Oleh
Hamdi Akhsan
I
Keanehan demi keanehan kini hadir di depan mata.
Azab pun datang dan rakyat kecil kian menderita.
Mulut terkunci dalam perih dan tak mampu berkata.
Sungguh kedurhakaan pada-Nya kini kian merata.
Betapa Allah telah memperingatkan dalam kitab suci.
Telah terjadi musibah di lautan dan di atas bumi.
Karena perbuatan durhaka para pembenci.
Atau keimanan yang berkurang di hati.
II
Kekasih,betapa kini kami begitu lalai.
akan indahnya dunia yang telah membelai.
Keserakahan membuat membuat kami terbuai.
Dan hati kamipun telah tertutup oleh tebalnya tirai.
Padahal Engkau sejak dahulu telah memperingatkan.
Kedurhakaan akan membuat tentara-Mu didatangkan.
Dari segala penjuru energi mereka akan dibangkitkan.
Dan mereka yang tetap membangkang dimusnahkan.
III
Baru sebentar Tsunami dahsyat sapu pantai sumatera.
Dilanjutkan hebatnya gempa padang dan Tasikmalaya.
Serta Banjir bandang yang habiskan rumah dan harta.
Namun semua itu tidaklah membuka hati dan mata.
Kekasih, bencana hama yang datang dianggap biasa.
Bukan peringatan atas banyaknya perbuatan dosa.
atau karena keserakahan tumbuhan jadi binasa.
Dan lemahnya iman membuat hilangnya rasa.
IV
Sungguh manusia tidak belajar pada masa lalu.
Pada Kota Pompey yang rata sekejap jadi abu.
Atau hebatnya azab tsunami yang tak pandang bulu.
Itulah tentara Allah yang bisa didatangkan setiap waktu.
Kekasih,
Izinkan kami panjatkan taubat atas semua pembangkangan.
Mohon pada-Mu setiapkesalahan dan kelalaian dimaafkan.
Ketidak taatan pada perintah-Mu dapat Engkau ampunkan.
Serta Surga yang dipenuhi kebahagiaan Engkau karuniakan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar