Sabtu, 16 April 2011

105-2011. Surat Terbuka Untuk Kaum Muda

105-2011.  Surat Terbuka Untuk Kaum Muda

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan

I
Anakku.
Negeri ini adalah negeri yang subur.
Segala  rahmat  telah Tuhan  tabur.
Tanah berhumus dan juga gembur.
Diberinya rezeki hujan  mengguyur.

Tapi mengapa orangnya pergi.
Tidaklah ingin jadi petani.
Pergi ke sawah setiap hari.
Mencari rahmat yang Tuhan beri.

Didalam tani terdapat berkah.
Rezeki halal yang Tuhan suka.
Dari bumi-Nya terpancar berkah.
diberi sehat jasad mereka.

II
Dahulu kerbau untuk membajak.
Cara berfikir orang yang bijak.
Kotoran menjadi pupuk terserak.
Dagingnya berharga emas dan perak.

Karena tertipu budaya baru.
Diganti traktor dulunya garu.
Memakan biaya sudahlah tentu.
Tak lama rusak kita tertipu.

Pupuk pabrikpun banyak dipakai.
Pestisida pun menjadi ramai.
Belalang dan serangga menjadi bangkai.
Rusaklah harmoni makanan rantai.

III
Anakku...
Beternak juga prilaku mulya.
Banyak mereka yang jadi jaya.
Harta terkumpul menjadi kaya.
Asalkan jauh sifat yang riya.

Hidup berdagang jadi pilihan.
Disana banyak rezeki Tuhan.
Asalkan jangan main tipuan.
Atau pun curang dengan timbangan.

Tiga profesi yang berdikari.
Orang kan hormat, Tuhan memberi.
Untuk korupsi terhindar dari.
Banggalah dengan diri sendiri.

IV
Anakku...
Kalaulah masih bisa dicegah.
Jadi TKI bukan dibangga.
Di negeri orang merana raga.
Hinaan juga tak bisa cegah.

Dahulu kita bangsa nelayan.
Berkah yang banyak Tuhan berikan.
Di laut luas mencari makan.
Bertabur mutiara dan juga ikan.

Jadi PNS juga tak salah.
Asalkan benar tidak masalah.
Mencari rezeki halal pun bisa.
Jauhi maksiat jauhi dosa.

V
Di ujung syair diri berpesan.
Pada anakku sebagai insan.
Bekerja keras janganlah bosan.
Sampai jasadmu diberi nisan.

Hidup di dunia hanya sebentar.
Mari jalani sepenuh sadar.
Malaikat datang nanti gemetar.
Disiksa diri sakit menggelepar.

Diakhir syair kuucap salam.
Selamat ibadah selamat malam.
Berdoa kita pada penguasa alam.
Dimasukkan ke surga Darussalam.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar