228-2011. Untuk Sahabat Masa Kecil (2)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Sahabat,
Kini usia kita telah lalui angka empat puluh tahun.
Kenangan indah masa kecil kita begitu rapi tersusun.
Kadang aku tersenyum sendiri bila ingat saat melamun.
Ada kerinduan dijiwa ini untuk kelak masih bisa berhimpun.
Kurindukan kaki-kaki telanjang berlari pulang dari sekolah.
Susuri jalan-jalan kecil sambil berceloteh dan bercerita.
Terkadang terdengar serentak riuhnya derai tawa.
Sungguh masa kecil begitu indah tanpa dosa.
II
Sahabat, ingatkah engkau saat lari di pematang.
Dikejar pemilik kolam terjatuh tunggang langgang.
Sorenya ke surau dan membawa obor untuk penerang.
Dan saling menceritakan kelucuan yang terjadi disaat siang.
Di tengah kicauan burung kita pergi membawa perangkap.
Sambil menepak nyamuk menunggu ada yang tertangkap.
Disiul-siulkan mulut agar burungnya tertipu & hinggap.
Dan setengah hari hanya bawa hampanya harap.
III
Teringat saat membuat api unggun batok kelapa.
Menjadi tradisi di kampung setiap jelang akhir puasa.
Bertadarussan sambil berlarian ganggu orang dewasa.
Sungguh begitu kuatnya kurindukan lagi hadirnya masa.
Belumlah lagi anak-anak bermain dibawah sinar rembulan.
Sambil bermain gobak sodor sembunyi dan berlarian.
Terdengar teriakan melengking karena dikejutkan.
Sungguh sebuah masa yang tiada kemunafikan.
IV
Kini, bulan tak lagi bersinar indah dimalam hari.
Dikalahkan oleh terangnya cahaya listrik menyinari.
Dijalanan kecil tak terlihat lagi anak-anak berlari-lari.
Semuanya telah berubah atas nama kemajuan dan industri.
Buah-buahan lokal yang sehat menghilang dari peredaran.
Karena bunga tak berbuah akibat kelelawar dimusnahkan.
Ditambah lagi dengan banyak buah impor digalakkan.
Jadilah negeri yang kaya alam tinggal kenangan.
Dan masa kecil kita hanya tinggal sebagai keindahan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar