237-2011. Syair Mahasiswa
Oleh
Hamdi akhsan
I
Inilah syair yang bikin kesal,
dibuat dengan bahasa nakal,
karena sedang sumpek diakal,
tentulah gondok pembaca bakal.
Berkisah tentang si mahasiswa,
dikampus dan diluaran sana,
berbagai polah berbagai tingkah,
kadang membuat dirinya susah.
Namanya saja masih belajar,
kalaulah salah masihlah wajar,
yang penting jangan kurang ajar,
ataupun sampai dosen dikejar.
II
Haha, ada yang senang jadi aktivis,
kemana-mana selalu kelimis,
jadi idola yang gadis-gadis,
alamaaakk, diputar-putar ia punya kumis.
Belumlah lagi yang pintar ngomong,
istilah banyak kayaknya sombong,
rupanya IP dua kosong-kosong,
haha, ketauan kalau nilai melompong.
Ada pula yang hobi pacaran,
setiap hari kayak kasmaran,
sibuk mencari calon sasaran,
kalaulah dapat langsung jadian.
III
Wah, ada yang selalu rajin belajar,
sikapnya juga selalu wajar,
kepada dosen tak kurang ajar,
cepatnya tamat yang ia kejar.
Tapi kadang mereka kecewa,
prediksi nilai ternyata beda,
dikira bagus rupanya parah,
aduuuhhh, benci sekalee jadinya.
Haha, ada pula yang sampai nangis,
hatinya mungkin rasa teriris,
kecewa pada dosen yang bengis,
padahal sudah belajar habis.
IV
Ada pula yang masa bodoh,
tujuan kuliah mencari jodoh,
kerjanya cuma bikin seloroh,
yang model ini jangan dicontoh.
Haha, di perpustakaan orang belajar,
tetapi dia membawa pacar,
supaya mojok berjalan lancar,
wah, yang model ini kurang wajar.
Berhati-hati dengan buaya,
kerjanya cuma memperdaya,
mulutnya manis agar percaya,
setelah itu memangsa dia.
V
Wah, macam-macam tingkah dikampus,
berbisik-bisik didalam bus,
kadang terdengar ucapan ketus,
maklum ni lagi pacaran serius.
Haha, jangan lupa tugas utama,
amanat orangtua pertama,
IP nya harus tiga koma lima,
tamatnya juga jangan lama-lama.
SPP sekarang sudah mahal,
jangan menjadi anak yang nakal,
jadikan nasehat sebagai bekal,
peraslah otak peraslah akal.
VI
Saat ujian kadang terlihat,
ada yang sibuk membuat jimat,
kertasnya kecil dilipat-lipat,
haha, itulah bentuk tipu muslihat.
Kadang yang ngawas sambil mengantuk,
peluang bagus itu termasuk,
tapi awas ia batuk-batuk,
cepat-cepat jimatnya masuk.
Ada yang suka melirik-lirik,
catatan teman ditarik-tarik,
Kadang mendapat ia secarik,
nilainya baguuus bikin sirik.
VII
Habis ujian ada yang nangis,
karena dia langsung pesimis,
seperti hidupnya bakal habis,
haha...jangan gitu neng geulis.
Nilai dikampus bukan segala,
setelah tamat tidak berguna,
ilmu yang lain carilah pula,
organisasi tempat adanya.
Tapi janganlah lupakan tugas,
buatlah bagus diatas kertas,
jangan ditunda dan jangan malas,
jadilah pemuda pekerja keras.
VIII
Belajar juga tekniknya loby,
dilanjut dengan bernegosiasi,
supaya hebat tamatnya nanti,
ditempat kerja punya prestasi.
Jadi aktivits harus disiplin,
jadwal dibuat dan disiapin,
baju disetrika supaya licin,
tutur dijaga supaya yakin.
Kalau meminta jangan memaksa,
cobalah dengan cara biasa,
rancanglah demo kalau terpaksa,
tapi dijaga tata bahasa.
IX
Wow ada pula jenis mapala,
mahasiswa paling lama sebutan ia,
empat belas semester baru tamatnya,
kasihan juga orangtuanya.
Penyebab karena ia terlena,
organisasi yang utamanya,
kuliah tidak dihiraukannya,
jadilah ia senior utama.
Temannya sudah menggendong anak,
dia masih saja berteriak-teriak,
protes segala sampai serak-serak,
wadoou, pening melihatnya alamaaakk.
X
Betul!betul! ada juga yang jual tampang,
memikat terlihat dimata orang,
Tapi dilihat ia punya uang?
dompetnya sudah kering kerontang.
Dompet tebal kayaknya keras,
isinya ternyata cuma kertas,
di kos an cuma ada beras,
wah...duitnya habis untuk berhias.
Baju dipakai mahal-mahal,
di supermaket tempat dijual,
begitu pula kerennya sandal,
ternyata...pinjam teman jadi modal.
XI
Ada pula salah jurusan,
menornya ia punya pakaian,
ketat seperti didalam iklan,
dipamer-pamer itu tonjolan.
Haha, kasihan juga lihat yang gini,
membuat naik jakun lelaki,
dikira nakal sebagian pasti,
membuat dia sendiri keki.
Baiknya pakaian yang wajar saja,
cantik dan gagah yang alamiah,
orangnya pintar dan bersahaja,
biasanya kelak jadi idola.
XII
Syairku berhenti sampai disini,
nanti tersinggung anto dan ani,
dikira pak dosen sungguh berani,
padahal cuma ber haha hihi.
Kalaulah baik silah diambil,
kalau tak enak usah dibangkil,
anggaplah cuma cubitan kecil,
supaya jiwa bisa terpanggil.
Kalau tersinggung kumohon maaf,
tersalah kata ataupun khilaf,
karena dibuat seperti sulap,
dalam sejenak sudahlah siap.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar