Minggu, 10 April 2011

90-2011. Peradaban Yang Kalah

90-2011. Peradaban Yang Kalah

               Oleh
               Hamdi Akhsan

I
Hari-hari terakhir bumi para pencinta bersimbah darah.
Atas nama HAM wanita dan anak-anak  dibantai bagaikan domba.
Manisnya minyak di bumi Abasiyah telah korbankan  ratusan ribu jiwa.
Sungguh kehinaan di segala penjuru yang sudah begitu hebat dan merata.

Belumlah  kering darah mengalir di bumi Iraq, Negeri  Afghanistan pun dihancurkan.
Untuk para Mujahidin dan Taliban pembela tanah air cap teroris pun dilekatkan.
Atas nama Persekutuan pembunuhan wanita dan anak-anak dibiarkan.
Itulah nasib hina untuk sebuah peradaban yang dikalahkan.

II
Tiada lagi terdengar pembelaan dengan  darah terhadap saudara se-agama.
Kesatuan Aqidah dibius dengan nasionalisme sempit yang mempesona.
Saudara seiman di negeri lain menderita, namun ia tetap tertawa.
Dan putri Muslim yang  dinista tidak dirasa hinanya muruah.
Sungguh kini, musuh terbahak menginjak kepala.

Tiada lagi laksamana muslim yang menggentarkan nyali musuh bak Barbarosa.
Atau Qutaybah ibnu Muslim penakluk  Khurasan demi agama nan mulia.
Ataupun seperti Mahmud Sabaktekin sang penakluk negeri India.
Sungguh pemimpin negeri muslim dahulu amat berwibawa.

III
Namun, tatkala Racun nasionalisme telah ditertanamkan.
Bius  materialisme  dibungkus dengan  industri dijejalkan.
Peradaban yang  bertumpu ajaran Ilahi pun ditinggalkan.
Maka  tinggallah  umat yang  dulu mulia  dalam kehinaan.

Mengapa kaum muda  tidak belajar dari  perjalanan sejarah.
Tatkala Rasul, sahabat, dan penerusnya  mampu kuasai  dunia.
Dengan keyakinan terhadap ajaran Ilahi mereka hebat dan berwibawa.
Bukan seperti umat pada yang dalam kehinaan pasrah dan menyerah kalah.

IV
Dalam  rekaman kejayaan  masa lalu yang  bentangkan  hebatnya kejayaan.
Harusnya harga diri dan kemuliaan sekuat tenaga harus ditegakkan.
Bendera Tauhid dimuka bumi dengan semangat baja dikibarkan.
Larangan dan perintah Ilahi dengantanpa ragu dijalankan.

Percayalah, tiada  kerugian  dan sesal  hidup dalam taqwa.
Dihadapan para pembenci Ilahi kita akan tegak berwibawa.
Karena demi kemuliaan-Nya siap  kurbankan selembar jiwa.
Gentarkan hati mereka yang saat ini  pongah dan jumawa.

V
Kini satu-satunya jalan kemuliaan adalah percaya kepada Tuhan.
Melalui kitab suci segala perintah  dan larangan telah  ia sampaikan.
Tinggallah yang mana  akan dipilih, dipegang teguh dan diperjuangkan.
Walaupun segenap harta, darah,  dan cucuran  airmata akan dikurbankan.

Tak guna  airmata  sedih ratapi  kejayaan yang  pernah ada di masa silam.
Kalau generasi muda pembawa panji hanya termangu dalam diam.
Atau mereka asyik dalam indahnya godaan dunia malam.
sampai lumuran dosa didalam dada pun menghitam.

VI
Percayalah, bahwa musuh rapuh bagaikan sarang laba-laba.
Asalkan pencinta Ilahi tanamkan tak takut mati dan jauhi cinta dunia.
Dan segenap pengorbanan kelak  diganti dengan jannatul ma'wa.
Yang lebih mulia dibanding dunia beserta seluruh isinya.

Diujung  madah ini, padamu  kaum muda  kami berpesan.
Hiduplah  dalam harga diri  dan kemuliaan  Agama Tuhan.
Usah terlena rayuan syaitan yang dibungkus kebudayaan.
Sampai kelak kejayaan sebagai khilafah akan Allah berikan.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar