Minggu, 31 Juli 2011

269-2011. Sebuah Kesia-siaan

269-2011. Sebuah Kesia-siaan

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Kurenungkan sebuah mekanime sederhana yang sering dilupakan.
Tentang hakekat yang sejati dari sebuah proses kehidupan.
Yang memang dahulu bermula dari sebuah ketiadaan.
Dan kelak akan berakhir pasti dengan kefanaan.

Lantas mengapa  harus ada  tangis di dunia.
Apakah karena insan tak sadar hakekatnya.
Kalau  semua hanya  titipan Ilahi  padanya.
Yang tiap saat  kelak pasti akan diambilnya.

II
Kadang, kesadaran datang begitu terlambat.
Sesal diri baru terasa menjelang dirinya sekarat.
Namun semua  itu tidak  akan  ada lagi  manfaat.
Dan tak  mungkin lagi  diperbaiki  pada hari akherat.

Kelak setiap jiwa akan ditanya pertanggungjawabannya.
Dipergunakan untuk  apa saja harta yang  diberikan  padanya.
Tumpukan emas permata dan uang yang didapat berasal darimana.
Dan hak-hak orang duafa yang harus dikeluarkan telah dilaksanakannya.

III
Adalah sebuah kesia-siaan  bekerja keras tanpa  peduli halal dan haram.
Kelak di dalam kubur akan bernasib malang dan akheratnya suram.
Masa tua akan banyak kepedihan dan jiwa yang tak tentram.
Kehidupan keluarga akan kacau bagai kapal jelang karam.

Adalah takhta bersanding harta membuat insan lupa.
Kalau hidupnya ini hanya  persinggahan sementara.
Kelak sebagai insan faqir kembali  pada Tuhannya.
Dan menikmati balasan ata semua perbuatannya.

IV
Wahai insan yang sering tergoda syaitan dan lalai.
Yang berguna hanya amal kala leher telah terkulai.
Betapa sakitnya  siksa takala dikubur  bagai dibantai.
Dan perihnya  kulit yang terbelah oleh gesekan rantai.

Kebanggaan yang ada di dunia, semua akan berakhir fana.
Hendaklah diri berupaya hindari  jebakan dunia penuh pesona.
Tempat yang membahagiakan sesungguhnya ada di akherat sana.
Wahai, ampuni dan bimbinglah kami istiqamah di jalan-Mu ya Robbana.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

Sabtu, 30 Juli 2011

271-2011. Syair Negeri Dongeng

271-2011. Syair Negeri Dongeng

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Alkisah,
Di sebuah negeri rakyatnya gempar,
saat mendengar berita besar,
korupsi jamaah bermilyar-milyar,
sedang rakyatnya miskin terkapar.

Awalnya cuma berupa kabar,
tetapi kini makin melebar,
gara-garanya itu si nasar,
semua rahasia jadi keluar.

Eh, mengapa pula mulutmu besar,
semuanya kini jadi terbongkar,
membuat banyak orang terkapar,
mendesis-desis seperti ular.

II
Haha, Sungguh cerdik itu penebar,
sekarang enak-enak diluar,
sambil senyumnya terkembang lebar,
setelah rahasia semua diumbar.

Belumlah lagi melihat gambar,
itu si poltak sedang sesumbar,
saling salahkan saling melempar,
merasa dirinya paling benar.

Haha, cobalah sama-sama bersabar,
pasti masalah besar kan kelar,
tak perlu umpatan saling dilontar,
bukankah kalian seperti kembar.

III
Lain pula si mulut besar,
terkena urusan dalam seluar,
persisnya urusan air terpancar,
buktinya anaknya sudah besar.

Istri tuanya sudah tak sabar,
dampingi dia disaat sukar,
setelah kaya ia dilempar,
mana sudi aku...bang togar!

Haha, kumpul kebo katanya benar,
tak malu ia waktu disiar,
karena terjadi di negara luar,
ia katakan hukum tak langgar.

IV
Nah lu, awas nanti kena tampar,
anakmu pun sudah marah besar,
badannya tinggi ototnya kekar,
sekali tinju engkau terlempar.

Pandai pula lidah kau putar,
mengecap pula mulutmu besar,
ludahmu sampai muncrat keluar.
mata melotot bak orang liar.

Hati-hatilah engkau bang togar,
mulutmu bisa seperti ular,
keseringan nanti salah sasar,
bisa-bisa kamu terkapar.

Yang tertawa lebar

Hamdi Akhsan

Jumat, 29 Juli 2011

268-2011. Senandung Pagi (10) di Musim Kemarau

268-2011. Senandung Pagi (10) di Musim Kemarau

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Pagi yang berhias jernihnya embun kini berganti.
Sapaan  kabut nan basah  sementara  tak menemani.
Hanya debu, yang mengabut terbang di permukaan bumi.
Dan kesejukan haripun berganti panas bak dekat cahaya api.

Pagi musim kemarau kini datang serentak dengan bulan puasa.
Sepertinya bumipun ada periode istirahat dalam putaran masa.
Ada musim tatkala biji benih tumbuh di tanah subuh nan basah.
Namun ada  masa kering  yang diciptakan dengan tujuan beda.

II
Dalam perjalanan waktu bumi memberikan banyak isyaratnya.
Sebagai bahagian dari pengaturan  periode penciptaannya.
Dalam tiap kejadian tersimpan hikmah dan rahasia-Nya.
Agar insan senantiasa  sadar akan  keterbatasannya.

Pada kemarau tersimpan  hikmah untuk berhemat.
Tubuh mengurangi kerja keras agar usus istirahat.
Seperti jasad  berpuasa  tuk kuras  zat yang jahat.
Itulah hal  yang tersembunyi  dibalik  yang terlihat.

III
Di musim  kemarau hendaknya  manusia bersabar.
Ajarkan rasa  syukur akan  nikmat air yang tersebar.
Ingatkan manusia terhadap keterbatasan harus sabar.
Agar amal kebaikan yang dibuat  tidak hangus terbakar.

Musim  kemarau  istriahatkan  beberapa  jenis   hewan.
Mereka bertapa  dalam tanah sampai tiba musim hujan.
Sebaliknya ada jenis lain yang  bertapa di musim hujan.
Begitu adilnya hukum Ilahi  dalam mengatur pergantian.

IV
Dalam masa hidup insan kadang ada kemarau rezeki.
Hendaklah sabar dan tawakkal atas ketentuan Ilahi.
Sambil terus bekerja keras saat  petang dan pagi.
Agar mendapat kebaikan yang tersebar dibumi.

Sungguh begitulah  penciptaan dalam dua sisi.
Agar   keseimbangan  terjaga  secara  simetri.
Sebagai bentuk kesempurnaan dalam dua sisi.
Sampai kelak datangnya suatu hari yang pasti.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Rabu, 27 Juli 2011

267-2011. Kepada Kubur Yang Membisu Aku Bertanya (2)

267-2011. Kepada Kubur Yang Membisu Aku Bertanya (2)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Dalam kebisuan yang memendam banyak rahasia.
Padamu wahai kubur yang bisu daku bertanya.
Tentang siapa saja yang bersemayam disana.
Tentang  manusia  dengan sisa tulangnya.

Hari ini  tatkala  kulalui  dirimu dalam  sunyi.
Jumlah nisan yang tertancap bertambah lagi.
Berarti ada manusia yang telah memenuhi janji.
Untuk kembali pada Sang pemilik Yang Maha Suci.

II
Jelang ramadhan ini terselip kesedihan yang dalam.
Ingat para  sahabat  yang telah  berpindah alam.
Tinggal  sendiri di dalam  kuburnya yang kelam.
Tak tahu perubahan waktu siang dan malam.

Kemana mereka yang dulu cucurkan airmata?
Duka perlahan hilang bersama  berlalunya masa.
Kenangan  tersapu  dengan  banyaknya  peristiwa.
Dan tinggallah sendiri sampai kelak  semesta binasa.

III
Kepada nisan nan bisu betapa ingin daku sampaikan.
Apakah mereka yang dulu berharta  terselamatkan.
Apakah para penguasa yang hebat diistimewakan.
Ataukah mereka didalam tanah malah dihinakan.

Dahulu ada jasad-jasad tercabik dimakan tanah.
Ada  yang  jasadnya  busuk  menebar  bau nanah.
Ada yang matanya mendelik bak  kesakitan dipanah.
Wahai sungguh kehidupan dialam kubur yang merana.

IV
Pada kubur yang jadi saksi sepanjang waktu aku mintakan.
Tatkala  melihat kesunyian  sekelingmu kami tersadarkan.
Bahwa kelak semua perbuatan dipertanggungjawabkan.
Hanya ketaatan  dan amal baik  yang menyelamatkan.

Padamu kubur yang didalamnya banyak ulat bertabur.
Yang didalammu sehebat apapun jasad akan jadi bubur.
Yang berteman sepi  tanpa anak dan  istri yang menghibur.
Moga jadi pelajaran bagi kami untuk taat pada Sang Ghaffur.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Selasa, 26 Juli 2011

270-2011. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

270-2011. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Bismillah pertama daku ucapkan,
salam kepada sahabat sekalian,
yang akan tunaikan puasa ramadhan,
pilihan jalan yang diridhoi Tuhan.

Bulan puasa sebentar lagi,
betapa sungguh bahagia hati,
atas usia yang Tuhan beri,
atas Ramadhan yang dirahmati.

Kita semua janganlah lupa,
tuk sambut gembira bulan puasa,
supaya diampun semua dosa,
diberi pahala berlipat ganda.

II
Sebelum puasa pasanglah niat,
untuk tinggalkan yang jahat-jahat,
yang tidak patut jangan dilihat,
yang dilarang-Nya jangan dibuat.

Kalaulah ingin puasa utuh,
jauhi juga perkara makruh,
apa yang haram jangan disentuh,
juga hindari halal separuh.

Amal yang baik silah kerjakan,
diberi pahala lipatgandakan,
diampun dosa seluas lautan,
diberi rahmat surga bertaman.

III
Janganlah lupa infak sedekah,
penghapus dosa penghindar bala,
jauhkan dari kikirnya jiwa,
dibalas Allah berlipat ganda.

Zakatpun jangan lupa bayarkan,
janganlah sampai ia kurangkan,
kalaulah bisa boleh lebihkan,
pahala infaq kan didapatkan.

Niatkan pula untuk berbagi,
buka puasa tetangga beri,
yang baik-baik jangan yang basi,
niscaya kita tak akan rugi.

IV
Yang lain juga perlu diingat,
jagalah lidah agar selamat,
jagalah kerja dari maksiat,
ikhlaskan diri supaya sehat.

Bernuka jangan suka berlebih,
nanti tak kuat pergi tarawih,
biarkan sisa di perut masih,
agar jalannya tidak tertatih.

Kalaulah bisa diusahakan,
secara rutin baca Al quran,
basahi lidah dengan ucapan,
zikir yang ma'tsur kita lafazkan.

V
Anak-anakpun latih puasa,
supaya kelak kan terbiasa,
terbawa-bawa sampai dewasa,
ibu bapaknya tidak berdosa.

Ingatkan mereka kurangi main,
supaya dahaga tertahan batin,
batal puasa jadi tak ingin,
sampai magribpun tentulah yakin.

Itulah syair jelang puasa,
mohon maafkan selagi bisa,
bermohon ampun salah dan dosa,
Sebelum jasad ini binasa.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Minggu, 24 Juli 2011

216-2011. Pedangku Hanyalah Kata

216-2011.  Pedangku Hanyalah Kata

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan



I
Kepadamu para pencinta kebusukan dan kezaliman  kutuliskan pesan.
Betapa bangkai-bangkai busuk yang menebar aroma telah dibukakan.
Kami sudah muak dengan  manisnya kata-kata yang dijadikan alasan.
Dan mereka  yang tertindas  dalam ketidak adilan  butuh pembuktian.

Mana dahulu janji-janji manismu yang katanya berlumur madu.
Kini terhadap suara-suara derita kalian hanya membisu.
Seolah-olah  tak mendengar dan  juga tak tahu.
Bagaikan manusia  telah putus urat malu.

II
Kudengar kini  berkembang aji mumpung.
Pemegang amanah  menumpuk harta segunung.
Tahu bahwa kelak ia jadi beban berat yang ditanggung.
Dan disisi Ilahi pasti akan dipertanggungjawabkan dan dihitung.

Di hari ini, suara-suara kebenaran  hanya dianggap  angin yang berlalu.
Para pencuri berdasi yang ada adalah penyuara kebenaran dimasa lalu.
Mengapa kini berbalik mengamalkan semua yang dahulu dianggap saru.
Sungguh  rakyat di  negeri yang  demikian tentulah  akan  bernasib pilu.

III
Mengapa kini rakyat kecil kehilangan kepercayaan.
Mengapa pemegang amanah sibuk menimbun kekayaan.
Mengapa   suara-suara  kebenaran  kini tak  lagi didengarkan.
Yang dihormati adalah mereka yang hidup bergelimang kemewahan.

Isyarat langit berupa  peristiwa alam makin hari  makin tak didengar.
Kehidupan dilalui dengan rutinitas  kesenangan hingar bingar.
Ditebas  segala pantangan dan  larangan dengan sadar.
Sungguh kebusukan moral hidup telah menyebar.

IV
Agama?hanya menjadi hiasa dalam upacara saja.
Dalam kelahiran, pernikahan, dan kematian saja berguna.
Dalam aktivitas lainnya dipakai dan dilepas sesuai dengan selera.
Diperlakukan seperti orang yang memegang api dalam panasnya bara.

Inilah kata,  senjata  yang  dimiliki orang  yang tak  memegang  kuasa.
Yang dalam  kehidupan sehari-harinya  hanya merupakan  orang biasa.
Yang  mencoba  memberikan  peringatan   sebelum  negerinya  binasa.
Dan kelak terlepas  dalam pertanggunjawaban pada-Nya di akhir masa.


al Faqiir

Hamdi Akhsan

259-2011. Senandung Pagi (5)

259-2011. Senandung Pagi (5)

                 Oleh
                 Hamdi Aksan


I
Kadang pagi yang senyap dipecahkan oleh tangisan.
Malam yang tadi penuh  tawa berubah jadi ratapan.
Tatlala datang kiamat kecil  dalam wujud kematian.
Itulah  taqdir  Ilahi  yang  senantiasa  di pergilirkan.

Betapa manusia terkejut dengan datangnya masa itu.
Kala panggilan datang  menghadap pada-Nya Yang Satu.
Tinggallah keluarga yang telah bersama sepanjangnya waktu.
Dan mulailah ia dengan aktivitas kehidupan alam kubur yang baru.

II
Di saat ada  kematian, pagi pun jadi murung berselimut mendung.
Seolah-olah dirinya yang selalu  malang dan tidak beruntung.
Padahal nikmat Ilahi yang didapat  sungguh tak terhitung.
Taqdir dari tiada dan kembali tiada harus berlangsung.

Bersama datang mentari, berlalu pula seorang hamba.
Kembali  menghadap pada  pemiliknya Sang Pencipta.
Dengan  dua  pilihan  akherat  balasan  perbuatannya.
Mendapatkan  ampunan atau rasakan  perih siksa-Nya.

III
Didalam pagi tersimpan harapan indahnya masa depan.
Setiap insan yang punya kehendak inginkan keberhasilan.
Apa yang direncanakan pada hari itu sekuatnya  diusahakan.
Namun yang  berlaku pasti  di bumi tetaplah  kehendak Tuhan.

Sungguh mutlaknya pemutusan taqdir ada pada Sang Pencipta.
Karena itulah hidup ini berseling tawa dan cucuran air mata.
Terkadang ada benci dan marah kadang pula rasa cinta.
Demikianlah pergantian  sampai diri  menutup mata.

IV
Adalah kepasrahan  jalani  taqdir Ilahi  harus dijalani.
Karena masa depan bagi semua makhluk adalah  misteri.
Semuanya merupakan  hasil pengaturan dari  kehendak Ilahi.
Yang tak pernah berubah walau telah bergantinya ribuan generasi.

Embun telah menghilang, pagi berlalu, dan haripun telah berganti.
Suka dan duka dalam kehidupan hendaknya pasrah tuk dijalani.
Itulah dua hal bertentangan yang  dengan rata telah dibagi.
Agar manusia selalu ingat pada mutlaknya kekuasaan Ilahi.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Sabtu, 23 Juli 2011

266-2011. Syair Untuk Kekasih (9)

266-2011. Syair Untuk Kekasih (9)

                


I
Kekasih,
Malam-malamku sepi bagai tangisan qais di tengah gurun sunyi.
Laila telah pergi membawa luka dan kepedihan yang menyayat hati.
Hanya air mata dan desiran angin gurun yang setia dan abadi menemani.
Dan kepasrahan jiwa yang patah  menunggu datangnya panggilan janji Ilahi.

Cinta pada-Mu?Sebuah ungkapan indah  yang telah berkarat  diterpa waktu.
Tiada lagi ratapan kasih di tengah  dinginnya  malam-malam yang  berlalu.
Pasrah ikuti  taqdir  bak karang dilamun dahsyatnya ombak nan bisu.
Dan  perlahan jasad pun menua dalam perihnya  rintihan rindu.

II
Kekasih,
Kemana wajah yang berlumur debu akan hamba sembunyikan.
Kemana pekatnya hati dalam dusta pada-Mu akan hamba adukan.
Kemanapun diri pergi segala kekuatan-Mu selalu Engkau nampakkan.
Sungguh mengalir airmata manakala teringat hari pertanggungjawaban.

Lailaku pergi karena cinta dihatiku menipis oleh hebatnya godaan dunia.
Ia pergi ke hati para pencinta-Mu yang jalani hidup dengan sederhana.
Yang ungkapkan  kerinduan dan cinta  sebagai budak-Mu yang hina.
Dan tiada  tergoda oleh gemerlapnya  dunia  yang  mempesona.

III
Adalah kerinduan ini bagai terpenjara dalam kokohnya karang.
Di senjanya waktu yang kian dekati  akhir ia kembali mengerang.
Bak merontanya prajurit yang dahulu begitu gagah dalam berjuang.
Dan berharap kelak akan kembali pada-Mu sebagai pemenang perang.

Kekasih, maafkan kelalaianku keterbatasan iman dan godaan duniawi.
Ampuni hamba atas segala pelanggaran terhadap yang tak direstui.
Bimbinglah  hamba agar jalan ini  tak  menyimpang lebih jauh lagi.
Dan sadar bahwa kematian adalah sesuatu yang memang pasti.

IV
Dalam cucuran air mata dan wajah tertunduk karena bersalah.
Berilah hamba hati yang selalu kuat dan istiqamah untuk berubah.
Agar dikubur dan akherat nanti hamba terjauh dari pedihnya musibah.
Serta diberi  ampunan  atas semua  pelanggaran selama  hidup di dunia.

Kekasih, kurindukan laila-ku akan kembali  jelang masa  senja kehidupan.
Teguh dalam cinta bagai qais yang nikmati cinta dalam kesendirian.
Berharap jiwa akan berbahagia dalam cinta dan ridho Tuhan.
Sebelum kelak dihadapkan semua amal ini di pengadilan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

265-2011. Surat Seorang TKW jelang Ramadhan

265-2011. Surat Seorang TKW jelang Ramadhan

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Anakku,
Air mata ini menetes teringat Ramadhan akan tiba.
Berbilang tahun sudah engkau puasa  jauh dari bunda.
Inginnya ibu membangunkanmu sambil  memeluk di dada.
Namun antara kerinduan dan kenyataan hidup jauh berbeda.

Di Negeri jauh kulantunkan doa untukmu menjelang Ramadhan.
Dalam ratapan lirih ibu bermohon pada Ilahi bersedu sedan.
Berharap  kuat  iman kita dalam  sedihnya  perpisahan.
Dan kita saling merindu walau jauh berpisah badan.

II
Anakku,
Tinggal sebentar lagi Ramadhan  kembali datang.
Kalimat-kalimat puja pada Ilahi akan berkumandang.
Di dalam  jiwa ini  betapa  sangat  ingin  ibunda  pulang.
Tapi ribuan kilometer jarak dan perjanjian jadi penghalang.

Betapa  dahulu ibu  bermimpi  tentang  kemuliaan  duniawi.
Punya harta dan hidup terpandang ternyata hanya mimpi.
Namun ternyata hanya kepahitanlah hari-hari kulalui.
Sampai keluar negeri lah hal yang harus dijalani.

III
Tahun-tahun berlalu,ibu hanya bisa  dengar suaramu.
Air mataku  mengucur  bayangkan  pertumbuhanmu.
Sering rasa bersalah karena tak bisa mendampingimu.
Namun semua harus kulalui demi  cari biaya untukmu.

Ibu tak akan salahkan ketakmampuan ayahmu menafkahi.
Karena di negeri ini semuanya serba sulit untuk difahami.
Tidak ada  kepastian  masa depan walau sekolah tinggi.
Karena  begitu  banyak raja kecil  baru di era otonomi.

IV
Walau banyak kesedihan dan penderitaan ibu rasakan.
Namun pilihan yang begitu berat ini  harus ibu tunaikan.
Berharap suatu  saat kelak kita  bersama rayakan lebaran.
Dan dalam keadaan sulit engkau takkan lagi ibu tinggalkan.

Anakku, dalam sekian tahun masa  kita tidak bertemu.
Ibu  berharap  ayahmu  bisa  amanah  menjaga dirimu.
Agar kelak predikat anak sholeh akan melekat padamu.
Dan  kebanggaan  akan ku dapat menjadi  ibu bagimu.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

260-2011. Ibu, Anakmu Rindu Pulang

260-2011. Ibu, Anakmu Rindu Pulang

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Ibu
Ingin kuadukan padamu tentang beban yang sesakkan jiwa.
Ingin kuadukan semua letihku jalani  hidup  jelang masa tua.
Ingin kudatang  padamu mencari kesejukan teduhnya mata.
Sungguh  nasehat  tulusmu  jadi  obat hati yang menderita.

Ibu, dalam  rapuhnya  ketegaran jiwa  anakmu ingin pulang.
Mencari kekuatan cahaya matamu yang penuh kasih sayang.
Memacu semangat hidup dan membuat  kuat tulang-tulang.
Di dalam  jiwamu  tersimpan cinta  yang tak  pernah  hilang.

II
Ibu.
Kurindukan cintamu yang  sanggup belah ganasnya samudera.
Kurindukan doa mustajabmu yang bak kilat membelah udara.
Kuteladani hidupmu yang demikian tegar hadapi sengsara.
Kukagumi hangatnya jiwamu yang lebihi panasnya bara.

Ibu, dalam kerinduan padamu sering aku tersedu.
Teringat keindahan kala  bersama  di masa lalu.
Rindukan tembang teduhmu ditengah dalu.
Sungguh, engkaulah  mutiara  hidupku.

III
Dalam kesendirian sering daku teringat.
Betapa kini  matamu telah rabun melihat.
Tapi jiwa  tulusmu  begitu  tegar  dan kuat.
Cinta kasih pada anak-anakmu begitu terpahat.

Ibu, kau ajarkan ketulusan melalui  kesederhanaan.
Tentang indahnya mendidik anak melalui keteladanan.
Selalu menjaga diri dengan satunya kata dan perbuatan.
Dan bekerja  keras diiringi  tawakkal kepada  taqdir Tuhan.

IV
Ibu, hari ini kesadaran akan wajibnya baktiku makin terbuka.
Betapa mulia  kasih seorang ibu yang dilandasi rasa ikhlasnya.
Tanpa  pamrih  ia  besarkan  anak-anaknya  sampai  dewasa.
Sungguh  sebuah tugas  kehidupan yang  begitu  luar biasa.

Dalam lelahnya jalani hidup betapa sering aku merindukanmu.
Ingin  kudengarkan lagi  nasehat-nasehat  sederhana darimu.
Mencari pautan  erat dalam  samudera  pandangan  kasihmu.
Dan berharap  kelak bersama  dalam kasih Ilahi kita bertemu.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Jumat, 22 Juli 2011

264-2011. Nasehat Cinta Seorang Ayah Untuk Kaum Muda.

264-2011. Nasehat Cinta Seorang Ayah Untuk Kaum Muda.
                 (Jelang Hari Anak Nasonal 23 Juli 2011)

                 Oleh
                 Hamdi  Akhsan


I
Anakku.
Betapa luasnya bumi terbentang untuk  gelora jiwa mudamu.
Kau, bak bunga mekar yang tebar pesona pada zamanmu.
Jadi pelopor peradaban tuk angkat harkat generasimu.
Harapan sebuah perubahan tertumpu dipundakmu.

Tataplah ke depan dengan mata berkilat bak mata rajawali.
Taklukkanlah olehmu  segala tantangan  yang  menghalangi.
Jangan cuma sibuk memuji  keindahan  bulu bak burung nuri.
Taklukkan kerasnya  zaman dengan kekuatan yang Tuhan beri.

II
Tiada kemuliaan dan harga diri yang didapat  dengan berdendang.
Tuhan telah sediakan bagimu langit  dan bumi yang luas terbentang.
Tataplah tiap kesempatan dengan teliti dan waspada bak mata elang.
Niscaya ribuan tahun kelak setelah tiada  dirimu selalu  akan dikenang.

Fahami  olehmu hakekat hidup yang telah digariskan bagi kita manusia.
Tuhan telah bebankan kepada kita beratnya amanah sebagai khalifah.
Yang mewakili-Nya  atur kehidupan bumi  bersama makhluk lainnya.
Sungguh  derajat yang  tinggi dan kepercayaan  yang  begitu mulia.

III
Anakku, lihat singa  raja hutan yang  hidup dalam  kemuliaan.
Yang  sanggup menahan lapar  bila tak dapat  hewan buruan.
Haram  baginya  memakan  bangkai busuk  yang  ia temukan.
Sungguh  sebuah  harga diri yang  memberikan  kebanggaan.

Tak  sudi ia menuruti  cara  hidup  hewan  pemakan  bangkai.
Atau  burung pipit  mencari makan  dengan  mencuri  kejelai.
Baginya, hidup  adalah  perjuangan  yang tak p ernah selesai.
Sampai kelak  jasad fananya  berhenti bernafas  dan terkulai.

IV
Anakku, lihatlah keemasan masa lalu yang pernah hadir.
Betapa kaum muda lah yang  membuat  tinta emas terukir.
Yang mempelopori  penguasa yang korup  dan zalim tersingkir.
Dan bisa membuat  kesewenang-wenangan pada rakyat berakhir.

Gapailah cita-cita dan mimpimu dengan semangat pantang menyerah.
Jadilah dirimu putra sejati yang sanggup untuk tegar hadapi derita.
Jadikan  generasimu  membuat  kami semua  menjadi bangga.
Dan bangsa ini  akan bangkit  menjadi  bangsa yang jaya.

Al Faqiir

Hamdi akhsan

263-2011. Wahai Anak Dengarlah Pesanku Ini!

263-2011. Wahai Anak Dengarlah Pesanku Ini!
                 (Untuk Hari Anak Nasional 23 Juli 2011)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Wahai anak.
Dengarlah pesan ayah untuk kehidupan.
Di zaman yang kini telah pertuhankan kebendaan.
Di masa  kala hati  nurani manusia  tak lagi  didengarkan.
Dan pada saat peringatan agama Langit tak lagi diperdulikan.

Aku berpesan padamu dengan membawa kepedihan nurani.
Tentang telah porak-porandanya kebaikan suatu negeri.
Yang  hampir seluruh  rahmat kekayaan Tuhan beri.
Namun terhadap semua mereka tak mensyukuri.

II
Anakku, engkau akan hidup di masa yang susah.
Tatkala yang  tertinggal di negerimu hanya sampah.
Tidak ada lagi  kekayaan untukmu yang melimpah ruah.
Yang tersisa  hanyalah beban pembayaran hutang semata.

Engkau semua kelak akan hidup  dimasa yang  amat  berat.
Tatkala akibat salah urus negara sudah dalam menjerat.
Tatkala  negeri yang  indah ini  telah begitu  sekarat.
Kala semua kekayaan sudah diperas negara barat.

III
Anakku, kau hidup dimasa kala  rimba telah habis.
Tatkala kekayaan alam didalam bumi  telah  terkikis.
Yang tertinggal hanyalah sesal disertai ratap dan tangis.
Sungguh aku kasihan  nasib generasimu yang begitu tragis.

Nyanyian merdu burung rimba di pagi hari tak lagi terdengar.
Menyambut pagi tak  lagi rasakan sejuknya  embun segar.
Tak kau saksikan  anggrek hutan  yang  sedang mekar.
Di zamanmu, segenap  malapetaka  telah  menyebar.

IV
Di negerimu bumi telah luka karena keserakahan.
Generasi  kami tunjukkan  keteladanan  menjijikkan.
Bertentangan selalu antara manis kata dan perbuatan.
Tak  perlu  engkau  jadikan  pahlawan  yang  diidolakan.

Wahai anak, jadilah seperti bangsa-bangsa besar di dunia.
Mereka rebut kemajuan dengan kehebatan bagai naga.
Bekerja keras dan berjiwa  jujur tak  kenal menyerah.
Dan tekun menguasai ilmu dengan  metode ilmiah.

V
Dibentuk pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Hukum  ditegakkan dengan  keadilan  untuk  semua.
Para pejabat bekerja keras untuk bawa rakyat sejahtera.
Rakyatnya tekun dengan profesi dan tak pernah menyerah.

Wahai anak, jadilah engkau bagai putra elang yang perkasa.
Yang menggentarkan hati musuh tatkala ada diangkasa.
Sesulit apa tantangan tak pernah cucurkan air mata.
Serta mampu mengukir tinta emas dalam sejarah.

VI
Anakku, sadarlah bangsamu dijurang kehancuran.
Hampir seluruh pemegang  amanah tak ingat Tuhan.
Menumpuk harta untuk anak turunan bermilyar-milyaran.
Tak peduli betapa akan beratnya nasib generasi masa depan.

Berjuanglah mengembalikan bangsamu menjadi bangsa besar.
Jadikanlah  agama  dan ilmu  pengetahuan  sebagai dasar.
Jadilah teladan rakyat  manakala jadi engkau pembesar.
Agar kelak selamat dalam Pengadilan di hari Mahsyar.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

Kamis, 21 Juli 2011

262-2011. Andai Kalian Masih Punya Hati !

262-2011. Andai Kalian Masih Punya Hati !

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan



I
Andai saja kalian  masih  punya hati.
Takkan kau biarkan anak-anak miskin ini mati.
Takkan ada  anak-anak  yatim piatu terdampar di panti.
Dan tiada mereka yang terzalimi dalam ketidakadilan yang diratapi.

Setiap hari engkau bertemu  dengan pengusaha di hotel mewah.
Begitu mudah membagi proyek trilyunan sambil tertawa.
Seakan telah mati hati nuranimu didalam jiwa.
Lecehkan Tuhan dengan sikap jumawa.

II
Orang miskin peras keringat dan airmata untuk cari makan sehari.
Sekali korupsi habis engkau foya-foyakan belanja ke luar negeri.
Penghasilan rakyat  sepuluh tahun habis olehmu dalam sehari.
Sungguh  terhadap  perilaku  rakusanmu kami  semua ngeri.

Apakah engkau  tak sadar  hakekat dari  kesementaraan.
Begitu berani engkau langgar larangan-larangan Tuhan.
Seolah engkau tak akan bertemu pedihnya kematian.
Dan akan kebal terhadap sakitnya berbagai siksaan.


III
Andai dalam dirimu masih tersimpan rasa malu.
Tentu  kau akan  mundur  dari  posisimu itu.
Kau akan mohon taubat dari kesalahanmu.
Dan tadahkan tangan pada-Nya tersedu.

Tapi  sayang nuranimu  telah  membatu.
Peringatan Kitab suci kau anggap angin lalu.
Untuk  jujur dalam  berkata  pun lidahmu kelu.
Sungguh tak lagi engkau rindu kasih-Nya yang satu.

IV
Airmataku jatuh melihat kalian sibuk dengan kebohongan.
Dihadapan ratusan juta manusia  kedustaan kalian  nyatakan.
Masing-masing mengatakan  dirinya bersih dan suci dari kotoran.
Tapi percayalah kelak di pengadilan Ilahi kebenaran akan dibukakan.

Aku tak habis fikir,mengapa kalian begitu tega merampok hak rakyat.
Puluhan juta  rakyat  di negeri ini  harus  terpapar  hidup melarat.
Banyak yang sakit menunggu mati kaena tak mampu beli obat.
Sungguh negeri ini  sampai pada  masa datangnya  sekarat.

V
Mengapa engkau tega hidup mewah diatas derita.
Pada segala penderitaan  rakyat engkau tutup mata.
Kau kumpulkan pundi-pundi  uang dan emas permata.
Yang mungkin semua itu berasal dari darah kaum duafa.

Sungguh kasihan dengan apa yang ada dalam jiwamu.
Tatkala syaitan sudah menjadi Raja didalam dirimu.
Yang  membuat  lemah  iman dan  hati nuranimu.
Yang tanpa kau sadari sukses memperdayamu.

Segeralah sadar dan kembali pada Tuhanmu.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Selasa, 19 Juli 2011

261-2011. Oh Bung Nazaruddin Lagi!

261-2011. Oh Bung Nazaruddin Lagi!

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Terkuak kisah Bung Nazaruddin,
Di Negeri Sultan Mahmud Badaruddin.
Proyek Komisi DPR-nya Profesor Mahyuddin.
Gubernur tempat Sea Games-nya Alex Noerdin.

Bung  Nazaruddin! tadi  saya sungguh terkejut.
Mendengar banyak  hal  yang  tak  patut.
Tersebar  busuk seperti  bau kentut.
Sungguh banyak yang jadi reput.

II
Mengapa kini  engkau  mendongkol.
Padahal dulunya teman sekongkol.
Berebut  jasa  supaya  menonjol.
Sekarang menebar bau jengkol.

Inilah politik  yang  sebenarnya.
Menjadi  musuh dulu temannya.
Saling  membuka  semua  aibnya.
tentu, cari  selamat semua jadinya.

III
Bung Nazar!Hati-hatil anda sekarang.
Banyak  membuka kartunya orang.
Bukanlah pula orang  sembarang.
Bisa-bisa nantinya kena parang.

Bicara  pula  bisnisnya  Anas.
Pasti hatinya menjadi panas.
Semakin  lama semakin luas.
Awas, emosinya makin buas.

IV
Ka Pe Ka pula engkau salahkan.
Mengatur siapa yang  disalahkan.
Membuat skenario jadi berantakan.
Tentu kian banyak yang dipusingkan.

Ada pula  sebagian orang  yang sinis.
Karena tida k merata  kuenya diiris.
Yang  jadi   tumbal   kuenya  tipis.
Maka biarlah  sama-sama nangis.

V
Kasihan  rakyat  jadi penonton.
Bertengkar  hebat  orang  keraton.
Uang yang diambil sudah berton-ton.
Sungguh  betapa ironis  jadinya lakon.

Ya Sudahlah,bertemu saja di belakang.
Berhentilah  anda jadi  pembangkang.
Karena nanti semua  kan tumbang.
Karena melanggar  apa dilarang.

VI
Di tanah Sumatera ada pepatah.
Ikan yangbusuk mulai dari kepala.
Rumah yang bocor atapnya basah.
Dan  rakyat  kecillah yang sengsara.

Kepada  Tuhanlah  kami  mengadu.
Karena hukumnya sudah  tak tentu.
Yakinlah  pasti  Allah  Maha Tahu.
Kelak akan diadili di akhir waktu.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Minggu, 17 Juli 2011

258-2011. Kepada Saudaraku di Negeri Jauh

258-2011. Kepada Saudaraku di Negeri Jauh
                 (Untuk Para TKI di Mancanegara)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Saudaraku,
Ramadhan akan datang dan kita semua akan berpuasa.
Sedangkan  dirimu  jauh entah  di negeri mana berada.
Kami serahkan  keselamatanmu  pada-Nya Yang Kuasa.
Agar diberi kekuatan pertahankan iman dan jauhi dosa.

Daku tahu betapa dalam dadamu tersimpan sedu sedan.
berpisah jauh dari keluarga lalui beratnya puasa Ramadhan.
Hari-hari berat engkau lalui ditengah mereka yang asyik makan.
Sementara engkau bekerja keras menguras tenaga sekujur badan.

II
Saudaraku, disetiap  tetes  keringatmu terkandung  banyak  pahala.
Karena engkau lalui daratan  dan samudera luas mencari nafkah.
Karena di negerimu sendiri mereka yang miskin tetap ternista.
Dan engkau  harus pergi  berjuang walau  berurai  airmata.

Aku tak tahu, apakah imanmu  terjaga di  negeri orang.
Atau  hancur bak debu  seperti api membakar arang.
Semoga ia tetap kukuh bagai  seperti batu karang.
Dan tetap terjaga dari perbuatan yang dilarang.

III
Saudaraku, aku tahu airmatamu akan mengalir kala takbir bergema.
Teringat  anak, suami, ayah dan bunda  sedang berkumpul dirumah.
Rindukan sholawat dan salam  saat tarawih begitu syahdu bergema.
Dan anak-anak kecil yang bergembira dibawah sinar bulan purnama.

Bersabarlah hidup mencari nafkah di negeri jauh.
Tadahkan tangan dan pada Ilahi engkau bersimpuh.
Mohonkan perlindungan agar iman  selamat dan utuh.
Serta  diridhoi-Nya  jalan  yang kini  terpaksa  ditempuh.

IV
Saudaraku, latihlah  ketajaman jiwa dengan  bangun  malam.
Resapi firman-Nya yang  tak pernah berubah  sejak masa silam.
Niscaya terhadap  kesedihan yang  menimpamu Dia  tak kan diam.
Karena tiada  satu pun makhluk  lebih kuat dari-Nya di seluruh alam.

Kalaulah memang iman dalam  dadamu sangat  berat untuk terjaga.
Cukuplah  bagimu pergi ke negeri jauh mencari nafkah sekali saja.
Hematlah uang  untuk kelak mencari  nafkah dengan wiraswasta.
Karena di segala penjuru rezeki Ilahi akan senantiasa tercurah.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

257-2011. Syair Untuk Kekasih (8)

257-2011. Syair Untuk Kekasih (8)

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan



I
Kekasih,
Aku datang pada-Mu sebagai musafir lelah.
Jalan panjang yang  kulalui  hanya fatamorgana.
Segala kesenangan  dan kebesaran  berbuah hampa.
Karena semua berawal dari tiada dan akan berakhir fana.

Ampuni daku yang banyak lalaikan perintah dan peringatan-Mu.
Ampuni daku yang kurang mensyukuri banyaknya nikmat dari-Mu.
Maafkan daku yang kadang bergantung pada kekuatan makhluk-Mu.
Kasihi  daku yang  masih  banyak  lakukan   pelanggaran larangan-Mu.

II
Kekasih,begitu banyak nikmat kehidupan yang telah Engkau karuniakan.
Engkau jauhkan hamba-Mu dari pedihnya sakit dan hinanya kemiskinan.
Engkau hindarkan diri  ini  dari cobaan  duniawi yang  menyengsarakan.
Dan Engkau pelihara hamba dari jalan  mereka yang Engkau nistakan.

Dalam kecintaan yang kadang bercampur kedustaan hamba pasrah.
Dalam iman yang kadang masih tergoda syaitan hamba berserah.
Dalam tawakkal  bercampur  ketakrelaan doa hamba tercurah.
Ampuni hamba dan jauhkan dari beratnya azab dan murka.

III
Kekasih, kelak hamba pasti akan datang pada-Mu.
Begitu sedikit bekal  kelak  dibawa menghadap-Mu.
Mohon beri hamba perlakuan  dengan  ampunan-Mu.
Tak Sanggup  hamba bila diadili  dengan keadilan-Mu.

Begitu banyak  pelanggaran dosa yang  hamba  lakukan.
Dan betapa sedikitnya perintah-mu yang hamba kerjakan.
Tiada sesuatu akan dibawa menghadap yang dibanggakan.
Kecuali hanya selembar nyawa sebagaimana dulu dilahirkan.

IV
Pada-Mu wahai pemilik apa saja yang ada dilangit dan  bumi.
Bermohon hamba ampunan-Mu disaat petang dan kala pagi.
Berilah hamba kekuatan  istiqamah tunaikan perintah  suci.
Agar  selamat  dihadapan  Mahkamah akherat-Mu nanti.

Kekasih, semua makhluk akan berakhir fana tiada arti.
Kecuali mereka yang ikhlas jalani hidup di jalan Ilahi.
Iman  dan cinta  pada-Mu akan  senantiasa  abadi.
Sampai  datang  suatu  hari  sebagaimana  janji.

Kekasih, berilah hamba jalan yang diridhoi.


al Faqiir

Hamdi Akhsan

256-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku!

256-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku!

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan


I
Ibu, sekarang ini bulan puasa hampir tiba.
Terkenang daku masa kecil yang sangat bahagia.
Dengan mata mengantuk bujuk rayumu lembut menyapa.
Bangunkan anak-anakmu agar dari kecil belajar untuk berpuasa.

Teringat daku merengek kehausan  karena letih  main layangan.
Senyum lembutmu membuat rasa ingin minum terlupakan.
Disertai  kisah  tentang  pahala  yang diberikan.
Jadilah lapar haus sampai sore bertahan.

II
Ibu,Ramadhan Telah datang menghampiri.
Titip rindu buat ayah didalam kubur yang sunyi.
Sampaikan  pada beliau  pesan  ayah  selalu  dihati.
Dan akan ananda  pelihara sampai  kelak fana jasad ini.

Ini Ramadhan yang  kesekian puluh kita  tidak bersama.
Sejak daku  pergi merantau  jauh tinggalkan rumah.
Bagaikan anak elang yang terbang ke angkasa.
Tak pernah kembali lagi ke sarang induknya.

III
Kala rindu, kupandangi  cakrawala nan bisu.
Airmata menetes bayangkan masa-masa kecilku.
Jalani hari-hari dalam  kesendirian jiwa sejak dahulu.
Yang sebagai anak laki-laki terlalu lembut seperti katamu.

Ibu, walau separuh jalan hidup yang panjang telah kulalui.
Kata-kata dari mulutmu tak pernah kubuang dari hati.
Bekal jalani  hidup  sebagai  seorang  anak lelaki.
Dan yang membuat langkahku selalu berani.

IV
Anakmu tahu, betapa terjal jalan di depan.
Jauh langkah yang harus ditempuh di perjalanan.
Beratnya hidup yang dijalani dalam menanggung beban.
Untuk itulah seorang ayah karena kerja kerasnya dimuliakan.

Dalam usia yang mulai dekati senja masa kehidupan di dunia.
Bermohon  anakmu doa  dan  keridhoan  dari ibunda.
Agarb jalanku dalam kasih bdan bimbingan Allah.
Sampai kelak menghadap-Nya di alam baqa.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

253-2011.Sebuah Renungan (3)

253-2011.Sebuah Renungan (3)

Oleh
Hamdi Akhsan


I
Dalam kian asingnya diri pada peradaban bumi yang pertuhankan teknologi.
Manusia akhir zaman hanya anggap hidup sebagai mekanisme biologi.
Hukum  penciptaan membatasi manusia sebagai wujud materi.
Yang tiada pertanggungjawaban kelak dihadapan Ilahi.

Sungguh mengerikan akibat dari akal dipertuhankan.
Antara anak dan orang tuanya tiada lagi batasan.
Tiada bermakna lagi arti sebuah keberkatan.
Ayah dan bunda yang tua dianggap beban.

II
Peradaban ruhani makin kini sekarat.
Banyaknya manusia makin lalai pada akherat.
Serta dengan bebasnya asyik mengumbar aurat.
Dan semakin menganga jurang si kaya dengan melarat.

Wahai, kemana daku harus pergi uzlah di tengah ketakberdayaan.
Cara-cara para pencinta-Mu masa lalu lebih banyak jadi bahan ejekan.
Yang kurang mengutamakan kehidupan dunia dianggap ketinggalan zaman.
Para penyeru ke jalan-Mu yang jumlahnya sedikit dikucilkan dan dipenjarakan.

III
Hampir setiap hari kulihat pergerakan bintang di cakrawala nan luas terbentang.
Cahayanya tak berubah selama jutaan tahun selalu indah dan cemerlang
Betapa aku ingin cinta pada-Nya bagai mereka para bintang-bintang.
Atau istiqamah bak mentari terbit pagi dan tenggelam petang.

Betapa kurindukan cinta bak taatnya air pada gravitasi.
Yang selalu mengalir ke bawah dari tempat tinggi.
Terhadap pergerakan makhluk lain tak peduli.
Baginya yang penting patuh pada Ilahi.

IV
Andai manusia berfikir sebagai budak-Nya.
Tentulah ia akan berterima kasih pada tuannya.
Berusaha senangkan hati pencipta dan pemiliknya.
Dan menjauhkan diri dari prilaku yang tak disukainya.

Indah, sebuah mekanisme cinta yang dilandasi kepasrahan.
Jalankan keinginan Sang Pemiliknya dengan disiplin dan ketaatan.
Sang budak melakukan berbagai upaya untuk menyenangkan Sang Tuan.
Dan manakala harus berakhir fana ia akan dibalas dengan segenap kecintaan.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

255-2011. SYAIR RAMADHAN (2)

255-2011. SYAIR RAMADHAN (2)

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan



I
Inilah syair Ramadhan dua,
berisi kisah tawa dan canda,
tentang prilaku bulan puasa,
banyak terjadi di setiap masa.

Laku manusia bermacam-macam,
ada yang indah ada yang seram,
kalau terkena janganlah dendam,
kalau tak suka mendingan diam.

Syair dibuat bentuk guyonan,
baik tuk jadi pembelajaran,
kalau berguna ambil silahkan,
jika tak baik usah dulikan.

II
Ada yang aneh dikala pagi,
merokok santai itu lelaki,
padahal badan besar dan tinggi,
sebesar jempol ia punya gigi.

Ditanya mengapa tidak puasa,
katanya tak sanggup pada hausnya,
tak kuat ia pada laparnya,
padahal besar-besar ototnya.

Ternyata, ia begitu lemah,
puasa sedikit kena sakit mah,
Badan yang besar jadi percuma,
karena imannya sebesar remah.

III
Ada puasa anak-anak,
selalu bayangkan buka yang enak,
masih pagi sibuk bertanak,
sepanjang siang tidurnya nyenyak.

Matanya selalu melihat jam,
sedikit-sedikit ia terpejam,
menunggu mentari jelang tenggelam,
untuk menyantap panggang ayam.

Ehem, biarlah anak puasa begini,
yang penting latihan sejak dini,
agar puasa kan diimani,
melatih taat pada Ilahi.

IV
Ada pula puasa keluang,
tidur kerjanya sepanjang siang,
baru bangun buka menjelang,
laparnya bukan alang-kepalang.

Matanya sibuk kian kemari,
mencari lauk mencari nasi,
kayaknya sudah tak tahan lagi,
semua ingin segera habisi.

Haha, itu puasa menahan lapar,
sukanya marah jarang kelakar,
sepanjang hari bawaan sangar,
mata melotot mau keluar.

V
Ada yang puasa seperti ayam,
mulutnya berkotek tak mau diam,
yang dikatakannya macam-macam,
kalau marah tampaknya seram.

Padahal amalan bisa dibuat,
membaca Quran, Zikir, dan sholat,
menambah catatan amal malaikat,
dosa diampun diterima taubat.

Sempatkan juga untuk berfikir,
begitulah laparnya mereka yang fakir,
basahi lidah untuk berzikir,
jauhkan laku orang yang kafir.

VI
Ada baiknya banyak sedekah,
amalan begitu yang Allah suka,
palingkan mata tundukkan muka,
agar terjauh beratnya murka.

Baiknya lidah ditahan-tahan,
karena tak baik banyak ocehan,
bacalah selalu kitab Alquran,
niscaya pahala Tuhan berikan.

Jauhkan juga laku mubazir,
karena kesiaan akan mengalir,
ataupun batal puasa hampir,
karena siang sibuk pelesir.

VII
Kalaulah tidak mau puasa,
tetaplah harus bertenggang rasa,
jangan membuat orang lain susah,
sembunyilah makan selagi bisa.

apalah lagi para perokok,
jangan terlihat begitu menyolok,
nanti menjadi bahan olok-olok,
keluar sindiran begitu menohok.

Jangan lupa bayar fidiyah,
bagi yang tak mampu tuk berpuasa,
berikan pada orang duafa,
ataupun pada peminta-minta

VIII
Di malam hari pergi tarawih,
janganlah sibuk memadu kasih,
dilihat orang tentulah risih,
amalan puasa jadi tersisih.

Jangan lupakan baca Alquran,
Tadarus namanya yang diberikan,
tak perlu keras pakai mik-mikan,
karena timbulkan bangga perasaan.

Menjelang sahur waktu yang baik,
berdoa sampai air mata menitik,
lantunkan harap sambil berbisik,
agar disayang oleh Sang Khalik.

IX
Kalau puasa iringi sholat,
usahakan waktu selalu tepat,
agar iman semakin terpahat,
terkikis habis sifat yang jahat.

Diakhir puasa bayarlah zakat,
supaya harta bawa maslahat,
terhindar dari azab mudharat,
badan dan jiwa selalu sehat.

Syair puasa berhenti disini,
mengingat kerja disaat pagi,
bermohon ampun pada Ilahi,
bermohon maaf alpanya diri.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

254-2011. Ramadhan Datang Lagi

254-2011. Ramadhan Datang Lagi

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan


I
Hampir setahun sudah usia diri ini berlalu.
Tanpa terasa kehidupan kian dekat akhir waktu.
Jelang sendiri di kubur sunyi dengan jasad yang kaku.
Itulah peristiwa yang  terjadi pada  manusia  sejak dahulu.

Masa berlalu,aktivitas hidup manusia senantiasa berulang.
Torehkan peristiwa yang memalukan atau cemerlang.
Sampai  akhir  hidup  tiba dan  harus  berpulang.
Dan dari bumi Ilahi ia pun pergi menghilang.

II
Jejak  hidup yang  tertoreh tinggal sejarah.
Apakah dirinya menjadi  tangisan setelah tiada.
Ataukah sebagian  gembira setelah  kepergiannya.
Itulah gambaran dari perilaku selama  masa hidupnya.

Harta ditinggal, keluarga  ditinggal, jabatan  ditinggal.
Yang  dibawa kain  putih sederhana  dua  penggal.
Bahkan tak  diizinkan untuk  membawa  sandal.
Dan  berakhir  dengan  syukur  atau sesal.

III
Hampir setahun bulan puasa berlalu sudah.
Sebagian  sahabat telah  pergi dari  dunia fana.
Sebahagian lagi bertambah mengeriput semakin tua.
Dan ada yang terkena penyakit dan hidupnya menderita.

Ada yang makin  keujung waktu, makin dekati jalan iman.
Ada pula yang dengan perbuatan dosa kian nyaman.
Sungguh aneka laku manusia bak bunga ditaman.
Sebagai sunatullah  terjadi sepanjang zaman.

IV
Setahun telah berlalu,kini ramadhan datang lagi.
Bersihkan kotoran dosa yang melekat dalam diri.
Masa untuk  merenungkan  perjalanan  hari-hari.
Serta persiapan  menghadap kepada Ilahi Robbi.

Dalam perenungan diri atas kelemahan insani.
Berharap  rasa lapar  lembutkan  terlenanya diri.
Bergegas persiapkan bekal untuk menghadap Ilahi.
Dan khawatirkan bekal tuk pertanggungjawaban nanti.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

Jumat, 15 Juli 2011

252-2011. Senandung Pagi (4)

252-2011. Senandung Pagi (4)

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan


I
Di kaki langit bagian timur cahaya merah telah datang.
Hewan-hewan pencari makan malam hari beranjak pulang.
Burung-burung berkicau gembira terbang meninggalkan sarang.
Sungguh begitu indah hukum Ilahi di langit dan bumi yang seimbang.

Wajah yang bangun di pagi hari ada yang cerah ada yang mendung.
Ada pula manusia  yang menganggap  hidupnya tak beruntung.
Andaikan di hatinya ada rasa syukur cobalah ia merenung.
Betapa  banyak nikmat  yang sungguh  tak terhitung.

II
Nikmat Ilahi yang  banyak  tak harus  berupa  materi.
Terjaga  kesehatan akan  memberikan  penghematan diri.
Hati  yang dipenuhi  iman  memberi ketenangan  dan tidak iri.
Serta anak yang sholeh adalah harta tak ternilai dari Ilahi Robbi.

Sebagian besar manusia masih mengagungkan kebesaran nama.
Pamerkan hartanya yang banyak  dan tersebar dimana-mana.
Padahal kala jasad telah  dikubur semua itu akan percuma.
Yang akan menolong hanyalah harta yang telah diderma.

III
Adalah  burung yang  meyakini rezeki pasti akan  datang.
Berkicau optimis  pagi hari walau tiada makanan di sarang.
Pergi menjelajahi permukaan bumi Ilahi yang luas terbentang.
Dan  bawa makanan  untuk anaknya  saat pulang dihari petang.

Betap manusia seharusnya malu kepada makhluk hidup lainnya.
Seperti binatang buas  yang berburu  sebatas kebutuhannya.
Jauhi  sifat  serakah  yang  menghabisi dan semena-mena.
Agar  tersisa  bagian  untuk  anak-anak  keturunannya.

IV
Adalah  sebuah  cita tertinggi bagi  orang yang beriman.
Kelak dikaruniai surga yang indah berhiasan taman-taman.
Orang-orang  baik dan  pencinta Ilahi  tiap saat  jadi teman.
Sungguh kehidupan abadi dipenuhi bahagia dan rasa nyaman.

Sungguh hidup ini bagai musafir yang pasti akan pergi kemana.
Kehidupan setiap  insan di bumi ini kelak akan  berakhir fana.
Pembangkangan dan dosa akan membuat dirinya merana.
Dan tiada  guna sesal diri manakala  sudah dialam sana.

Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu ya Robbana!


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Rabu, 13 Juli 2011

251-2011. Senandung Pagi (3)


251-2011. Senandung Pagi (3)
        Oleh
        Hamdi Akhsan

I
Kicau burung menembus dingin terdengar merdu beraneka nada.
Embun pagi berarak naik menuju mega.
Seakan pergi bersama malam yang menyimpan rahasia.
Menyambut hari baru dengan optimis dan gembira.

Duka? pergi bersama kegelapan malam.
Ada kesedihan dan kisah yang jadi bagian masa silam.
Ada yang tersimpan di lubuk hati terdalam.
Itulah aneka rasa yang diciptakan Ilahi Sang Penguasa Alam.

II
Malam berlalu, hari baru tiba dengan segenap garisan taqdir-Nya.
Bersyukur manusia ditutupi yang akan terjadi di masa depannya.
Sehingga selalu optimis dan berusaha ubah nasibnya.
Walau sesungguhnya telah ditetapkan ketentuan-Nya.

Dalam pagi tersusun berbagai rencana.
Untuk mencari nafkah atau lakukan pekerjaan dunia.
Tergantung keadaan iman yang berbeda.
Baik-buruknya jalan yang akan ditempuhnya.

III
Di dalam pagi tersimpan harapan.
Setelah bangun pagi masalah hidup jadi lebih ringan.
Rencana baru pun disusun lebih mapan.
Agar hasil yang lebih baik akan didapatkan.

Betapa ruginya sebahagian manusia.
Yang merancang pagi dengan rencana nista.
Yang akan membuat orang lain berduka.
Atau karena dia orang lain menderita.

IV
Ada yang menyambut pagi dengan kesyukuran.
Tatkala sakit dimalam hari telah dihilangkan.
Semula mengerang dan merintih kini telah dipulihkan.
Sungguh berharganya nikmat sehat dari Tuhan.

Adalah rutinitas membuat manusia kurang mensyukuri.
Atas segala nikmat yang telah Tuhan beri.
Berupa kesehatan dan iman atau pun materi.
Yang dinikmati makhluk-Nya sebelum mati.

V
Dari berulangnya pagi ada banyak kejadian didalamnya.
Yang semula muda perlahan-lahan menjadi tua.
Yang tadinya sedih perlahan-lahan menjadi lupa.
Maka hidup pun akan kembali penuh dinamika.

Sungguh banyak nikmat Ilahi.
Sebagai manusia harus selalu syukuri.
Agar ditambah lebih banyak lagi.
Dengan kebaikan kelak setelah mati.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Selasa, 12 Juli 2011

250-2011. Sebuah Renungan (2)


250-2011. Sebuah Renungan (2)
          Oleh
          Hamdi Akhsan

I
Anakku,
Dengarlah kisahku tentang hakekat kehidupan.
Diriku bagai pengembara yang telah letih berjalan.
Mencoba tegar dalam menahan kesakitan.
Dan mencari hikmah dibalik semua cobaan.

Dalam perjalanan yang telah lebihi paruh waktu.
Berpesan daku padamu wahai generasi penggantiku.
Jadikan hidup sebagai perjuangan yang membanggakanku.
Gertakkan langkah dan singsingkan lengan baju.

II
Lihatlah apa yang terjadi di sekelilingmu.
Betapa banyak wajah polos yang menyimpan tipu.
Banyak juga mereka yang beda kata dan perbuatan tak malu.
Ke kiri lain dan ke kanan beda yang mereka seru.

Percayalah, hidup ini adalah perjuangan.
Betapa mudahnya menjadi musuh yang semula teman.
Anggaplah dirimu hanya sendiri agar kau nyaman.
Dan serahkan segalanya pada keadilan Tuhan.

III
Lihatlah seekor ayam kampung tiada ayah bunda.
Mengais sendiri untuk pertahankan hidupnya.
Segala tempat dikunjungi untuk mengisi perutnya.
Mereka pun bisa berbangga dengan perjuangannya.

Betapa banyak yang hidupnya kurang beruntung.