Minggu, 24 April 2011

115-2011. Engkaukah Sang Putra Zaman?

115-2011. Engkaukah Sang Putra Zaman?

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
di hari ini, Tsunami peradaban Dajjal menghantam nilai-nilai suci.
Bagai meteor ribuan tahun  silam hancurkan peradaban bumi.
Atau runtuhnya puncak himalaya ciptakan badai salju abadi.
Sungguh nilai-nilai  keesaan Ilahi kini telah dianggap mati.

Pejuang pembela tanah air dianggap sebagai teroris.
Bumi Afghan, Iraq, Checnya, Libya kini menangis.
Putra-putri  yang suci dipengaruhi  budaya iblis.
Dan keyakinan akherat pun kini kian menipis.

II
Dan Bala tentara maharaja iblis terbahak.
Mayoritas  manusia  kini telah berpihak.
Para  pencinta Ilahi kini pun terserak.
Tanpa kekuatan yang menghentak.

Adakah kini  suara  kebangkitan?
Yang mampu menggentarkan.
Yang dapat  membanggakan.
Untuk sebuah kemenangan.

III
Betapa dalam sejarah tertulis.
Tentang Kehebatan para perintis.
Yang tegar dan kokoh tiada tangis.
Dan sosoknya perkasa lagi menggiris.

Untuk  supremasi sebuah peradaban.
unggul senjata memang dibutuhkan.
Tapi semangat tetap didepankan.
Karena ia asal segala kekuatan.

IV
Betapa kukuh kekaisaran lama.
Perlahan hancur sendi dalamnya.
Karena pengisian ruhaniah hampa.
Dan karena  mengandalkan senjata.

Kini generasi  penerus  dininibobokkan.
Habiskan masa melalui banyak permainan.
Segala bentuk dan metode game disajikan.
Agar masa emas mereka terjauh dari bacaan.

V
Kekuatan  Dajjal bersatu buat cara-cara canggih.
Melalui riset  yang dikerjakan oleh ilmuwan terpilih.
Agar otak yang  ketagihan  membuat  mereka letih.
Dan latihan melalui kitab suci dan Sholat malam tersisih.

Belumlah lagi  simbol-simbol  Kabbalah kini dimunculkan.
Simbol peradaban Kuno Mesir yang kian dipopulerkan.
Sebagai  bahagian  utama dalam upaya  penyesatan.
Agar kaum  mudanya makin  jauh dari jalan Tuhan.

VI
Mengapa, Tuhan telah bersumpah demi waktu?
Karena dalam masa tersimpan rahasia tertentu.
Masa muda berjuang  bagai  mengukir batu.
Walau berat namun hasilnya sudah tentu.

Ketika masa  keemasan telah berlalu.
Jasad sudahmulai  lemah dan kaku.
Mental pun sudah mudah ragu.
Tampil di depan tak mampu.

VII
Tatkala masa muda tersia.
Tiada diisi dengan membaca.
Tidak diisi dengan berolahraga.
Maka jadilah generasi yang lemah.

Siapa Pemegang supremasi peradaban?
Adalah mereka yang unggul persenjataan.
Yang bekerja keras kuasai ilmu pengetahuan.
Dan memiliki  kekuatan ruhani  menggentarkan.

VIII
Manalah ada burung pipit yang mampu kalahkan elang.
Kalau kerjanya habiskan waktu untuk bersenang-senang.
Berfikir semu dalam permainan seolah menjadi petualang.
Dan tak sadar ketikamasa dewasa telah kian menjelang.

Betapa peradaban  suci akan sulit bangkit kembali.
Tatkala tidak ada pelanjut dari sebuah generasi.
Yang  berpikir keras  untuknya sore dan pagi.
Dan  serahkan hidup  pada kehendak Ilahi.

IX
Dihari-hari  pendek yang kini tersisa.
Kurindukan Al-Mahdi  suci akan tiba.
Membawa Cahaya-Nya kembali jaya.
Maka  kebahagiaan  bersama  dunia.

Pada-Mu hamba sandarkan asa.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar