110-2011. Misteri cinta
Oleh
Hamdi Akhsan
Sebuah misteri dicipta Ilahi di alam raya.
Tentang rasa cinta antara jiwa manusia.
Yang rampas semangat jiwa dan rasa.
Yang mampu ciptakan tumpukan dosa.
Cinta yang membuat ribuan pemikir habiskan waktu.
Mengungkap misteri yang ada sejak zaman dahulu.
Yang ada sejak manusia dicipta dalam rahim ibu.
Sampai kelak jasadnya tertutup nisan batu.
II
Cinta yang membuat kuatnya segala ingin.
Ciptakan airmata Qais yang diterbangkan angin.
Sampaikan tembangnya pada laila dimalam dingin.
Ciptakan kesetiaan bak kukuhnya pohon beringin.
Ada pembeda dua pilihan bak selaput sangat tipis.
Karena cinta ada bahagia, derita, sedih & tangis.
Yang dengan waktu ia pun menjadi terkikis.
Bak kukuhnya tebing yang akhirnya terbis.
III
Cinta seorang bunda menembus alam raya.
Lahirkan jutaan kata-kata indah sepanjang masa.
Tak mampu dituliskan dengan tinta seluas samudra.
Yang didalamnya terlibat kekuatan ridho dan cinta Ilahiah.
Adalah cinta seorang mujahid pada sebuah tansaksi suci.
Yang membela negeri dari ketamakan para pembenci.
Yang harapkan indahnya ganjaran dari Ilahi Robbi.
Atas darah yang mengalir dari pembuluh nadi.
IV
Apa dan kepada siapapun cinta.
Tetaplah ia punya etika dan kaidah.
Dalam lasih sayang bunda atau asmara.
Demikian juga cinta yang kurbankan darah.
Cinta agama bukan cinta yang kurbankan saudara.
Bukan pula perjuangan yang dilandasi dengan amarah.
Tetapi pembelaan diri atas musuh yang bersimaharajalela.
Atau agama suci yang diinjak-injak para pembenci yang nista.
V
Adalah sebuah kekejian tatkala ambisi dibungkus perjuangan.
Segala kutipan yang menguntungkan akan dibuat alasan.
Segala upaya yang halal dan haram akan dipergunakan.
Untuk mencapai ambisi syaitan yang diperturutkan.
Wahai tentara syaitan yang dipenuhi rasa benci.
Takkan bersih kau mencuci dengan air seni.
Takkan tegak kebaikan dengan mencaci.
Dan takkan engkau raih derajat terpuji.
VI
Hiduplah dengan mencintai sesama.
Memberi manfaat pada semua.
Dan kepada pemilik Rahmah.
Bermohon Ridho dan cinta.
Sampai hari akhir tiba.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Sebuah misteri dicipta Ilahi di alam raya.
Tentang rasa cinta antara jiwa manusia.
Yang rampas semangat jiwa dan rasa.
Yang mampu ciptakan tumpukan dosa.
Cinta yang membuat ribuan pemikir habiskan waktu.
Mengungkap misteri yang ada sejak zaman dahulu.
Yang ada sejak manusia dicipta dalam rahim ibu.
Sampai kelak jasadnya tertutup nisan batu.
II
Cinta yang membuat kuatnya segala ingin.
Ciptakan airmata Qais yang diterbangkan angin.
Sampaikan tembangnya pada laila dimalam dingin.
Ciptakan kesetiaan bak kukuhnya pohon beringin.
Ada pembeda dua pilihan bak selaput sangat tipis.
Karena cinta ada bahagia, derita, sedih & tangis.
Yang dengan waktu ia pun menjadi terkikis.
Bak kukuhnya tebing yang akhirnya terbis.
III
Cinta seorang bunda menembus alam raya.
Lahirkan jutaan kata-kata indah sepanjang masa.
Tak mampu dituliskan dengan tinta seluas samudra.
Yang didalamnya terlibat kekuatan ridho dan cinta Ilahiah.
Adalah cinta seorang mujahid pada sebuah tansaksi suci.
Yang membela negeri dari ketamakan para pembenci.
Yang harapkan indahnya ganjaran dari Ilahi Robbi.
Atas darah yang mengalir dari pembuluh nadi.
IV
Apa dan kepada siapapun cinta.
Tetaplah ia punya etika dan kaidah.
Dalam lasih sayang bunda atau asmara.
Demikian juga cinta yang kurbankan darah.
Cinta agama bukan cinta yang kurbankan saudara.
Bukan pula perjuangan yang dilandasi dengan amarah.
Tetapi pembelaan diri atas musuh yang bersimaharajalela.
Atau agama suci yang diinjak-injak para pembenci yang nista.
V
Adalah sebuah kekejian tatkala ambisi dibungkus perjuangan.
Segala kutipan yang menguntungkan akan dibuat alasan.
Segala upaya yang halal dan haram akan dipergunakan.
Untuk mencapai ambisi syaitan yang diperturutkan.
Wahai tentara syaitan yang dipenuhi rasa benci.
Takkan bersih kau mencuci dengan air seni.
Takkan tegak kebaikan dengan mencaci.
Dan takkan engkau raih derajat terpuji.
VI
Hiduplah dengan mencintai sesama.
Memberi manfaat pada semua.
Dan kepada pemilik Rahmah.
Bermohon Ridho dan cinta.
Sampai hari akhir tiba.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar