256-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku!
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Ibu, sekarang ini bulan puasa hampir tiba.
Terkenang daku masa kecil yang sangat bahagia.
Dengan mata mengantuk bujuk rayumu lembut menyapa.
Bangunkan anak-anakmu agar dari kecil belajar untuk berpuasa.
Teringat daku merengek kehausan karena letih main layangan.
Senyum lembutmu membuat rasa ingin minum terlupakan.
Disertai kisah tentang pahala yang diberikan.
Jadilah lapar haus sampai sore bertahan.
II
Ibu,Ramadhan Telah datang menghampiri.
Titip rindu buat ayah didalam kubur yang sunyi.
Sampaikan pada beliau pesan ayah selalu dihati.
Dan akan ananda pelihara sampai kelak fana jasad ini.
Ini Ramadhan yang kesekian puluh kita tidak bersama.
Sejak daku pergi merantau jauh tinggalkan rumah.
Bagaikan anak elang yang terbang ke angkasa.
Tak pernah kembali lagi ke sarang induknya.
III
Kala rindu, kupandangi cakrawala nan bisu.
Airmata menetes bayangkan masa-masa kecilku.
Jalani hari-hari dalam kesendirian jiwa sejak dahulu.
Yang sebagai anak laki-laki terlalu lembut seperti katamu.
Ibu, walau separuh jalan hidup yang panjang telah kulalui.
Kata-kata dari mulutmu tak pernah kubuang dari hati.
Bekal jalani hidup sebagai seorang anak lelaki.
Dan yang membuat langkahku selalu berani.
IV
Anakmu tahu, betapa terjal jalan di depan.
Jauh langkah yang harus ditempuh di perjalanan.
Beratnya hidup yang dijalani dalam menanggung beban.
Untuk itulah seorang ayah karena kerja kerasnya dimuliakan.
Dalam usia yang mulai dekati senja masa kehidupan di dunia.
Bermohon anakmu doa dan keridhoan dari ibunda.
Agarb jalanku dalam kasih bdan bimbingan Allah.
Sampai kelak menghadap-Nya di alam baqa.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Ibu, sekarang ini bulan puasa hampir tiba.
Terkenang daku masa kecil yang sangat bahagia.
Dengan mata mengantuk bujuk rayumu lembut menyapa.
Bangunkan anak-anakmu agar dari kecil belajar untuk berpuasa.
Teringat daku merengek kehausan karena letih main layangan.
Senyum lembutmu membuat rasa ingin minum terlupakan.
Disertai kisah tentang pahala yang diberikan.
Jadilah lapar haus sampai sore bertahan.
II
Ibu,Ramadhan Telah datang menghampiri.
Titip rindu buat ayah didalam kubur yang sunyi.
Sampaikan pada beliau pesan ayah selalu dihati.
Dan akan ananda pelihara sampai kelak fana jasad ini.
Ini Ramadhan yang kesekian puluh kita tidak bersama.
Sejak daku pergi merantau jauh tinggalkan rumah.
Bagaikan anak elang yang terbang ke angkasa.
Tak pernah kembali lagi ke sarang induknya.
III
Kala rindu, kupandangi cakrawala nan bisu.
Airmata menetes bayangkan masa-masa kecilku.
Jalani hari-hari dalam kesendirian jiwa sejak dahulu.
Yang sebagai anak laki-laki terlalu lembut seperti katamu.
Ibu, walau separuh jalan hidup yang panjang telah kulalui.
Kata-kata dari mulutmu tak pernah kubuang dari hati.
Bekal jalani hidup sebagai seorang anak lelaki.
Dan yang membuat langkahku selalu berani.
IV
Anakmu tahu, betapa terjal jalan di depan.
Jauh langkah yang harus ditempuh di perjalanan.
Beratnya hidup yang dijalani dalam menanggung beban.
Untuk itulah seorang ayah karena kerja kerasnya dimuliakan.
Dalam usia yang mulai dekati senja masa kehidupan di dunia.
Bermohon anakmu doa dan keridhoan dari ibunda.
Agarb jalanku dalam kasih bdan bimbingan Allah.
Sampai kelak menghadap-Nya di alam baqa.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar