119-2011. Kekasih, Ampuni Hamba-Mu ini.
Oleh
Hamdi Akhsan
Kalaulah hari ini tanganku menggigil tak sanggup tuliskan kata.
Bukan berarti didalam jiwa lemah ini telah menghilang cinta.
Bukan karena tiada lagi ratap yang bercampur air mata.
Atau karena jiwa yang berputus asa takuti derita.
Kalaulah hari ini hamba tak sanggup menulis.
Bukan karena iman didada yang menipis.
Bukan pula hasrat jiwa telah habis.
Atau telah bersekutu dengan iblis.
Kekasih, hamba menangis.
II
Tangisi diri berlumur dosa.
Tangisan kelalaian didalam masa.
Tangisan budak-Mu yang tak berjasa.
Yang bawa sedikit bekal jelang binasa.
Menuju kehidupan kekal sepanjang masa.
Ada cinta Uwais Al Qarni yang begitu membara.
Ada pula Abu Dzar teriakkan tauhid tak pernah jera.
Ada pula Bilal bin Rabbah dalam panasnya gurun tak jera.
Dan para pencinta-Mu yang dalam perih tak pernah menyerah.
III
Sedang cintaku? hanyalah debu didalam debu jagat semesta.
Yang dalam munajad pada-Mu jarang cucurkan airmata.
Yang sering tidak sungguh-sungguh kala meminta.
Dan bersandar pada makhluk-Mu kala berpinta.
Dalam keagungan-Mu yang begitu luas.
Dalam ilmu-Mu yang begitu awas.
Catatan-Mu yang amat jelas.
sungguh hamba memelas.
Kekasih, hamba meratap.
Berilah diri iman yang tetap.
Berilah hati yang selalu berharap.
Ampunan dan kasih-Mu yang tetap.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
Kalaulah hari ini tanganku menggigil tak sanggup tuliskan kata.
Bukan berarti didalam jiwa lemah ini telah menghilang cinta.
Bukan karena tiada lagi ratap yang bercampur air mata.
Atau karena jiwa yang berputus asa takuti derita.
Kalaulah hari ini hamba tak sanggup menulis.
Bukan karena iman didada yang menipis.
Bukan pula hasrat jiwa telah habis.
Atau telah bersekutu dengan iblis.
Kekasih, hamba menangis.
II
Tangisi diri berlumur dosa.
Tangisan kelalaian didalam masa.
Tangisan budak-Mu yang tak berjasa.
Yang bawa sedikit bekal jelang binasa.
Menuju kehidupan kekal sepanjang masa.
Ada cinta Uwais Al Qarni yang begitu membara.
Ada pula Abu Dzar teriakkan tauhid tak pernah jera.
Ada pula Bilal bin Rabbah dalam panasnya gurun tak jera.
Dan para pencinta-Mu yang dalam perih tak pernah menyerah.
III
Sedang cintaku? hanyalah debu didalam debu jagat semesta.
Yang dalam munajad pada-Mu jarang cucurkan airmata.
Yang sering tidak sungguh-sungguh kala meminta.
Dan bersandar pada makhluk-Mu kala berpinta.
Dalam keagungan-Mu yang begitu luas.
Dalam ilmu-Mu yang begitu awas.
Catatan-Mu yang amat jelas.
sungguh hamba memelas.
Kekasih, hamba meratap.
Berilah diri iman yang tetap.
Berilah hati yang selalu berharap.
Ampunan dan kasih-Mu yang tetap.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar