsamu menjadi bangsa besar.
Jadikanlah agama dan ilmu pengetahuan sebagai dasar.
Jadilah teladan rakyat manakala jadi engkau pembesar.
Agar kelak selamat dalam Pengadilan di hari Mahsyar.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
(Untuk Hari Anak Nasional 23 Juli 2011)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Wahai anak.
Dengarlah pesan ayah untuk kehidupan.
Di zaman yang kini telah pertuhankan kebendaan.
Di masa kala hati nurani manusia tak lagi didengarkan.
Dan pada saat peringatan agama Langit tak lagi diperdulikan.
Aku berpesan padamu dengan membawa kepedihan nurani.
Tentang telah porak-porandanya kebaikan suatu negeri.
Yang hampir seluruh rahmat kekayaan Tuhan beri.
Namun terhadap semua mereka tak mensyukuri.
II
Anakku, engkau akan hidup di masa yang susah.
Tatkala yang tertinggal di negerimu hanya sampah.
Tidak ada lagi kekayaan untukmu yang melimpah ruah.
Yang tersisa hanyalah beban pembayaran hutang semata.
Engkau semua kelak akan hidup dimasa yang amat berat.
Tatkala akibat salah urus negara sudah dalam menjerat.
Tatkala negeri yang indah ini telah begitu sekarat.
Kala semua kekayaan sudah diperas negara barat.
III
Anakku, kau hidup dimasa kala rimba telah habis.
Tatkala kekayaan alam didalam bumi telah terkikis.
Yang tertinggal hanyalah sesal disertai ratap dan tangis.
Sungguh aku kasihan nasib generasimu yang begitu tragis.
Nyanyian merdu burung rimba di pagi hari tak lagi terdengar.
Menyambut pagi tak lagi rasakan sejuknya embun segar.
Tak kau saksikan anggrek hutan yang sedang mekar.
Di zamanmu, segenap malapetaka telah menyebar.
IV
Di negerimu bumi telah luka karena keserakahan.
Generasi kami tunjukkan keteladanan menjijikkan.
Bertentangan selalu antara manis kata dan perbuatan.
Tak perlu engkau jadikan pahlawan yang diidolakan.
Wahai anak, jadilah seperti bangsa-bangsa besar di dunia.
Mereka rebut kemajuan dengan kehebatan bagai naga.
Bekerja keras dan berjiwa jujur tak kenal menyerah.
Dan tekun menguasai ilmu dengan metode ilmiah.
V
Dibentuk pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Hukum ditegakkan dengan keadilan untuk semua.
Para pejabat bekerja keras untuk bawa rakyat sejahtera.
Rakyatnya tekun dengan profesi dan tak pernah menyerah.
Wahai anak, jadilah engkau bagai putra elang yang perkasa.
Yang menggentarkan hati musuh tatkala ada diangkasa.
Sesulit apa tantangan tak pernah cucurkan air mata.
Serta mampu mengukir tinta emas dalam sejarah.
VI
Anakku, sadarlah bangsamu dijurang kehancuran.
Hampir seluruh pemegang amanah tak ingat Tuhan.
Menumpuk harta untuk anak turunan bermilyar-milyaran.
Tak peduli betapa akan beratnya nasib generasi masa depan.
Berjuanglah mengembalikan bangsamu menjadi bangsa besar.
Jadikanlah agama dan ilmu pengetahuan sebagai dasar.
Jadilah teladan rakyat manakala jadi engkau pembesar.
Agar kelak selamat dalam Pengadilan di hari Mahsyar.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar