236-2011. Kepada Cahaya Mata
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Masa-masa emas kehidupanmu kini sedang dipuncak.
Gapailah cita-cita masa depanmu dengan kaki menghentak.
Kuatkan nyali hadapi semua tantangan dengan gigi gemeretak.
Betapa pun tumpuan kejayaan saat ini kau tanggung berat dipundak.
Berhentilah selalu dengarkan senandung cinta yang melenakan jiwa.
Karena semua keindahan yang dinyatakan adalah fatamorgana.
Hidup yang engkau dihadapi sesungguhnya adalah realita.
Berlatihlah agar kelak sanggup hadapi beratnya derita.
II
Ada kekecewaan demi kekecewaan akan kau dapatkan.
manakala hari-harimu hanya berisi kesantaian dan impian.
Begitu banyak orang berebut di garda depan memimpin barisan.
Sedang sebagian lagi hanya asyik berkhayal dengan sedikit capaian.
Usiamu adalah usia puncak yang menggetarkan perjalanan sejarah.
Para penakluk di masa silam adalah para pemimpin usia muda.
Nama mereka tercatat dalam tinta emas sepanjang masa.
Walaukini jasad mereka telah terkubur didalam tanah.
III
Yang kaya pergi miskinpun pergi, semua menghadap Ilahi.
Yang dibawa menghadap-Nya hanya pahala harta yang dizakati.
Segala yang tersisa didunia hanyalah bahagian yang akan diwarisi.
Sedang sang pemilik tinggal mempertanggungjawabkannya secara rinci.
Wajah yang cantik dan buruk rupa akan sama setelah dimakan tanah.
Tinggallah wajah rupawan yang tak dijaga kelak akan banyak ditanya.
Tentang manusia yang tergoda karena dipameri kecantikannya.
Tentang bagaimana ia mensyukuri kelebihan yang diberi-Nya.
IV
Yang berkuasa ditinggalkan para pengawal saat masuk kubur.
Tak guna telunjuk yang begitu mudah menzalimi dengan takabbur.
Tak guna sesal kesalahan kebijakan karena nasi telah menjadi bubur.
Tinggallah diri kelak hadapi pembalasan dengan ketelitian yang terukur.
Wahai cahaya mata, kini usiamu bagaikan cahaya mentari jelang siang.
Energi yang ada dalam dirimu begitu kuat takkan mampu dihadang.
Gunakanlah dia untuk membuat ilmu dan imanmu berkembang.
Sebagai modal terbaik tatkala kelak pada-Nya kita berpulang.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Masa-masa emas kehidupanmu kini sedang dipuncak.
Gapailah cita-cita masa depanmu dengan kaki menghentak.
Kuatkan nyali hadapi semua tantangan dengan gigi gemeretak.
Betapa pun tumpuan kejayaan saat ini kau tanggung berat dipundak.
Berhentilah selalu dengarkan senandung cinta yang melenakan jiwa.
Karena semua keindahan yang dinyatakan adalah fatamorgana.
Hidup yang engkau dihadapi sesungguhnya adalah realita.
Berlatihlah agar kelak sanggup hadapi beratnya derita.
II
Ada kekecewaan demi kekecewaan akan kau dapatkan.
manakala hari-harimu hanya berisi kesantaian dan impian.
Begitu banyak orang berebut di garda depan memimpin barisan.
Sedang sebagian lagi hanya asyik berkhayal dengan sedikit capaian.
Usiamu adalah usia puncak yang menggetarkan perjalanan sejarah.
Para penakluk di masa silam adalah para pemimpin usia muda.
Nama mereka tercatat dalam tinta emas sepanjang masa.
Walaukini jasad mereka telah terkubur didalam tanah.
III
Yang kaya pergi miskinpun pergi, semua menghadap Ilahi.
Yang dibawa menghadap-Nya hanya pahala harta yang dizakati.
Segala yang tersisa didunia hanyalah bahagian yang akan diwarisi.
Sedang sang pemilik tinggal mempertanggungjawabkannya secara rinci.
Wajah yang cantik dan buruk rupa akan sama setelah dimakan tanah.
Tinggallah wajah rupawan yang tak dijaga kelak akan banyak ditanya.
Tentang manusia yang tergoda karena dipameri kecantikannya.
Tentang bagaimana ia mensyukuri kelebihan yang diberi-Nya.
IV
Yang berkuasa ditinggalkan para pengawal saat masuk kubur.
Tak guna telunjuk yang begitu mudah menzalimi dengan takabbur.
Tak guna sesal kesalahan kebijakan karena nasi telah menjadi bubur.
Tinggallah diri kelak hadapi pembalasan dengan ketelitian yang terukur.
Wahai cahaya mata, kini usiamu bagaikan cahaya mentari jelang siang.
Energi yang ada dalam dirimu begitu kuat takkan mampu dihadang.
Gunakanlah dia untuk membuat ilmu dan imanmu berkembang.
Sebagai modal terbaik tatkala kelak pada-Nya kita berpulang.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar