241-2011. Kepada Para Penyair
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Hatiku tergetar membaca firman agung tentang para penyair.
Yang melalui ketajaman penanya untaian kata-kata mengalir.
Yang mampu mempesona hati manusia bagaikan sebuah sihir.
Yang dengan keindahan madah jutaan insan menjadi berfikir.
Tetapi dalam kitab-Nya yang agung Dia telah berikan pilihan.
Untuk para penyair di bumi-Nya dalam dua buah jalan.
Jadi mereka yang kelak diberi kasih sayang Tuhan.
Atau mendapat murka karena jauhkan Iman.
II
Betapa banyak ungkapan syahwat diumbar.
Membicarakan tentang nafsu birahi panjang lebar.
Apakah mereka berada dalam keadaan yang sadar.
Ungkapannya dicatat malaikat dengan rapi berlembar-lembar.
Ada yang ungkapannya membuat terkagum-kagum manusia.
Yang mampu menyihir jiwa-jiwa insan yang sedih dan berduka.
Dipuja-puji dengan segala sebutan yang ciptakan rasa bangga.
Sedang hakekat sesungguhnya adalah ungkapan nafsu semata.
III
Tahukah penyair bahwa tiap kata akan dipertanggungjawabkan.
Apakah bangkitkan khayal dan nafsu atau dekatkan pada Tuhan.
Apakah dekatkan kesadaran iman atau hanya tambah kesesatan.
Sungguh kemampuan yang diberi berada pada sebuah pilihan.
Di belakang para penyair berdiri dua golongan yang berbeda.
Ada yang dijaga malaikat dan ada teman iblis yang durhaka.
Yang hembuskan kalimat-kalimat indah ke dalam dada.
Bagai indahnya nyanyian lagu dalam alunan nada.
IV
Para penyair adalah mereka yang diberi kelebihan.
Berhati-hatilah mereka semua dalam memanfaatkan.
Karena dengannya pahala dan murka akan Tuhan berikan.
Apakah akan tunduk padanya atau menuruti bujukan syaitan.
Sungguh kesadaran yang kuat akan lahirkan kata-kata bijak.
Yang dengannya ke jalan kebenaran manusia bisa diajak.
Sebagai wujud syukur atas fikiran yang dititipkan dalam otak.
Maka perbuatan baik yang dihasilkan membuat agama semarak.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
*Tafsir surat Asy-Syuara (26) ayat : 224
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Hatiku tergetar membaca firman agung tentang para penyair.
Yang melalui ketajaman penanya untaian kata-kata mengalir.
Yang mampu mempesona hati manusia bagaikan sebuah sihir.
Yang dengan keindahan madah jutaan insan menjadi berfikir.
Tetapi dalam kitab-Nya yang agung Dia telah berikan pilihan.
Untuk para penyair di bumi-Nya dalam dua buah jalan.
Jadi mereka yang kelak diberi kasih sayang Tuhan.
Atau mendapat murka karena jauhkan Iman.
II
Betapa banyak ungkapan syahwat diumbar.
Membicarakan tentang nafsu birahi panjang lebar.
Apakah mereka berada dalam keadaan yang sadar.
Ungkapannya dicatat malaikat dengan rapi berlembar-lembar.
Ada yang ungkapannya membuat terkagum-kagum manusia.
Yang mampu menyihir jiwa-jiwa insan yang sedih dan berduka.
Dipuja-puji dengan segala sebutan yang ciptakan rasa bangga.
Sedang hakekat sesungguhnya adalah ungkapan nafsu semata.
III
Tahukah penyair bahwa tiap kata akan dipertanggungjawabkan.
Apakah bangkitkan khayal dan nafsu atau dekatkan pada Tuhan.
Apakah dekatkan kesadaran iman atau hanya tambah kesesatan.
Sungguh kemampuan yang diberi berada pada sebuah pilihan.
Di belakang para penyair berdiri dua golongan yang berbeda.
Ada yang dijaga malaikat dan ada teman iblis yang durhaka.
Yang hembuskan kalimat-kalimat indah ke dalam dada.
Bagai indahnya nyanyian lagu dalam alunan nada.
IV
Para penyair adalah mereka yang diberi kelebihan.
Berhati-hatilah mereka semua dalam memanfaatkan.
Karena dengannya pahala dan murka akan Tuhan berikan.
Apakah akan tunduk padanya atau menuruti bujukan syaitan.
Sungguh kesadaran yang kuat akan lahirkan kata-kata bijak.
Yang dengannya ke jalan kebenaran manusia bisa diajak.
Sebagai wujud syukur atas fikiran yang dititipkan dalam otak.
Maka perbuatan baik yang dihasilkan membuat agama semarak.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
*Tafsir surat Asy-Syuara (26) ayat : 224
0 komentar:
Posting Komentar