233-2011. Senandung Pagi (2)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dalam remangnya pagi yang masih berselimut embun.
Tampak seorang kakek tua bergegas pergi ke kebun.
Mulutnya komat-kamit dalam zikir yang selalu dilantun.
Sebagai bahagian bekal hadapi hari saat berhimpun.
Perlahan embun menghilang dan cahayapun bersinar.
Kesunyian malam pecah dan makhluk bumi menyebar.
Ada yang sempatkan diri untuk doa walau sebentar.
Agar selamat kelak ia dikubur dan di Padang Mahsyar.
II
Dalam sejuknya udara pagi anak-anak pergi sekolah.
Impian dan cita-cita mulia di polosnya wajah-wajah.
Beruntung mereka belum tahu dunia penuh tipu daya.
Biarlah, kelak dera kehidupan sejati akan menempa.
Sambil tatap kaki-kaki kecil melangkah aku merenung.
Apakah diantara mereka kelak ada yang beruntung.
Mampu meraih cita-cita yang tinggi bagaikan gunung.
Ataukah hidup menjadi beban yang membuat bingung.
III
Masaku, masa kami,dan masa kita cuma sebentar lagi.
Setelah itu pemegang estafeta akan berganti generasi.
Semoga mereka akan lebih baik dalam menata tradisi.
Dan bentuk tamaddun dalam naungan cahaya Ilahi.
Pagi menjelang, dan sebentar lagi ia akan menghilang.
Berganti dengan panas teriknya sang mentari siang.
Keletihan,kegalauan, dan masalah dibawa saat petang.
Itulah taqdir Ilahi yang setiap hari akan selalu berulang.
IV
Hari berganti, usia bertambah dalam hukum yang fana.
Tubuh menua,kulit mengeriput,dekatnya kembali tanda.
Anak-anak tumbuh besar,bekerja,dan bangun keluarga.
Dan dalam putihnya rambut semoga diri kian bijaksana.
Dalam senandung pagi yang tersirat berbagai makna.
Bermohon hamba-Mu pada Engkau yang Maha Kuasa.
Berilah curahan kasih dan bimbingan-Mu saat di dunia.
Dan keselamatan di hari yang terbelalak kedua mata.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar