85-2010. C I N T A K U
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Api cintaku meredup bagaikan redupnya api yang membakar Ibrahim kekasih-Mu.
Tak sekokoh cinta Salahuddin Al Ayyubi yang mampu merebut Kubah Batu.
Tak seindah cinta Rabiatul Adawiyah yang teteskan aiemata dimalam dalu.
Sungguh cintaku sangat tak berharga walau dibanding sebutir debu.
Cintaku masih cinta yang meminta dikala datang duka nestapa.
Baru Cinta yang mengharu biru dalam kedirian yang duafa.
Bukanlah cinta yang takut ditinggal kala dikaruniai harta.
Atau cinta yang lama telah teruji oleh perihnya derita.
II
Cintaku belumlah cinta karena pengurbanan.
Atau cinta yang tak goyah karena cobaan.
Seperti cinta yang rindukan kesyahidan.
Atau kepedihan yang dibalas sepadan.
Cintaku barulah cinta manusia biasa.
Yang lalui cobaan hidup sering tak kuasa.
Yang atasi godaan syaitan sering tak bisa.
Sungguh pada-Mu jua hamba sandarkan asa.
III
Kekasih,
Betapa sering airmata berlinang di sunyinya malam.
Mengingat banyak nikmat-Mu sejak masa yang silam.
Yang Engkau berikan saat siang maupun dimalam kelam.
Langsung padaku atau lalui hukum penciptaan-Mu di alam.
Dalam sedikitnya pengurbanan untuk capai keindahan surgawi.
Dengarlah permohonan hamba pada-Mu Wahai Allah Maha Pemberi.
Berikanlah perlindungan dan kasih sayang-Mu dikala petang dan pagi.
Beserta keselamatan selama hidup di dunia maupun kelak setelah mati.
IV
Kekasih,
Dalam rasa malu dan takut pada-Mu yang membuncah karena kekerdilan diri.
Bermohon hamba pada-Mu agar Engkau beri sifat istiqamah dalam hati.
Agar hamba senantiasa teringat akan asal bermula dan tujuan diri.
Dan selalu sekuat tenaga mempersiapkan bekal datangnya mati.
Kekasih, pada-Mu kami akan kembali,
dan itu pasti.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Api cintaku meredup bagaikan redupnya api yang membakar Ibrahim kekasih-Mu.
Tak sekokoh cinta Salahuddin Al Ayyubi yang mampu merebut Kubah Batu.
Tak seindah cinta Rabiatul Adawiyah yang teteskan aiemata dimalam dalu.
Sungguh cintaku sangat tak berharga walau dibanding sebutir debu.
Cintaku masih cinta yang meminta dikala datang duka nestapa.
Baru Cinta yang mengharu biru dalam kedirian yang duafa.
Bukanlah cinta yang takut ditinggal kala dikaruniai harta.
Atau cinta yang lama telah teruji oleh perihnya derita.
II
Cintaku belumlah cinta karena pengurbanan.
Atau cinta yang tak goyah karena cobaan.
Seperti cinta yang rindukan kesyahidan.
Atau kepedihan yang dibalas sepadan.
Cintaku barulah cinta manusia biasa.
Yang lalui cobaan hidup sering tak kuasa.
Yang atasi godaan syaitan sering tak bisa.
Sungguh pada-Mu jua hamba sandarkan asa.
III
Kekasih,
Betapa sering airmata berlinang di sunyinya malam.
Mengingat banyak nikmat-Mu sejak masa yang silam.
Yang Engkau berikan saat siang maupun dimalam kelam.
Langsung padaku atau lalui hukum penciptaan-Mu di alam.
Dalam sedikitnya pengurbanan untuk capai keindahan surgawi.
Dengarlah permohonan hamba pada-Mu Wahai Allah Maha Pemberi.
Berikanlah perlindungan dan kasih sayang-Mu dikala petang dan pagi.
Beserta keselamatan selama hidup di dunia maupun kelak setelah mati.
IV
Kekasih,
Dalam rasa malu dan takut pada-Mu yang membuncah karena kekerdilan diri.
Bermohon hamba pada-Mu agar Engkau beri sifat istiqamah dalam hati.
Agar hamba senantiasa teringat akan asal bermula dan tujuan diri.
Dan selalu sekuat tenaga mempersiapkan bekal datangnya mati.
Kekasih, pada-Mu kami akan kembali,
dan itu pasti.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar