97-2011. Kala Pengadilan Itu Tiba
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Hiruk pikuknya zaman telah melenakan ruhani manusia bumi.
Menuju masa tatkala pencinta Ajaran Ilahi dianggap anomali.
Amalan-amalan yang dilakukan bagaikan air di daun keladi.
Tiada bermakna serta membekas sebagai pengendali hati.
Betapa petaka dahsyat akhir zaman telah hadir didepan mata.
Jelang pastinya kehancuran bumi yang telah dijanjikan tiba.
Tatkala semua insan tertunduk tak mampu hadapkan wajah.
Hadapi pengadilan tertinggi dari Ilahi Sang Maha Pencipta.
II
Disana Penguasa bumi yang zalim akan meratap dalam tangis.
Jiwanya kecut,sendi gemetar dihadapan malaikat yang bengis.
Tiada lagi para penjilat terbungkuk ucapkan kata-kata manis.
Hanya wajah-wajah yang tertunduk malu sambil meringis.
Ditengah lautan manusia tiada hubungan kekeluarga.
Suami dan istri, anak dan orang tua saling berlaga.
Milyaran manusia merintih menahan dahaga.
Dan hancur luluhlah semua kebanggaan raga.
III
Dihari itu nasib seorang hamba ditetapkan.
Apakah ia akan beruntung sebagai insan.
Tiada kebohongan yang dijadikan alasan.
Amal baiklah membuat Allah terkesan.
Dihari itu hanya kebaikan jadi pembela.
Dan akan menyesali diri para pencela.
Akan dibalas tunai mereka yang salah.
Semua hanya berharap ampunan Allah.
IV
Menyesali diri tatkala hati tergoncang.
Iingin kembali ke dunia untuk mengulang.
Perintah diturut dan larangan dipantang.
Namun kini tertutup sudah semua peluang.
Para malaikat menggiring pendosa ke neraka.
Berombongan milyaran manusia berwajah duka.
Dirundung takut dan sesal tak hingga kini mereka.
Namun tak mungkin dibalik kembali dari alam baqa.
V
Yang ada hanya teriakan yang sungguh memekakkan.
Mengapa kalian begitu lalai padahal telah diperingatkan.
Nabi dan Rasul begitu banyak yang telah diturunkan.
Tapi semua tidak diindahkan demi dunia yang melalaikan.
Dan berbeda dengan golongan mereka yang dirahmati.
Mereka terpesona dengan balasan indah setelah mati.
Bagaikan mendapatkan pemberian yang lama dinanti.
Yang sangat hebat lebihi emas dan mutiara berpeti-peti.
VI
Sungguh rahmat dan keindahan yang tak terbayangkan.
Segala kenikmatan dan kesenangan Tuhan berikan.
Mereka dapatkan segala macam kenikmatan.
karena prihatin untuk jauhi godaan syaitan.
Ilahi, pada-Mu kami panjatkan ampunan.
Atas segala salah dan kedurhakaan.
Atas segala laku pembangkangan.
Pada-Mu jua nasib kami serahkan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Hiruk pikuknya zaman telah melenakan ruhani manusia bumi.
Menuju masa tatkala pencinta Ajaran Ilahi dianggap anomali.
Amalan-amalan yang dilakukan bagaikan air di daun keladi.
Tiada bermakna serta membekas sebagai pengendali hati.
Betapa petaka dahsyat akhir zaman telah hadir didepan mata.
Jelang pastinya kehancuran bumi yang telah dijanjikan tiba.
Tatkala semua insan tertunduk tak mampu hadapkan wajah.
Hadapi pengadilan tertinggi dari Ilahi Sang Maha Pencipta.
II
Disana Penguasa bumi yang zalim akan meratap dalam tangis.
Jiwanya kecut,sendi gemetar dihadapan malaikat yang bengis.
Tiada lagi para penjilat terbungkuk ucapkan kata-kata manis.
Hanya wajah-wajah yang tertunduk malu sambil meringis.
Ditengah lautan manusia tiada hubungan kekeluarga.
Suami dan istri, anak dan orang tua saling berlaga.
Milyaran manusia merintih menahan dahaga.
Dan hancur luluhlah semua kebanggaan raga.
III
Dihari itu nasib seorang hamba ditetapkan.
Apakah ia akan beruntung sebagai insan.
Tiada kebohongan yang dijadikan alasan.
Amal baiklah membuat Allah terkesan.
Dihari itu hanya kebaikan jadi pembela.
Dan akan menyesali diri para pencela.
Akan dibalas tunai mereka yang salah.
Semua hanya berharap ampunan Allah.
IV
Menyesali diri tatkala hati tergoncang.
Iingin kembali ke dunia untuk mengulang.
Perintah diturut dan larangan dipantang.
Namun kini tertutup sudah semua peluang.
Para malaikat menggiring pendosa ke neraka.
Berombongan milyaran manusia berwajah duka.
Dirundung takut dan sesal tak hingga kini mereka.
Namun tak mungkin dibalik kembali dari alam baqa.
V
Yang ada hanya teriakan yang sungguh memekakkan.
Mengapa kalian begitu lalai padahal telah diperingatkan.
Nabi dan Rasul begitu banyak yang telah diturunkan.
Tapi semua tidak diindahkan demi dunia yang melalaikan.
Dan berbeda dengan golongan mereka yang dirahmati.
Mereka terpesona dengan balasan indah setelah mati.
Bagaikan mendapatkan pemberian yang lama dinanti.
Yang sangat hebat lebihi emas dan mutiara berpeti-peti.
VI
Sungguh rahmat dan keindahan yang tak terbayangkan.
Segala kenikmatan dan kesenangan Tuhan berikan.
Mereka dapatkan segala macam kenikmatan.
karena prihatin untuk jauhi godaan syaitan.
Ilahi, pada-Mu kami panjatkan ampunan.
Atas segala salah dan kedurhakaan.
Atas segala laku pembangkangan.
Pada-Mu jua nasib kami serahkan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar