Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Betapa kini kidung Suci hamba-Mu Daud telah menghilang.
Angin gurun yang menderu dihadang pencakar langit menjulang.
Padang gembala tempat Uwais Al Qarni sujud telah berdiri puluhan kilang.
sungguh keberkatan bumi para Nabi telah berubah menjadi tempat yang malang.
Kekasih...
Mengapa tidak lahir lagi para ulama yang fatwanya getarkan para pencinta dunia.
Atau Sang Panglima perkasa yang rela syahid bela umat agar tidak dihina.
Atau himpunan Keulamaan dan Kepanglimaan seperti Ibnu Taimiyah.
Yang dengan gagah hadapi tentara mongol di Barisan pertama.
II
Kekasih...
Betapa keindahan dunia dan tipuan umur telah lahirkan kehinaan.
Ajaran suci-Mu lebih disukai mereka yang hidup dalam kepapaan.
Di rumah mereka yang berharta kitab-Mu hanya jadi pajangan.
Dan bila musibah datang melanda diri rapuh bagai hilang pegangan.
Pada sebahagian lain agama menjadi objek yang diperdagangkan.
Yang kehebatannya dinilai dari banyak sedikitnya menyerap iklan.
Dan Para da'i yang disenangi adalah mereka yang banyak banyolan.
Bukan yang dengan tegas sampaikan kabar gembira dan peringatan.
III
Dalam kehampaan peradaban kini.
Siang berlalu, malam tiba dan datanglah pagi.
Tempat yang dulu penuh keramaian kini telah sepi.
Dan segala kemuliaan hidup pun ditinjau dari sudut materi.
Tanpa terasa, waktupun berlalu bagaikan anak panah.
Ketuaan melanda jasad setiap insan yang fana.
Yang abadi hanya Robb Maha Sempurna.
sedang diri berkubur didalam tanah.
IV
Betapa banyak manusia tertipu dalam waktu.
Hidup didunia dibawah kendali hawa nafsu.
Menganggap benar banyak aspek yang keliru.
Dan terlena oleh fatamorgana yang menipu.
Kekasih...
Dalam tangis ketakberdayaan seorang hamba.
Pada-Mu jua kepedihan diri ini tertumpah.
Sujud dan doaku iringi sembah.
Agar Iman tiada berubah.
V
Masihkah...
Dada yang sesenggukan dalam pekatnya embun.
Yang matanya basah tatkala memohon ampun.
Yang menggigil ingat hari saat berhimpun.
Dan kumpulkan amal bagai pohon rimbun.
Kekasih.
Selamatkan hamba dari himpitan pedih sakaratul maut.
Yang sakitnya bagai akar pohon yang tercerabut.
Berilah kemuliaan mati sebagai orang dijemput.
Dan jauhkan dari azab yang membuat takut.
Kekasih...pada-Mu jua hamba berpaut.
Inderalaya
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar