Senin, 25 April 2011

117-2011. Rindu Cahaya-Mu

117-2011. Rindu Cahaya-Mu

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan



I
Cahaya itu hadir tatkala Musa hadir di Wadi Thuwa.
Pancarkan api semangat menggugat firaun sang penguasa.
Hempaskan kesombongan maharaja yang  dikawal ribuan tentara.
Yang di tengah hempasan ombak laut merah menangis dia tiada daya.

Cahaya itu yang bersinar  dari Mekkah tembus api abadi di negeri Parsi.
Hempaskan kesombongan kisra dan hancurkan kekaisaran romawi.
Yang ribuan tahun membakar api  jiwa para pencinta Ilahi.
Untuk berjuang merebut indahnya balasan surgawi.

II
Cahaya itu yang memanggil para pencinta menembus gelapnya malam.
Yang membakar  semangat Tariq bin Ziad ratusan tahun silam.
Yang memberikan rahmat dan cinta pada seluruh alam.
Yang mengasah jiwa-jiwa suci bagai batu pualan.

Cahaya-Mu membakar jiwa Zainal Abidin As-Sajad.
Untuk jauhi takhta dan sibukkan diri untuk bermunajad.
Betapa baginya sungguh kecil dan tiada berarti dunia ini derajat.
Yang didalamnya dipenuhi oleh  kepalsuan dan berbagai tipu muslihat.

III
Cahaya-Mu jua yang jadikan Uwais Al Qarni susuri sepinya gurun sunyi.
Seorang pencita-Mu yang pada ibundanya begitu ikhlas berbakti.
Yang ketulusannya telah menggetarkan jiwa seorang nabi.
Dan disisi-Nya tiada balasan  selain surga diberkati.

Sungguh cahaya-Mu adalah cahaya diatas cahaya.
Yang apinya  membakar ruhani para sufi  untuk berkelana.
Bertahun-tahun tinggalkan keluarga untuk hidup mengembara.
Sebarkan cahaya-Mu agar penghuni bumi mendapat limpahan rahmah.

IV
Api cinta-Mu membakar rasa  Sang Guru Rumi  untuk susun Matsnawi.
Limapuluh ribu bait kalimat puja tersusun begitu indah dan rapi.
Mempesona jiwa para pujangga yang hidup di zaman ini.
Yang tak mampu hasilkan karya dengan cinta sejati.

Cahaya-Mu lahirkan  Trilyunan kata  bernuansa puja.
Para pencinta berlomba susun kalimat doa yang menghiba.
Yang  dengan tangan gemetar  luncurkan kalimat penuh cinta.
Takuti pedihnya azab dalam  neraka dan merindukan indahnya surga.

V
Cahaya-Mu menerangi semua jiwa yang rindukan kehidupan akherat.
Yang sanggup tempuh jalan-Mu walau di dunia harus melarat.
Tegakkan kebenaran dan menentang perbuatan jahat.
Hanya kehendak-Mu yang dimuliakan setiap saat.

Dalam heningnya malam tatkala manusia terlelap.
Para pencinta bangun berdoa pada-Mu sepenuh harap.
Berharap akan diberi iman dan kecintaan pada-Mu yang tetap.
Dan mendapat kemuliaan dari-Mu dihari yang tak berguna segala ratap.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar