Oleh
Hamdi Akhsan
I
Anakku...
Ingin kukisahkan padamu tentang akhir para pendurhaka.
Yang penentangannya terhadap kebenaran membuat-Nya murka.
Yang hidup ketidak percayaan terhadap dahsyatnya siksa api neraka.
Dan disesatkan kehidupannya karena merasa hebat dengan ilmu mereka.
Bencana pertama karena Qabil turutkan amarah lakukan pembunuhan.
Atas nama nafsu syahwat penumpahan darah habil telah ia halalkan.
Walau sepanjang hidupnya ia membawa segenap penyesalan.
Tetaplah kelak ia dituntut pertanggungjawaban.
II
Kedua bencana Nuh telah berikan gambaran.
Betapa tidak sukanya Allah laku pemberhalaan.
Baik yang abstrak ataupun yang dinyatakan.
Banjir yang amat dahsyat lantas Ia tumpahkan.
Prilaku seperti kaum Nuh kemudian berulang.
Kaum Hud lupa diri oleh subur kebun dan ladang.
Berhala shamud dan Al Attar pujaan terpandang.
Seruan ke jalan tauhid dan kebaikan ditentang.
Maka datanglah kekeringan yang menyengsarakan.
Namun tetaplah mereka hidup dalam pembangkangan.
Walau telah diulang kembali peringatan dengan kesabaran.
Akhirnya awan hitam menghanguskan mereka dalam kedurhakaan.
III
Anakku...
Ternyata pembangkangan nafsu tetap dilakukan umat Nabi Saleh.
Mereka tak pedulikan mana yang dilarang dan yang boleh.
Seruan sang Rasul tidak dipandang dan tidak ditoleh.
Bahkan ancaman azab Ilahi pun dianggap remeh.
Tatkala larangan membunuh unta mereka langgar.
Gempa dan tanah longsor pun datang menggelegar.
Dan terlambat mereka untuk bertaubat dan sadar.
Karena menentang Perintah Ilahi Yang Maha Besar.
Sungguh didalam kitab suci dapat diambil pelajaran.
Tentang umat dahulu yang membangkang pada Tuhan.
Mereka diazab dengan siksa yang pedih dan menyakitkan.
Dan tiada satu pun kebanggaan yang dibela mampu menyelamatkan.
IV
Anakku...
Namun kebanyakan manusia di bumi tidak mau belajar dari sejarah.
Kerusakan moral yang menimpa umat Nabi Luth makin parah.
Hubungan sejenis dan maksiat dilakukan sesuai selera.
Maka dimusnahkan mereka dengan gempa tiada tara.
Penyebab dibaliknya Soddom dan Gomorah terulang.
Hubungan bebas sejenis dan beda sudah tak terbilang.
Tak peduli peringatan bencana Tsunami telah datang.
Ataupun gempa besar seperti yang melanda Padang.
V
Kesombongan diri melanda Namrud begitu luarbiasa.
Pengagungan terhadap berhala yang dianggap perkasa.
Peringatan Ibrahim Khalilullah dianggap perbuatan dosa.
Maka Ia pun dibakar dalam lautan api yang panas membara.
Demikian juga kesombongan dan pembangkangan Firaun.
Murka ia terhadap peringatan Musa dan Saudaranya Harun.
Penyihir yang hebat dan angkatan perang pun dihimpun.
Namun ia dibinasakan di laut merah tanpa ampun.
VI
Sejarah dan kejadian masa silam telah ajarkan,
Betapa hebatnya seorang Jenghis khan,
Terjatuh dari kuda Allah matikan,
sebuah cara yang memalukan.
Demikian juga masa kini,
Ada Negara yang sangat keji.
Sewenang-wenang sesuka sendiri.
Menabur kematian dan kehancuran tiada terperi.
VII
Tunggulah saatnya mereka yang sewenang-wenang karena perkasa.
Akan datang suatu hari tatkala Allah menjadi Murka.
Akan didatangkannya ribuan malapetaka.
Yang membuat kehinaan merata.
Dimasa lalu ada Kekaisaran Romawi yang 700 tahun berkuasa di bumi.
Bersaing seimbang dengan kekuatan Kisra di Negara Parsi.
Dihancurkan oleh semangat juang para pencinta Ilahi.
Dan Kebenaran pun tegak menyinari.
VIII
Tatkala akhir zaman menjelang.
Negara Barat yang kuat senjata sewenang-wenang.
Atas nama kebohongan yang absurd negara lain diserang.
Dan segala kekayaan dirampas olehnya yang menjadi pemenang.
Sedangkan Negeri para pencinta Ilahi hanya jadi pecundang.
Karena penguasanya sibuk dengan maksiat dan berdendang.
Hari-hari mereka bergelimang harta dan bersenang-senang.
Tak peduli kelaparan dan kemiskinan melanda banyak orang.
IX
Anakku...
Lihatlah negeri menjelang hancur karena kebusukan sendiri.
Karena hampir semua orang pertuhankan materi.
Tak sadar betapa iblis telah menipu diri.
dan menjauhkan kita dari Ilahi.
Anakku, hanya pada-Nya kita kembali.
Sebab itu selalulah benahi diri,
Pegang teguhlah kitab suci.
Agar engkau dicinta Ilahi.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar