Oleh
Hamdi Akhsan
I
Inilah cerita berbentuk syair,
Untuk dibaca sambil tercengir.
Memohon maaf kalau tersindir.
Atau sampai bikin khawatir.
Kemarin terjadi di antah berantah.
Ada politisi tertangkap basah.
menonton video mendesah-desah.
Sambil duduknya terus gelisah.
Haha, saat yang lain bertengkar-tengkar.
Teriak-teriak mulutnya besar.
Disudut lain ngobrol kelakar.
sambil berbagi bermilyar-milyar.
II
Nah, yang ini duduk cengar-cengir.
Sambil menonton video lendir.
Tak mau ikut pusing berfikir.
Ataupun diam sambil berzikir.
Wah, kok bisa jadi begini.
Apa tak cukup ana dan ani.
Ataupun hidup berpoligami.
Puaskan hasrat seperti ini.
Kasihan dengan anak-anaknya.
Jadi ejekan teman-temannya.
Jadi olokan pasti istrinya.
Ke depan hancur pasti kariernya.
III
Memang payah di antah berantah.
Yang jadi anggota banyak yang mentah.
Dari awalnya hidupnya susah.
Mendadak berharta mendapat berkah.
Kalau dahulu hidupnya miskin.
Jalani hidup iman dan yakin.
Sehabis sholat membaca Yasin.
Sekarang sudah klimis dan licin.
Rupanya sekarang lupa bersyukur.
Atas rezeki-Nya yang tak terukur.
Jadilah iman rusak dan hancur.
Terhadap nikmat menjadi kufur.
IV
Apalah lagi partai agama.
Dikenang orang jangkanya lama.
Membela diri juga percuma.
Orang bejatpun menganggap sama.
Ya sudahlah!jadikan ini tuk pelajaran.
Untuk keluarga beserta jiran.
Terlebih lagi anggota dewan.
supaya partai nggak keteteran.
Syair pendekku sampai disini.
Maafkan bila terlalu berani.
Anggaplah ini sebagai seni.
Berbentuk syair atau puisi.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar